- Pagi cerah kayak muka kunti

402 69 55
                                    

Burung berkicau terdengar, mata safir itu mengerjap perlahan, mengusap matanya yang perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Burung berkicau terdengar, mata safir itu mengerjap perlahan, mengusap matanya yang perih

"Ah.. Apa aku menangis berlebihan?" gumam Taufan melihat dirinya sendiri di cermin

Sejenak Taufan merasa pusing, mungkin dia sakit karena telat tidur tadi malam

Tok tok tok

Bunyi pintu terdengar, Taufan diam saja

"Bangun Taufan!! Kau sekolah gak?!" teriak Halilintar dari luar pintu

"Engga kak! Ufan izin" teriaknya balik

Sementara Halilintar yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala dan pergi ke kamar sendiri. Bersiap-siap kembali ke cafe

Lalu Halilintar mulai merapikan kasur, mandi, dan menyisakan tiga potong roti untuk tiga adiknya itu. Segera, Halilintar pergi dari rumah dan membiarkan ketiga insang berinteraksi di rumah

Namun, sebelum ia pergi. Ada sesuatu yang membuat Halilintar merasa janggal, akhirnya dia memutuskan sedikit telat datang ke cafe

"Uhuk-uhuk!" suara batuk terdengar, asalnya dari kamar Taufan

Saat Halilintar ingin melihat adiknya itu, sejenak ada notifikasi dari handphone nya

'Hari ini kau libur ya Hali, katanya bos cafe cuti dulu'

Halilintar yang mendengar itu pun mendengus pelan

Kalian pasti bertanya-tanya dimana Blaze dan Thorn. Jawabannya mereka berdua sedang menginap di rumah teman! Yap, Halilintar memperbolehkannya asal dia anak itu mau makan nasi - because Blaze Thorn ga suka nasi.

Disisi Taufan

Mendadak mata sang manik safir itu melotot tidak percaya, ia memuntahkan cairan merah hangat dari sudut bibir

'Kok darah?!' pikirnya

Secepat mungkin Taufan membasuh bibirnya dan menyiram darah sisa di wastafel kamar mandi

.

Halilintar merasa haus, mungkin ia pikir bagus juga kalau membuat kopi dingin. Segera ia pergi ke dapur yang dekat dengan kamar mandi

Mengambil bubuk kopi di lemari makanan, merebus air hangat dan menyiapkan es batu

Sementara Taufan tiba-tiba saja keluar dari kamar mandi lantas terkejut melihat kakaknya di dapur

"P- pagi kak" sapanya begitu

Halilintar yang mendengar itu hanya berdehem dan membawa kopinya ke meja makan

Taufan yang hanya diberi respon singkat memutuskan kembali ke kamar, tidak mau sedih berlama-lama karena hal kecil itu

Lalu kakinya berjalan di tangga lantai dua, mendaki seperti naik ke gunung, naas taufan terdiam sejenak

'Astagfirullah kenapa lagi sih badan gw' pikirnya begitu sejak merasa kepalanya pusing

Taufan pun akhirnya pasrah dan berjalan lemah hingga masuk ke kamar logo anginnya

Secara tidak sengaja halilintar melihat hal itu dan terkekeh kecil

Lalu mengambil teh instan dan air hangat plus 5 sendok gula untuk minumannya

Setelah selesai membuat, halilintar segera pergi membawa teh hangat itu ke kamar Taufan

Tuk tuk

Halilintar mengetuk, menunggu sang pemilik mau membukakan pintunya

Taufan yang mendengar itu pun mengatakan sesuatu

"Masuk aja kak" ucapnya begitu

Halilintar pun masuk, menarik sebuah kursi agar berdekatan dengan kasur Taufan. Lalu meletakkan teh di meja mungil, dan menatap serius Taufan

"Kau tadi kenapa Fan? Jalanmu pelan" tanya halilintar dengan muka introgasi

Taufan yang mendengar itu hanya sweet drop

"Ufan cuma pusing hheh" jawabnya

"Jujur gw ga suka lu bohong Fan" sinis Hali

"Sumpah aku ga bohong!" teriak Taufan kesal

Halilintar yang mendengar itu hanya tersenyum tipis

"Nih minum tehnya, biar lu ga pusing"

Taufan pun meminum teh itu perlahan, menyeruputnya

"Manis amat woi! Kakak kasih brp sendok?!" kaget Taufan

"Lima" jawab Hali dengan muka polos

"Emang aku thorn apa?"

- bersambung

'ʟᴇᴛ ᴍᴇ ʜᴇᴀʟ ʏᴏᴜ 🌪 - #Taufan [Nge-stuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang