Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Pada akhirnya, Gu Wei kembali ke rumah sakit setelah berhasil memaksa Chen Yu berjanji untuk tidak menghindar lagi. Dia berusaha mengabaikan masalah utama yang melanda adik kecil lelaki tampan itu. Membiarkan Chen Yu memadamkan kobaran nafsu secara mandiri, dia tidak wajib untuk bertanggung jawab, bukan? Meskipun dia tahu sekarang bahwa dia adalah penyebab utama makhluk mungil itu bertransformasi menjadi monster besar.
Gu Wei sedikit banyak menyesali paksaannya kepada pihak lain. Takut-takut ketika mereka sering bertemu, Chen Yu akan lebih sering berdiri lagi. Ada perasaan tidak tega menyelinap di hati ketika harus membiarkan lelaki tampan itu bermain-main dengan penis di usia yang masih muda. Namun, Gu Wei lebih tidak tega lagi jika membiarkan dirinya yang membantu Chen Yu melakukan pelepasan. Tidak! Itu tidak akan terjadi.
Terlalu hanyut dalam pikiran rumit tanpa sadar gorden telah disibak dengan kencang, menampakkan diri Gu Wei dari persembunyian. Lelaki manis itu sedang duduk merenung di atas ranjang yang berada di ruangan Dokter Jin. Setiap kali pasien datang, dia akan disembunyikan seperti seorang selir. Ketika pasien telah pergi, dia akan kembali dihampiri untuk tindak interogasi lebih lanjut.
Dokter Jin merasa gemas hanya untuk mengetahui bahwa dia lebih sadar akan perasaan yang berkembang dalam hati Gu Wei ketimbang lelaki manis itu sendiri. Sebagai lelaki pihak bawah selama bertahun-tahun, bisa dikatakan dia adalah senior dalam dunia homoseksual. Dia jelas tahu apa arti permasalahan pada diri Gu Wei. Merasa cemas akan keadaan Chen Yu, Gu Wei sangat ingin membantu, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Hanya bermodalkan keinginan tersebut, Dokter Jin dapat menebak dengan baik bagaimana perasaan Gu Wei. Namun sayang, prediksinya berkali-kali disangkal.
"Untuk apa kamu membantu? Jika kamu tidak menyukainya, kamu tidak akan repot-repot memikirkan cara untuk membantu." Dokter Jin menenggak botol minum yang sebenarnya ingin diberikan kepada Gu Wei. Dia merasa frustasi akibat kegigihan pihak lain dalam melakukan penyangkalan.
Gu Wei menepuk keras tengkuk Dokter Jin hingga membuat dokter itu tersedak dengan tidak anggun. "Aku sudah mengatakannya berkali-kali, Chen Yu itu seperti adikku. Kalaupun aku benar-benar menyukai lelaki, aku tidak akan menyukainya."
"Kalau begitu berikan dia kepadaku," timpal Dokter Jin dengan nada tegas dan penuh keseriusan. "Aku tertarik kepadanya."
Mendengar itu, raut wajah Gu Wei berangsur-angsur menjadi buruk. Dia tidak senang jika orang-orang terdekat terlibat dalam suatu hubungan, itu akan membuat mereka cenderung mengabaikan kehadirannya. Terlebih lagi, dia tidak dapat membiarkan Chen Yu berkencan dengan Dokter Jin. Sudah bertahun-tahun mereka berteman, membuat Gu Wei tahu bahwa Dokter Jin tidak akan pernah puas dengan satu pasangan. Dia akan menggenggam tangan lelaki yang berbeda hanya dalam waktu satu minggu. Gu Wei tidak ingin mengambil resiko, dia ingin melindungi Chen Yu, tidak ingin melihat lelaki tampan itu mendapatkan kesan menyakitkan pada kisah cinta pertamanya. Dengan demikian, Gu Wei tidak akan pernah membiarkan mereka bersama sampai kapan pun.
"Chen Yu tidak akan tertarik padamu," Gu Wei mengatakan kalimat acak. Sebenarnya dia tidak yakin akan hal tersebut mengingat seberapa lihai Dokter Jin mengambil hati orang. Meski Chen Yu memiliki penampilan luar yang tampak tidak dapat disentuh, tetapi dia tahu dengan pasti ada sisi polos dalam diri lelaki tampan itu. Sedikit saja mendapatkan rayuan, mungkin dia akan tergoda.
Mata Gu Wei berkaca-kaca tanpa sadar. Merasa pening akibat pikiran-pikiran asing mulai berdatangan di kepala. Belum lagi desakan dari Dokter Jin yang ingin mendekati Chen Yu. Satu-satunya hal yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan diri dari ledakan amarah yang entah kenapa menguasai dirinya. Jika dia terus berlama-lama tinggal di ruangan Dokter Jin, tidak menutup kemungkinan dia akan memorakporandakan tempat itu. Merasa tidak terima jika terus-menerus mendengarkan kalimat pemujaan dari orang lain untuk Chen Yu. Namun, perlu digarisbawahi jika dia merasa marah karena benar-benar tidak ingin Chen Yu jatuh ke tangan orang yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...