AND THEIR LOVE STORIES STILL GOING ON
WARNING!! 🔞
SEBENARNYA TIDAK ADA ADEGAN YANG VULGAR HANYA SAJA TIDAK COCOK UNTUK USIA DI BAWAH 18TH YA.. JADI BIJAKLAH DALAM MEMBACA!
Kisah Cinta tiga pasangan remaja yang mencoba meyakinkan diri bahwa cinta me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu Jevan hendak memasukkan motornya ke dalam garasi ketika ada yang memanggilnya dari luar pagar.
"Jevan!"
Anak itu menoleh, lalu menghampiri sosok pria yang memanggilnya. "Loh om?" Tanyanya terkejut ketika melihat yang memanggilnya adalah papanya Rania.
"Kamu belum jalan?"
Jevan mengernyit bingung "jalan kemana om?"
"Rania tadi izin keluar, katanya janjian sama kamu"
Jevan pura-pura menepuk dahinya "ya ampun om, untung diingetin. Makasih ya om"
"Ya udah, buruan gih. Kalau kelamaan malah ngambek dia ntar"
Jevan mengangguk lalu berpamitan kepada papa nya Rania. . . .
Dia berpikir Rania pasti sedang berada di taman, namun ternyata sosok kekasihnya tersebut tidak tampak disana.
Ia mencoba menelpon tetapi ponsel Rania tidak aktif. Jevan heran, kenapa Rania mesti berbohong kepada papanya. Ia harus segera menemukan gadis tersebut.
Langkahnya berhenti ketika melihat Rania sedang duduk di bangku trotoar di luar lingkungan perumahan mereka. Gadis itu sedang bersandar dengan pandangan menatap kendaraan yang berlalu-lalang.
Jevan menghela nafas lega, lalu duduk di samping Rania.
Ia sengaja menghadap pada kekasihnya itu sambil menumpukan kepala pada tangannya.
Rania sedikit terkejut dengan keberadaan Jevan, namun pria itu membalasnya dengan senyuman.
"Hai...." Ucap Jevan.
Seketika gadis itu tersenyum ceria, Jevan sebenarnya masih takjub dengan sifat Rania yang sering berubah-ubah. Kadang dia berpikir mana sebenarnya sifat Rania yang asli.
"Kenapa ada anak kecil duduk sendirian malam-malam begini hm?"
"Pengen aja" jawab Rania sambil mengangkat bahu.
"Lain kali ajak aku, jangan sendirian"
"Kan udah dibilang, pengen sendiri"
"Ooh, ya udah aku tinggal" Jevan beranjak dari kursinya dan memilih duduk di bangku yang agak jauh dari Rania.
Gadis itu keheranan lalu ikut berdiri dan menghampiri Jevan.
