"Tante Nadine""Temenin beli cilok dong!"
"Bangun bentar ayoo!"
Lizy terus menggoyang-goyang tubuh Nadine yang berada dibawahnya..
Ah jangan salah paham, maksudnya wanita itu tidur disisi samping ranjang yang beralas karpet. Sedangkan Lizy sang anak emas baru, tidur diatas ranjang empuk Nadine.
Semalam Lizy terus merengek karena tak mau tidur bersama dalam satu ranjang, padahal kamar itu kan milik Nadine, Saat disuruh tidur di sofa, Lizy langsung menolak mentah mentah perintah Nadine dengan memasang wajah segarang mungkin.
Memaksa tidur disampingnya, pantat wanita itu malah ditendang hingga tubuhnya berakhir nyungsep di lantai. Lizy benar benar bocil kematian.
Merasa terganggu dengan aksi nyeleneh Lizy, Nadine memukul tangan kecil gadis itu yang asik mentoel-toel pipinya.
"Jangan colek-colek!" Peringat Nadine dengan alis berkerut dan mata yang terpejam
"Ah Tantee ayoo!" Belum puas, Lizy menarik batang hidung Nadine. Tak sampai disitu saja, jari telunjuk serta jari tengahnya dengan usil masuk menutup lubang hidungnya
Merasa pasokan oksigen kurang, Nadine langsung terbangun dan sekali lagi memukul tangan Lizy, membuat siempu tertawa keras.
Bagaimana tidak? Nadine yang dominan tampil dengan wajah datar dan garang, ternyata bisa membuat ekspresi yang menggemaskan seperti ikan kurang asupan.
"Kenapa sih?!" Tanyanya agak membentak
"Lizy pengen cilok" tangan mungilnya terulur untuk menarik-narik lengan Nadine yang sudah berdiri disamping ranjang, menatapnya garang dengan berkacak pinggang. Bentukan seperti apa sih yang sangat berani kepadanya ini?!
"Tante beliin Lizy Cilok, ya?" Kepala gadis itu sedikit mendongak, menatap Nadine dengan mata yang mengerjap lucu
Menghela nafas kasar, Nadine tidak mungkin menolak permintaan gadis dengan bibir kecil mengerucut serta pipi bulatnya yang menggembung
Lagian ini salahnya, saat gadis itu membangunkannya dengan paksa, Nadine tidak ada inisiatif untuk setidaknya pura pura pingsan apalagi meninggal.
Nadine tolol!
Matanya melirik ke arah jam dinding yang masih menunjukan pukul 1 pagi.
Tunggu-tunggu,. apa?
SATU PAGI?!
Matanya sampai melotot untuk memastikan penglihatannya
Bocil kematian itu pasti sudah gila, tapi Nadine lebih gila! Entah kerasukan setan dari mana, Nadine memutuskan untuk memenuhi keinginan bocah itu.
Mengambil dua sweater diantara pakaian kesekiannya yang tergantung dilemari, Nadine kemudian melempar salah satunya pada wajah gadis itu.
"5 menit" katanya lalu turun terlebih dulu untuk bersiap memanaskan mobil.
Lizy menyusul dengan setengah berlari karena takut ditinggal, tak lupa membawa tas selempang bermotif beruang miliknya yang sekarang hanya berisi beberapa permen susu dan dompet bergambar sapi.
____
"Ini mobilnya beneran punya Tante Nadine ya? Bukan mobil rental?" Tanya Lizy yang mengamati seluruh isi mobil mewah Nadine dengan terpesona. Paras Nadine saja tidak secantik ini, pikirnya dalam hati.
Tak berani mengucapkannya secara langsung, Lizy takut kalau nantinya Nadine akan menelantarkan dirinya dipinggir rawa-rawa karena merasa terzolimi.
"Maksud lo, gue nggak mampu beli kayak ginian?!" Untuk kesekian kalinya menghadapi Lizy yang menyebalkan, alis Nadine menukik tajam dengan mata yang menatap nyalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get Her
Storie breviUntuk beberapa alasan, ketenangan Nadine berubah total ketika Linzy; gadis pecicilan yang suka mencari perhatiannya menerobos masuk kedalam hidupnya ▪︎arieSky___