Tahun dua ribu, aku lahir ke dunia ini dengan sambutan rasa bahagia dan tangis dari banyaknya orang yang menyaksikan ku. Awalan yang bermula indah menjadi kenangan bagi mereka, namun dibalik itu semua ada kerisauan dari berbagai orang tentang ku. Cukup aku saja yang tahu dan aku rasakan dari pahitnya cinta keluarga, tak lama waktu berjalan terinjak lah masa anak-anak yang dimana ini lah yang adegan terburuk terjadi.
Tahun dua ribu delapan, pertama kali dalam seumur hidup kebahagiaan berubah drastis seketika ayah ku berubah total akan musibah yang kami alami dalam perekonomian keluarga sehingga kami berada digaris kemiskinan terendah di keluarga kami. Akhirnya kami pun diasingkan, tak ada yang peduli. Untuk apa aku peduli dengan kalian juga, jijik ku melihat kalian meludahi janji manis yang keluar dari mulut anjing.
Tak ada rasa peduli sedikit pun dari mereka kepada keluarga ku seperti orang yang diasingkan dari tempat asalnya berada. Tersiksa akan keadaan yang begitu parah dan memburuk setiap hari sering waktu berjalan, ku lalui semua dengan sabar dan tak pernah putus asa dengan tantangan yang aku akan hadapi tapi hasrat yang membara akhirnya ayah ku berubah total yang dulunya penyayang sekarang menjadi seorang yang kasar terhadap keluarganya. Diiringi kehasratan beserta kepedihan hidup ia semakin menjadi. Tak sampai disitu penganiyaan terjadi dalam keluarga ku.
Ayah ku semakin kasar terhadap keluarganya dan satu persatu dari kami mengusulkan lari dari rumah tapi ibu melarang karena ia masih setia dengan pria yang sudah tak waras itu. Ku biarkan mereka tinggal bersama penjahat itu dan lari ke kota besar dan menjalani hidup baru dengan impian yang terangan-angan dikepala.
Perjalanan berlalu, tak ada makanan maupun persediaan yang aku bawa dari sana. Tertahan rasa lapar yang sudah bergejolak hari demi hari, kering tenggorokan rasanya seperti gurun pasir. Akhirnya aku menjadi gelandangan di kota yang besar bersama orang-orang mewah di dalamnya.
Tak terpikirkan oleh ku musibah apa yang menimpa di kota sebesar itu. Kekerasan, pelecahan dan penyalahgunaan manusia dalam kepuasan serta kepribadian mereka masing masing. Menyesal tak ada guna seperti gelas yang pecah. Hingga suatu hari bintang cemerlang pun tiba dengan sambutan mewah dibelakangnya. Saudara ku melihat ke arah ku dan terkejut akan keadaan ku yang parah. Kumuh, tak berdaya, tak ada harapan, tersiksa dan penuh keputusasaan.
Saudara ku ini akhirnya membawa ku ke rumahnya dan merawat ku disana bersama keluarganya yang begitu menyambut ku dengan hangat. Pakaian, makanan, rumah, kebahagiaan, sambutan, kehangatan, kedamaian dan ketenangan bercampur aduk dalam satu rasa. Tak ada yang bisa ku lakukan selain mencapai impian yang terangan-angan itu.
Hingga pada akhirnya aku pun berhasil mencapai impian ku menjadi seorang pelukis, kini aku melukis orang-orang serta pemandangan yang ku lihat maupun yang ku bayangkan. Hari demi hari berlalu, uang terkumpul dalam tabungan dan kerja keras yang ku lakukan bersama karir ku sebagian pelukis jalanan. Waktu terus berjalan dan seketika aku bertemu dengan satu orang pria yang begitu gagah kelihatannya dan perkasa di badannya.
Hati tergerak kepadanya seolah ingin memeluk pria itu dan membayangkan moment bersamanya hingga pada akhirnya keputusan untuk masa depan tercapai sepenuhnya. Ku dekatkan diriku dengannya hingga ku dapatkan hatinya dengan pesona ku yang jelita ini. Tak menunggu waktu lama kepikatan akhirnya muncul dalam dirinya, termabuk akan pesona yang terpancar oleh diriku untuknya.
Berbulan-bulan berlalu ku lewati bersama pria ini namun terlihat sebuah kegelapan menutupi jalan kita berdua dan pada akhirnya terpisah akan waktu dan perasaan yang tak sesuai dengan harapan masing-masing. Cukup ku rasakan namun hati ini tak bisa menerima fakta yang merobek-robek hati dengan perasaan yang mendalam.
Hati ku hancur sehancurnya pada saat itu. Tangan ku begitu kuat mengangkat derita namun kaki ku begitu lemah karena beban dari atas yang menimpa ditangan ku. Ku tak bisa berbuat apa-apa. Tak berdaya lah diriku sendiri menghadapi kenyataan. Setiap hari aku melihatnya namun ku usahakan berpaling dari pria yang sudah menghancurkan hati seorang wanita. Cinta pertama memang buta dan menyakitkan tapi ku usahakan itu tak terjadi dalam hubungan ku dengan pria itu. Namun fakta tak bisa diubah oleh usaha karena itu ku rasakan apa yang belum pernah ku rasakan sebelumnya. Hati ku masih kuat bertahan tapi tubuh ku tak begitu kuat menahan kenyataan pahit yang mendalam. Ku biarkan hati ku hancur tapi tidak dengan diriku yang kuat dan kokoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen (Slow Update)
Historia CortaHai bantu share dong, maaf kalau misal ada kata yang kurang tepat atau masalah peletakan titik, koma, dll. Mohon bantuannya untuk dikoreksi. Waktu update: Jum'at Don't forget to follow me on Instagram @fhri_mstri Thank you