Nadine semakin pusing, memiliki ibu seperti Reina saja sudah membuatnya tekanan batin, dan sekarang malah ditambah Lizy?! Lusa mungkin Nadine sudah kehilangan seluruh kewarasannya.Tawa kedua orang yang haram disatukan itu membuat tubuhnya merinding.
Mereka berdua sekarang tengah duduk bersama di bangku meja makan di rumah keluarganya yang ke... ah berapa ya? Nadine tidak ingat.
Maaf, maklum ya, Holkay.
Setiap jam saja bisa ganti rumah karena gabut/atau bingung menghabiskan stok uang dirumahnya.
Dulu pernah kejadian, Reina bingung mau pulang ke rumah yang mana saat kembali dari perjalanan bisnis ke Paris. Karena tak ingin semakin pusing, wanita itu memutuskan langsung membeli rumah baru untuk ditempati. Benar benar wanita cerdas! Suaminya pasti bangga!
"Nasi gorengnya Tante emang enakk!!" Pekik Lizy saat menyuapkan satu sendok penuh berisi nasi goreng kedalam mulutnya.
"Nanti tolong bungkusin buat mommynya Lizy ya Tan!"
'Nggak tau malu' kalimat itu terlintas begitu saja saat Nadine mengamati setiap pergerakan bibir Lizy yang mengunyah
"Ah bungkusin buat Daddynya Lizy juga!"
'Beneran nggak tau malu'
"Terus lo mau gue makan apa? Makan batu?!" Sautan tak ramah keluar dari bibir Nadine yang berjalan menyusul duduk.
Reina terkekeh melihat reaksi anaknya. "Mama masak banyak kok Nad, bisa buat kamu makan sebulan itu makanannya"
"Ngawur!"
Membayangkan memakan dengan menu yang sama dalam satu hari saja sudah membuatnya malas. Mamanya malah bercanda bilang kalau kuat buat sebulan!
"Nadine mau nyicipin " kata wanita itu. Duduk dengan anteng, Nadine lantas menunggu mamanya mengambilkan sepiring nasi goreng.
Reina peka kok, Nadine itu manja, tapi wanita paruh baya itu memutuskan untuk langsung ngacir meninggalkan Nadine dan Lizy dari sana.
"Loh? Ma!"
Lizy tertawa melihat alis Nadine yang menukik tajam sebagai tanda tak terima.
"Apa kamu ketawa tawa gitu?! Ngajak berantem?"
Bukannya membalas kalimat galak Nadine, Lizy lantas bangkit dari kursinya, awalnya bocah itu memang duduk didepan Nadine, dengan sedikit berlari, serta tangannya yang memegang piring yang setengahnya masi terisi nasi goreng, kakinya secara pasti menghampiri kursi disamping Nadine
"Dari pada Budhe gabut mending suapin Lizy!" Semangat bocah itu dan langsung menggeser piringnya ke arah Nadine
"Lo pikir lo doang yang laper?"
Pertanyaan ketus itu keluar dari bibir Nadine, namun tetap saja. Tangannya mengambil alih sendok di piring Lizy dan mulai menyuapkan makanannya ke mulut gadis itu. Perlu ditegaskan kalau ini bukanlah bentuk-bentuk peduli atau kekhawatiran, Nadine hanya tak ingin Lizy terus merengek.
"Mmmm, masakan Tante Rei enakk! Kalo Budhe gimana? Budhe bisa masak?"
"Berisikkk!! Kuping gue pengeng ngedenger lo manggil budhe budhe terus dari kemarin!!"
Bentakan itu mebuat Lizy meringkuk takut
Matanya menatap kesana kemari karena memikirkan sesuatu, lebih tepatnya kira kira panggilan seperti apa yang cocok untuk wanita disampingnya yang terus saja marah-marah dipanggil Budhe.
"Umm,. Anu, Eyang putri bisa masak nggak?"
"EYANG?!" Jerit Nadine frustasi, kepalanya langsung ia jedukkan ke meja makan karena terlampau stress.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get Her
Short StoryUntuk beberapa alasan, ketenangan Nadine berubah total ketika Linzy; gadis pecicilan yang suka mencari perhatiannya menerobos masuk kedalam hidupnya ▪︎arieSky___