"Kak.. Kau tidak bisa disini" ucap Gempa sambil memegang tangan Taufan
"B- bisa gem, bukankah kalian seharusnya memperbolehkan aku ikut kalian?!" ucap Taufan dengan mata yang mulai berair
"H- hei kak, tenanglah. Ada apa disana? Apa mereka membuat masalah?"
"H- hiks.. Aku mau mati, aku ga mau disalahin gem"
"Astagfirullah! Kakakku kesurupan apa sampe mau ikut kita ke alam lain" ucap Ice yang dari tadi manja-manjaan dengan paus birunya
"Hei.. Aku boleh ikut kalian kan? Kumohon, gem, ice, sol"
"Tidak kak, kau harus menemani kak Hali. Kakak tertua kita harus punya tanggung jawab" - solar
"Icy emng maunya dielus kakak, bukan solar. Tapi ga gitu juga, kan ada waktunya sendiri klo kakak gabung sama kita" - ice
"Itu benar, bukankah kak Taufan berjanji menjaga semua yang bernafas?" - gempa
"A- aku.."
.
Ugh..
Mataku mengerjap beberapa kali, cahaya terang menusuk mataku. Aku melihat bayang-bayang dokter mematikan lampu, sejenak gelap kembali menelan ruangan. Aku menutup mataku lagi, membiarkan pusing menguasai kepalaku
Aku mendengar sedikit, ada sebuah suara kecil. Obrolan kakakku dengan dokter disana, aku berusaha beranjak dari kasur ini, tapi rasanya tubuhku tidak bisa bergerak sama sekali, bahkan rasanya sulit berbicara
Sebenarnya apa yang terjadi dengan badanku, aku takut operasi itu gagal. Yang kuingat hanyalah tanganku yang mulai dibius, dan pertemuanku dengan saudara lain
Tanpa kusadari sosok merah ruby menghampiriku, menangis sejadi-jadinya. Aku tidak tahu kenapa dia begitu, apa dia takut kehilangan aku? Ah basa-basi
Aku hanya tersenyum simpul, kurang tau kronologis lengkapnya. Lalu aku membiarkan dokter masuk dan tiba-tiba saja kak Hali keluar dari sana
"Taufan, ada yang mau kubicarakan" ucap dokter itu kepadaku
Aku hanya mengangguk paham, dan pembicaraan pun kami mulai
"Maaf, kami sudah berusaha se-optimal mungkin, tapi operasi tadi tidaklah berhasil. Sel sel itu hanya terangkat sedikit, dan kau perlu banyak minum obat dan makan untuk sembuh" ucapnya kepadaku
Aku sedikit terkejut, memastikan omongan dokter tadi hanya bohongan. Tapi apa daya, yakali dokternya nipu kayak preman dijalan
Tak lama kemudian aku dibantu duduk di kursi roda, katanya sih biar ga cape jalan. Aku turutin aja
Lalu dokter itu menyuruh seorang suster membawaku ke ruang rawat inap, membiarkan aku merebahkan badan disana
Ini terasa seperti mimpi, pertanyaan masih merajalela di benakku. Memangnya kak Hali masih peduli? Apa.. Dokter itu mengatakan kalau operasinya gagal dan kak Hali men-capku sebagai anak yang cacat?
Aku memilih diam, lebih baik menatap keluar jendela. Hembusan angin itu menerpa muka ku, rasanya jauh lebih baik
Sejenak aku melihat kakakku mendatangi diriku
"Taufan.." dia berkata seperti itu, lalu memelukku. Mungkin dia benar-benar khawatir
"Uhuk..!" secara tidak sengaja aku batuk, mungkin sedikit sesak. Kakakku yang tau itu segera memberikan tabung oksigen dan menatapku dengan sendu
— bersambung - typo adalah seni, jadi dimaklumi ygy
KAMU SEDANG MEMBACA
'ʟᴇᴛ ᴍᴇ ʜᴇᴀʟ ʏᴏᴜ 🌪 - #Taufan [Nge-stuck]
Fanfic"Kasih sayang tu apa si? Benda kah?" "Benda pala lu, jn bundir lah" ©Monsta - hanya meminjam karakternya - Jangan dibawa serius, hanya untuk hiburan. Enjoy