Jevan tersenyum penuh arti di kamar adiknya Nuansa. Kali ini ia melukis wajah adiknya tersebut menyerupai badut, sesekali ia tertawa cekikikan. Ketika ia menyelesaikan kewajibannya (?), ia mengambil ponsel dan menjepret Nuansa sambil tersenyum puas.
Lalu ia menuruni tangga dan menuju halaman belakang, ia mendapati ayahnya, papa Johnny yang sedang melalukan yoga. Ia pun mengikuti gerakan-gerakan yoga yang dilakukan ayahnya.
"Pa..."
Papa Johnny menoleh sebentar, lalu kembali menghadap ke depan. "Ya Van?"
"Papa pernah di tolak nggak?"
Papa Johnny tertawa "Orang ganteng mana pernah ditolak, yang ada papa yang nolak cewek"
Jevan melengos sambil berpura-pura ingin memukul papanya dari belakang.
"Kenapa? Kamu ditolak?"
Kali ini Papa Johnny duduk bersila sambil menyilangkan tangannya di belakang, Jevan agak kesusahan mengikutinya.
Anak itu tidak menjawab pertanyaan ayahnya.
"Kalau emang udah yakin dia pilihan kamu, ya jangan menyerah dong. Lemah banget, di tolak sekali udah nyerah"
Jevan mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Tapi kalau cuma buat main-main, ya sudah. Di tolak, cari yang lain hahaha"
Tak lama sebuah pukulan yang berasal dari spatula mendarat di kepala Papa Johnny.
"Ngajarin anak yang bener!" Hardik mama Dessy sambil berkacak pinggang.
"Loh, bener kan sayang? Jangan mau ngemis-ngemis cinta, nggak ada itu di kamus keluarga kita"
"Papa dulu gimana hah? Sampe nungguin depan rumah tiap malem, di lempar dulu pake sendal sama kakek kamu, dikira kakek kamu, papa mau maling anak gadisnya hahaha"
Papa Johnny tersipu malu lalu berkelit. "Itu karna papa yakin kalau mama lah ibu dari calon anak-anak papa kelak"
Mama Dessy pun tersenyum sambil memeluk suaminya tersebut, membuat Jevan segera pergi meninggalkan orangtuanya tersebut.
"Rese' lah ortu gue, malah pamer kemesraan" gerutunya sambil menuju dapur mencari minum.
Tak lama, kepalanya di pukul dari belakang, ia berbalik dan menyemburkan minum nya karena terkejut melihat wajah Nuansa.
"AAAAAAA... JEVAN BANGKE! LO KALO NGGAK GANGGUIN GUE SEHARI AJA, NGGAK BISA NAFAS LO YA!!" Teriaknya sambil menyeka wajahnya yang basah lalu memukuli abangnya tersebut.
Mendengar keributan di dapur, kedua orangtua mereka segera bergegas menghampiri dan mereka berdua langsung terkejut.
"Astaga Nuansa, kamu mau cosplay jadi boneka Mampang nak?" Tanya papa Johnny sambil mengelus dadanya.
"IYA! BIAR SEKALIAN AKU BERDIRI DI PEREMPATAN, NARI-NARI!" Teriaknya sambil membasuh wajahnya di wastafel.
"Ide bagus cil, ntar abang viralin"
Amarah Nuansa memuncak, ia menendang bagian 'bawah' Jevan membuat laki-laki itu tersungkur sambil memegangi bagian 'bawah'nya.
"Masa depan gue...."
"NUANSA! MINTA MAAF!!" Bentak mama Dessy.
"Nggak mau, suruh dia duluan"
"JEVAN!!" Bentak mama Dessy lagi, kali ini kepada Jevan.
Jevan yang masih berlutut, mengangkat satu tangannya menandakan ia belum sanggup untuk berbicara karena masih menahan sakit.
Mama Dessy menghela nafas sambil memegangi tengkuknya. "Kalian berdua mama hukum! Bersihin halaman depan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Mimpi (One Shot from Catatan Mimpi)
RomanceAND THEIR LOVE STORIES STILL GOING ON WARNING!! 🔞 SEBENARNYA TIDAK ADA ADEGAN YANG VULGAR HANYA SAJA TIDAK COCOK UNTUK USIA DI BAWAH 18TH YA.. JADI BIJAKLAH DALAM MEMBACA! Kisah Cinta tiga pasangan remaja yang mencoba meyakinkan diri bahwa cinta me...