Prolog

1.8K 190 74
                                    

Nadine Loverne, dari namanya yang keliatan ada aura aura duitnya ini udah menggambarkan karakternya.

Bapaknya kaya, keluarganya bahkan juga menguasai beberapa industri. Mulai dari makanan, tekstil, elektronik, travel, biro wisata, bahkan sampai alat angkutan sekalipun, kejayaannya udah cukup membuat Nadine bisa mandi uang setiap jamnya.

Selain ber-aura duit, Nadine juga punya aura yang ketika orang melihat bayangannya saja seakan bilang 'GUE INI CANTIK!!'

Ceo muda, jutek, judes, body-nya spek ala ala manhwa yang indehoy melehoy, punya hobi yang sering memakai pakaian terbuka; mengumbar bahu plus ketiak semriwingnya, juga betis dan paha sexynya yang kinyis kinyis untuk ditatap lapar para predator kelaparan yang siap mengangkut dan membawanya kawin lari.

Kehadirannya pada acara-acara penting yang berada di gedung pencakar langit
kerap menjadi pusat perhatian dan sorotan bagi para awak media.

Umurnya yang sekarang hampir menginjak kepala tiga, atau lebih tepatnya 29 tahun, sudah cukup membuatnya terkena tekanan mental karena mamanya sering berdrama ingin punya mantu. Kepalanya stres berat mengingat kejadian di rumah sakit milik keluarganya beberapa hari lalu.

"Nad, mama mohon kamu mau ya nurutin satu permintaan mama. Sebelum mama bener bener pergi. Mama pengen liat kamu nikah, punya pasangan yang baik, gendong cucu buat mama"

"Tapi itu udah bukan satu, ma!!"

"Ya anggep aja itu satu! Ya ampun kamu ini nggak peka! Orang tuanya udah diambang kematian gini tetep aja marah marah!"

"Ma, jangan drama! mama itu cuman sakit gigi! Ampun deh!!"

--- "udah, ayo pulang Ma!!"

"Tapi Mama serius loh, Nad"

"Anakmu ini udah pusing mikirin gimana cara ngabisin uang yang ditimbun di rumah, kalau ditambah mikirin hal-hal diluar prediksi bmkg kayak gini, Nadine nggak mampu"

***

"Nad, ikut mama arisan yuk" dari ambang pintu, Reina. Ibu ibu sosialita sedikit banyak sableng itu mengajak putri semata wayangnya dengan antusias

"Maa" keluhan yang keluar dari bibir Nadine itu membuat alis Reina mengerut, tidak bisa dibiarkan.

"Mama tau, mama udah nggak secantik dulu, sekarang mama juga nggak sesemok dulu. Kamu jadi malu ya pergi berdua sama mama? Mama pasti bikin kamu nggak nyaman ya? Maafin--"

"IYA IYA AYO!!"

Reina terkekeh geli melihat putrinya yang terus menggerutu saat berjalan ke arah lemari pakaiannya yang berada di sudut.

Membuat Nadine menuruti kemauannya itu mudah, cukup sedikit menurunkan harga diri dan bertingkah seperti orang paling tersakiti sealam semesta, Nadine pasti bersimpati dan mau menurut.

Ya walaupun untuk soal pernikahan belum terwujud sih.

Dimobil, Reina terus berceloteh pada sang anak. Menceritakan sesuatu yang sedikit nyeleneh untuk menemani Nadine yang tengah menyetir. Ibu ibu yang satu ini memang memiliki kehangatan yang tumpah tumpah.

'Calon mertua sempurna kan saya. Jadi ini nggak ada yang mau daftar jadi mantu saya? Jadi beban doang nggak papa lo, kan yang nanggung nanti Nadine, yuk bisa yuk sama Tante'

"Ma, Nadine tunggu dimobil aja ya? Nggak mau ikut, temen-temen mama suka ngeceng-cengin Nadine" bujukan wanita yang masih gadis itu terdengar sedikit manja di telinga Reina.

'Lagian salah sendiri nggak pernah mau kalau disuruh nikah, kapok Nad!'

"Nggak. Ya ngapain kamu dandan seksi seksi gini kalo nggak dipamerin!! Nad! Ayo bikin mama papa bangga karena udah bikin kamu!!.. ya walaupun dulu bikinnya di semak semak samping rumah.." untuk bagian yang terakhir tadi, suara Reina dibuat agak pelan. Ya walaupun masih dapat didengar oleh Nadine.

How To Get HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang