Ep. 5

147 26 4
                                    

— .
Setelah sampai mall tujuan,
Mas Dirga membuka-kan pintu mobil nya lagi, seperti keberangkatan tadi di rumah.

Kaki ku beranjak keluar dari mobil.
Mas Dirga menutup pintu mobilnya.

Ia berjalan mendahuluiku.
Langkah kakinya yang panjang semapai karena tubuhnya yang tinggi, membuat aku jadi kewalahan untuk menyamakan langkahnya.

Aku berhenti sejenak, melihat punggung laki-laki itu perlahan menjauh. Seperti sosok yang tidak bisa ku gapai. Lalu dia menoleh ke belakang.

Menghampiriku dengan senyuman tipis, lalu menggandeng tanganku.

"Kenapa diam saja?" tanya nya sambil menarik tanganku untuk berjalan. Ia menyamakan langkah kaki ku yang kecil.

"Gapapa mas... ada hal lain yang aku pikirin tadi"

"Padahal sedang bersama saya? mikirin apa?" tanya nya. Aku hanya menggelengkan kepala.

"Kita belanja dulu bagaimana? Saya pengen beli tuxedo baru untuk kerja. Sekalian saja kamu beli juga"

"Makasih banyak mas.." ucapku lembut.

— — .

Masuk kedalam Mall dan mencari-cari baju yang Mas Dirga butuhkan. Ia benar-benar serius memilih baju kerja nya.

Dia tahu percis apa yang dia suka dan dia butuhkan. Warna-warna tuxedo yang elegan, Kemeja-kemeja yang sangat terlihat classy. Bahkan dia tidak menanyakan pendapatku.

"Kamu ga pilih baju?" tanya Mas Dirga sambil menghampiri ke arahku.

"Nanti aja mas.."

Mas Dirga menarik tanganku dan berjalan kearah 'Women' menyuruhku duduk di sofa fitting room. Lalu ia meninggalkanku. Ada apa ini?

Selang beberapa menit, Mas Dirga kembali kearahku dengan beberapa asisten butik, membawa beberapa helai baju.

Mas Dirga duduk disampingku,

"Coba satu-satu, perlihatkan ke saya, nanti saya pilihin yang mana yg paling sesuai sama kamu" ia menyilangkan kakinya dan mengambil 1buku fashion yang ada di meja fitting.

Aku mulai mencobanya,
satu persatu baju yang aku pakai, aku tunjukan, ada beberapa baju yang mendapatkan 'Anggukan' Mas Dirga. yang berarti, baju tersebut bagus. Dan ada juga beberapa baju yang mendapatkan 'gelengan' dari Mas Dirga.

Baju terakhir, dress silky hitam yang lembut, potongan dada yang seksi tapi tidak terkesan murahan, dress itu panjang sekitar dibawah lutut. Seperti untuk dress Dinner.

Aku keluar, memperlihatkan baju terakhir ke hadapan Mas Dirga. Ia menengok ke arahku dan mengangguk lalu membuang muka.

Apa ini? dia memberikan anggukan, namun membuang muka lalu pergi begitu saja tanpa omomgan sama sekali. Aku buru-buru berganti pakaianku dan menghampiri Mas Dirga yang sudah berada di depan Butik menungguku.

"Mas, ada yang salah?" tanyaku sambil memegang kerah tangan kemeja nya.

"Tidak..." jawabnya singkat namun lembut. Aku melihat ke arah kupingnya yang memerah.

"Sudah yuk, kita makan siang" ajaknya kepadaku. aku hanya menurut dan mengekor dibelakangnya. Ia tak menggandeng tanganku. Tak menengok kebelakang seperti tadi.

Seperti sedang marah? pikirku.

Breaks The Wall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang