☁😊☁☁😊☁😁☁
☁😊☁☁😊☁☁☁
☁😊😊😊😊☁😊☁
☁😊☁☁😊☁😊☁
☁😊☁☁😊☁😊☁Jam 08.00 pagi terlihat seorang pria mungil yang baru saja bangun dari tidurnya.
" Hoam aku di mana " Ucap nya dengan mata yang masih mencoba menetralkan dengan cahaya di ruangan.
Tiba - tiba pintu terbuka.
" Kau sudah bangun " Ucap nya sambil berjalan mendekat ke ranjang ke arah pria mungil tersebut.
" Kamu lagi, pergi sana, aku gak mau lihat muka kamu lagi " Teriak pria mungil tersebut dengan nada takut kepada namja yang baru saja masuk ke dalam kamar nya dan malah duduk di tepi ranjang sedangkan dia mencoba mundur.
" Apa kamu takut dengan kami sayang " Ucap namja yang baru saja masuk karena mendengar teriakan si mungil.
" Sekarang ini kamu milik kita jadi apapun yang ingin kamu lakukan harus lapor pahamkan " Sambung namja lain nya.
" Gak siapa kalian beraninya mengatur ku, aku mau pulang minggir " Ucap pria mungil tersebut sambil berjalan menuju pintu keluar.
" Jangan macam - macam kalau kamu tidak ingin kami berbuat lebih " Ancam namja lainnya.
" Sudah cukup kalian mengambil mahkota ku, sekarang lepaskan aku " Ucap pria mungil tersebut sambil mencoba melepas kan diri dari cekalan salah satu namja tersebut.
" Seperti nya kita harus melakukan lebih biar jerah " Ucap namja yang lebih muda dengan smirk nya.
" Yak lepas kalian ingin bawa aku kemana? " Teriak pria mungil tersebut sambil terus mencoba memberontak karena sekarang terus coba di tarik oleh mereka.
" Akhhh sakit pabo " Marah nya karena merasa sakit di bagian bawah saat mereka masih tetap menarik nya dengan menuruni tangga.
Tiba - tiba namja tersebut langsung mengendong ala bridal style menuruni tangga.
" Kenapa kalian bawa aku kesini " Ucap pria mungil tersebut sambil mencoba menahan rasa takut karena tempat yang mereka datangi sangat lah lusuh, terdapat bau yang sangat menyegat seperti bau darah mungkin dan tempat yang seperti tidak terurus.
" Ingin membuat kamu jera itu saja " Ucap yang lebih muda lagi.
" Apa jangan bilang kalian ingin menyiksaku, JAWAB " Tanya pria mungil dengan nada sedikit ragu.
" Turunkan dia hyung kita mulai aja sekarang " Ucap nya dengan nada tidak sabar.
Pria mungil tersebut langsung di turunkan.
" Akhhh aku mohon jangan apa - apa kan aku, hmm aku janji gak bakal melawan, aku bakal nurut ke kalian janji gak bohong " Tawar lelaki mungil tersebut dengan tangan membentuk 2 jari.
" Tapi sayang nya kita gak percaya " Ucap namja tertua ke dua sambil mengeluarkan benda kecil tapi runcing dan tajam dari dalam laci yang berada di ruangan.
" Apa yang akan kau lakukan dengan benda tersebut " Ucap lelaki mungil sambil mundur ketakutan karena melihat benda nya saja sudah sangat menakutkan.
" Tidak lebih hanya sebuah nama untuk menandai bahwa kamu milik kami " Jawab namja tersebut dengan santai.
" Apa maksut kamu "
" Yak apa yang kau lakukan " teriak lelaki mungil tersebut karena secara tiba - tiba dua orang mengunci pergerakan nya dan satu lagi mendekat dengan membawa benda tersebut.
" Diamlah jangan memberontak " Ucap yang lebih muda dengan nada datar nya tapi terkesan menakutkan.
" Adek ku benar kalo terus memberontak kau yang akan sakit sendiri " Peringatnya dengan kelembutan tapi ya terkesan menyeramkan juga.
" Kalian adalah laki - laki gila yang pernah aku temukan, brengsek " Marah lelaki mungil tersebut dengan perasaan campur aduk marah, sedih, takut, dan lain nya yang rumit.
Tiba - tiba.
Aakkkhhhh
Satu tetes dan terus menerus darah mengalir berasal dari lengan tangan bagian kiri lelaki mungil tersebut.
Lelaki mungil tersebut terus memohon agar mereka menghentikan nya tapi sayang mereka terlanjur menikmati permainan hingga lupa untuk berhenti.
Hampir 20 menit mereka terus mengukir sebuah nama di lengan tangan kiri nya dengan keadaan lelaki mungil tersebut yang melemah dan akhirnya jatuh pingsan.
" Ais hyung dia malah pingsan " Kesal yang lebih muda karena belum selesai bermain tapi permainan nya sudah tidak bergerak.
" Biarkan aku yang membawa dia ke kamar" Tawar yang lebih tua.
Thanks ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Asking For Help ✔
Fanfiction" Ah ahjusi aku turun di sini saja " Ucap Renjun sambil melirik 4 namja yang sedari tadi menatap Renjun dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. " Apa kamu pikir bisa keluar dengan semudah itu " Ucap namja 2 yang berada tepat di samping Renjun seb...