Linzy harusnya tau kalau Nadine adalah orang yang sulit didekati. Alih-alih selalu mendapat respon bicara yang lembut, Nadine akan menyemprotnya dengan kalimat kasar penuh dendam.
Dan Linzy tanpa malu-malu malah terlihat senang dan selalu berkompromi. Definisi 'gadis gila' menurut Nadine.
Yang lebih parah, Nadine bahkan tak tau dari mana gadis ini belajar menjadi orang mesum yang terkadang-- sebenarnya kerap sekali melirik kearah paha serta pantatnya yang seksi.
Nak,. kamu masih dibawah umur tau?!
"Dominic, lihat bukumu baik-baik dan berhenti menatap kearah saya." Katanya datar, kemudian kembali berbalik untuk menuliskan rentetan rumus-rumus yang akan dipelajari Linzy
Gadis itu mengerutkan alis tak senang. Entah kenapa dari beberapa hari yang lalu Nadine suka menggunakan bahasa formal yang sangat aneh, bahkan tak jarang memanggilnya dengan nama belakangnya, benar benar menyebalkan. Batinnya.
And by the way, untuk beberapa alasan yang tidak masuk akal. Nadine diperintahkan oleh Mamanya untuk mengajari Linzy dalam mapel Matematika. Gadis itu sangat payah, katanya.
Rumahnya memiliki perpustakaan pribadi yang luas serta dilengkapi dengan sebuah papan tulis yang dulu suka digunakan Nadine saat masih menjadi mahasiswa.
Nadine sangat ingin membakarnya karena sebenarnya tak mau terus berurusan dengan Linzy.. untuk kesekian kalinya yang menyebalkan.
"Tante Nadine, berhenti pakai bahasa yang bikin telinga Lizy sakit.. please." Keluhnya dengan erangan pelan
"Kamu mudah dikontrol saat saya menggunakan bahasa yang menurut kamu menjijikan" balas wanita itu sambil memutar matanya malas
"Lizy bakal jadi penurut" Katanya bersemangat, yang mendapat tatapan geli dari Nadine
"Tante harus percaya tau!" Imbuhnya
Nadine berdecak "Percaya apa? Linzy, kamu bahkan cuma tidur saat saya menjelaskan atau tanpa rasa malu terus menatap pahaku." Wanita itu memutar matanya malas
"Enggak.." kilahnya dengan mengalihkan tatapannya kearah lain.
"Terserah. Ayo lupakan ini dan kerjaan soalmu dengan baik, minggu depan kamu ada ujian dan pekerjaanku bukan hanya mengajari kamu!"
"Ay ay ma'am!" Setidaknya gadis ini harus menurut sesekali, kan?
Sekitar satu jam kemudian, Nadine yang duduk tak jauh dari gadis itu melirik sebelum akhirnya menghela nafas berat. Apalagi yang bisa dia harapkan, tentu saja.
Linzy tertidur, dan Nadine tak terkejut
Nadine bukan seseorang yang dengan lembut akan menggendong Linzy, tidak. Seseorang tak boleh mengharapkannya melakukan hal itu. Benar-benar sangat jauh dari kepribadiannya.
Nadine sebenarnya lebih suka mendekatkan duduknya, kemudian kembali mengerjakan pekerjaannya yang tertunda.
Setidaknya nggak gue tinggalin, oke.
Dan kalau dipikir-pikir, dari beberapa waktu yang sering mereka habiskan belakangan ini, Nadine cukup tau kalau kehidupan sehari-hari Linzy tak jauh dari makan dan tidur. Benar benar anak kesayangan konglomerat.
Nggak bisa disalahkan sih. Masa depannya bahkan sudah bisa terjamin walaupun Linzy hanya leha-leha. Apalagi saat tau Nadine sangat kaya sekali, Linzy dengan cepat bilang pada papanya minta dikawinkan dengan Nadine.
"KOWAN-KAWIN NDASMU" respon Naren pusing
"Sejak ada lo kehidupan gue beneran nggak ada tenang tenangnya." desis wanita itu pelan sambil menatap Linzy yang sekarang tengah mengeluarkan dengkuran halus
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get Her
Short StoryUntuk beberapa alasan, ketenangan Nadine berubah total ketika Linzy; gadis pecicilan yang suka mencari perhatiannya menerobos masuk kedalam hidupnya ▪︎arieSky___