chapter : 31

442 24 0
                                    

(Banyak typo itu indah jadi maklumin aja)
.
.
.
.
.
.

Di sebuah ruangan, sosok gadis perlahan membuka mata indahnya, menyesuaikan dengan cahaya, bau obat obatan menyeruak di indra penciumannya.

Ceklek

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok lelaki di sana yang berjalan ke arahnya.

"Lo udah sadar?"tanya lelaki itu.

"L,, lo siapa?"tanya cia balik, dengan terbata-bata.

"Jangan bercanda ci, ga lucu sumpah"serius gara, ya dia adalah gara abang tiri dari cia.

Cia pun mencoba mengingat siapa dirinya, namun nihil malah rasa sakit yang di rasakannya.

Cia memegang kepalanya, sekilas menjerit, karena rasa sakit yang menjalar di kepalanya.

"arghh"

Gara yang melihat itu kelimpungan, dan memutuskan untuk memanggil dokter.

Tak lama gara kembali dengan dokter wanita yang berada di sebelahnya, cia tak lagi menjerit kesakitan, hanya saja ia masi terus memegang kepalanya.

"Tangannya di lepas dulu ya"bujuk dokter itu lembut, dan membantu menurunkan tangan cia dari kepalanya.

Perlahan cia menurunkan tangannya.

*******
Kini gara sedang berada di luar ruangan cia bersama dokter itu.

"Akibat benturan yang kuat pada kepala pasien, mengakibatkan ia hilang ingatan, atau amnesia, jangan terlalu memaksa membuat dia untuk mengingat kembali, larena itu akan menjadi dampak buruk bagi dirinya"jelas dokter itu panjang lebar.

"itu amnesia total dok?"tanya gara.

Dokter itu tersenyum"engga kok, dia bisa kembali mengingat semuanya, dengan catatan jangan di paksa untuk mengingat terus menerus"jawab dokter itu ramah, gara mengangguk.

"Kalo begitu saya permisi, pasien sudah boleh pulang sore ini"ucap dokter itu tersenyum ramah, lalu pergi dari sana.

Gara kembali masuk ke dalam ruangan cia.

Cia sontak menatap lelaki itu, cia amsih dapat mendengar itu semua dan diagnosa yang di sampaikan dokter itu cukup membuatnya kaget .

"Oke, gue asgara gelvion, abang lo"ucap gara seraya memperkenalkan diri.

"Abang?"beo cia.

"Hm, gue abang tiri lo si, tapi tetap aja kan gue abang lo"ucap gara tegas, mengingat kehidupan cia yang dulu, tidak dapat menerima keluarganya, menginginkan dia dapat akur dengan ibunya, yaitu mama cia sekarang.

"emm gue punya papa tiri atau mama tiri?"tanya cia.

"Mama tiri, tapi dia baik kok"jawab hara meyakinkan.

"Lo punya banyak teman, mereka sayang sama lo"

"Tapi kok mereka ga ada di sini"bingung cia.

"Hehe, gue yang lupa kasi tau"cengir gara, no itu tidak benar, justru ia sendiri lah yang tak ingin memberi tahukan kepada mereka semua.

"Gue punya cowo ga?, atau teman dekat?, siapa aja yang ga suka sama gue"tanya cia beruntun.

Gara tersenyum"lo ga punya cowo"singkat gara berbohong.

"Teman dekat lo juga banyak, dan semua orang suka sama lo"jawab gara lagi.

Baru cia ingin berkata namun terpotong dengan ucapan gara.

FIGURAN UTAMA | CHARISSA ( end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang