- "gw peduli ma tu ank"

414 62 52
                                    

Sejenak Taufan terdiam setelah meminum teh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejenak Taufan terdiam setelah meminum teh itu

"Jujur ufan ga minta kakak percaya, tapi td malam ufan pulang telat karna ikutin kakak ke cafe. Firasat ufan buruk waktu itu" ucap Taufan sambil melirik ke arah jendela yang terbuka

"Gw bisa jaga diri sendiri, lu yg gw khawatirkan Fan. Harusnya lu jaga rumah bukan ikutin gw" ucap Halilintar sambil menasehati adiknya itu

Taufan yang mendengar itu pun tidak mau menatap halilintar, entah kenapa dia kesal

"Terserah"

"Thorn sm blaze gak ada di rumah, lu malah ikutin gw. Yg jaga rumah siapa entar? Kalau ada maling atau apa gimana?" omel Hali

Namun yang hali dapat hanya Taufan yang terus diam

Sejenak Taufan merasa mual, bergegas ia berlari ke lantai bawah, menuju kamar mandi

"H- hurk.. Hoek.." muak Taufan di kamar mandi, darah kembali keluar dari mulutnya, ditambah batuk berdarah

Halilintar pun mulai curiga, dia bergegas ke kamar mandi bawah dan menemukan adiknya itu mencuci mulut dari darah

"Lo knp Fan?" tanya kakaknya dengan khawatir

"E- eh gapapa kak. Cuma cat heheh"

"Cat? Kok bau amis hm?"

"Y- ya mana kutau!"

Karena kesal, kakaknya itu menggenggam kuat tangan Taufan

"L- lepas hiks.."

"Kau ada penyakit apa?" tanya halilintar lembut sambil menatap Taufan

"Ga tau" jawab Taufan sambil mengalihkan muka

"Kita ke RS, siap-siap" ucap Halilintar sambil pergi meninggalkan Taufan

.

Hening, tanpa suara. Perjalanan mereka terlalu sunyi, entah karena Taufan takut Halilintar marah atau Halilintar takut berbicara dengan Taufan

"Kak..."

"Apa?"

"E- eh gajadi" mendadak saja Taufan kembali grogi

"Katakan saja, aku tidak marah" ucap kakaknya lembut

"Maaf merepotkanmu kak, harusnya Ufan kayak blaze sama thorn yang mandiri"

Halilintar yang mendengar itu terdiam, sedikit rasa sedih menimpanya

"Tapi jangan sepenuhnya seperti mereka, Thorn itu... orangnya bisa di andalkan tapi dia pernah kena narapidana karena membunuh seseorang untuk menyelamatkan Solar saat masih kecil..." ucap Hali sambil fokus melihat perjalanan, yap mereka naik bus. Halilintar masih takut untuk mencoba menyetir mobil, kejadian dulu itu

"Blaze, dia itu bisa apa saja. Semua bisa dia taklukkan, tapi kau tidak bisa seperti itu Fan, itu bukan sesuatu yang benar"

Taufan yang mendengar penjelasan itu hanya melamun, terdiam akan kata-kata kakaknya

"Setidaknya kau ambil sikap positif mereka, jangan ambil semuanya. Kau satu-satunya yg kakak miliki sekarang saat Thorn dan Blaze jarang ke rumah..." ucap sang kakak sekali lagi

Sedikit rasa lega timbul di hati Taufan, sejenak ia tersenyum tipis. Mungkin kakaknya masih peduli, iyakan?

Bus itu telah berhenti di halte tujuan mereka, Halilintar dan Taufan segera turun dari bus itu dan pergi ke dalam RS

Saat di lorong loby Taufan menghentikan langkahnya

"Ada apa?"

"Kuharap kakak tidak keberatan, lain kali aku berusaha tidak merepotkan" ucap Taufan sambil tersenyum sendu

"Jangan bicara seperti itu, jika kau ikut bersama salah satu adikmu itu. Tidak ada yg bisa kakak ajak kemanapun dan bicara..."

"B- baiklah" jawab Taufan sambil mengusap matanya yang berair, sepertinya bumbu bawang terkena mata anak itu //plak

"Alasan kakak bersikap tegas padamu, agar kau belajar Fan. Bahwa kakak tidak membenci mu tapi menyayangi mu" ucap Halilintar sambil mengecek jadwal dokter di meja reservasi

Sementara itu Taufan memperhatikan kakaknya, sambil menunggu dokter yang sesuai dengan gejala yang dialaminya

Tiba-tiba sesuatu buruk terjadi, sesak. Taufan merasa dirinya seperti tenggelam di Samudra, kepalanya mulai kambuh, bertengkar dan membuat pusing segalanya. Segera ia menggelengkan kepala dan menyadarkan dirinya sendiri

'Tenanglah Taufan, ini hanya perasaan mu' batinnya

Tanpa Taufan sadari kakaknya itu menggenggam tangan Taufan dengan lembut

"Ayo kita ke ruangannya" sambil menarik tangan mungil Taufan

.

"Jadi gejalanya apa?" tanya sang dokter sambil memerhatikan Taufan yang sedikit bertingkah aneh (?)

"Dia.. Batuk, dan muntah darah" ucap Hali dengan raut muka khawatir

"Maaf Taufan, bisa kau jelaskan kenapa itu bisa terjadi?"

Taufan yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh

"A- anu..."

- bersambung

'ʟᴇᴛ ᴍᴇ ʜᴇᴀʟ ʏᴏᴜ 🌪 - #Taufan [Nge-stuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang