[Abnormal Mana]

473 71 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

    'Kepalaku sakit... '

   Perlahan, kedua iris biru langit itu terbuka, menatap disekelilingnya sambil memasang wajah tanpa minat dengan apa yang ia lihat saat ini. Tangannya memegang kepalanya yang terasa sakit, seakan akan baru saja ia terbentur dengan keras.

   'Ah... Mimpi ini lagi... '

   Kobo kembali berada di hadapan sebuah bangunan megah yang merupakan mercusuar milik keluarganya. Kedua kakinya mulai melangkah menjauhi bangunan tinggi tersebut namun, langkahnya berhenti saat melihat sosok gadis bersurai biru ombak yang sangat mirip dengannya. Penasaran, Kobo mendekati sosok itu, ditangannya terdapat sekotak kayu besar yang terlihat cukup berat. Gadis pawang hujan yang kini berjalan dihadapan sang sosok terpukau melihat wajah nya. Ia sangat mirip dengannya namun, wajahnya terlihat lebih dewasa dan penuh wibawa. Orang orang yang mengenal Kobo tidak akan percaya jika sosok itu adalah dirinya jika sudah dewasa nanti.

   'Cantiknya... '

   Sosok itu kemudian masuk kedalam Mercusuar, Kobo sendiri lebih memilih pergi setelah gadis itu tidak terlihat lagi. Disamping bukit, terlihat sebuah kerajaan yang dimana istananya cukup megah dan tampak jelas dari pinggir pantai yang membuat Kobo memiliki minat untuk kesana. Namun, sebelum berangkat ke arah tujuannya, sebuah suara yang dingin menusuk telinganya.

   "Sedang apa kau disini? "

   'Cebo? '

   Segera saja Gadis bersurai biru itu mengarah kearah suara tersebut berasal namun, sebelum melihat sosok yang berbisik ditelinganya barusan, Kobo terjatuh kedalam sebuah lubang yang sangat gelap, tangannya mencoba meraih sosok tersebut namun, ia kembali mendengar bisikannya.

   "Kembalilah."

   Kini Kobo sangat yakin, jika suara dan sosok itu adalah Cebo. Dengan sekuat tenaga, Kobo berteriak didalam kegelapan yang terus menariknya  "SEHARUSNYA AKU YANG BILANG BEGITUUU!!!"

    Setelah mengeluarkan suara terkerasnya untuk menjangkau sosok yang kini tidak nampak lagi, Kobo mulai tenggelam dan kesadarannya pun menghilang, semua gelap, tidak ada cahaya yang tersisa untuknya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau menghalangi".

.
.
.
.
.
.
.
.

   " Kobo Chan, kau ketiduran lagi?"

   Suara yang terdengar kekanak kanakan berhasil membuat gadis pawang hujan itu terbangun. Ia mengusap usap matanya, memperhatikan sekitarnya seraya berkata "Aku ketiduran ya? "

   Milim mengangguk menanggapi pertanyaan Kobo. Mereka saat ini berada didalam kantor Rimuru dan Milim baru saja kembali setelah mengambil cemilan didapur yang Shuna buatkan khusus untuk mereka berdua. Gadis bersurai ikat dua itu duduk disofa disamping Kobo.

    Alasan Kobo kini dapat bermain bersama Milim lagi karena, setelah diperiksa oleh Rimuru, Kobo tidak menjadi Demon Lord sama sekali. Padahal ia yakin sekali jika saat itu Kobo sudah berevolusi namun, Kobo masih ras slime biasa tanpa ada perubahan sedikitpun. Kalaupun ada, mungkin hanya kekuatan pengendalian cuaca Kobo yang kini bukan hanya sebatas pawang hujan namun, gadis itu kini bisa mengendalikan cuaca sesuka hatinya.

   "Lihat!! Shuna membuatkan kita castella! Ini sangat lembut loh!! " Milim memamerkan kue Castella yang ia bawa pada Kobo.

   "Wah!! Kue!! Ngomong ngomong, kemana Rimuru?"

   "Hm? Ntah, sejak pagi dia sudah pergi"

   Akhir akhir ini Rimuru nampak sibuk hingga jarang terlihat dirumah ataupun dikantor. Ya Kobo bisa maklumi itu, Rimuru adalah kepala negara jadi dia pasti orang yang sangat sibuk. Namun, belum beberapa menit berpikir demikian, Sosok bersurai biru dengan iris kuning itu masuk kedalam kantor.

   "Ah! Rimuru!! Kau dari mana saja? " Milim bertanya pada Rimuru yang baru saja masuk dan duduk dikursi jabatannya. "Aku tadi ada urusan diluar, oh ya, kalian sedang apa? "

   Mendengar pertanyaan Rimuru, Kobo datang kehadapannya sambil membawa sepotong kue Castella "Kue ini sangat enak! Ayo kakak juga makan! "

   Rimuru yang melihat kue itu langsung tau itu kue Castella buatan Shuna. Namun, sesuatu yang mengganjal membuat nya menatap Kobo sejenak hingga membuat gadis dihadapannya tersebut keheranan.

   "Ada apa?"

   "Ah tidak! Hari ini, kau mengikat dua rambut mu ya? "

   Mendengar hal itu, Milim langsung saja tertawa dengan rasa bangga "cantik bukan?? Aku yang mengikatkannya loh!! "

  'Ciel, apa kau merasakannya juga? '

   "Jawab, Energi sihir Kobo sedang berantakan, seperti baru saja terpakai untuk sesuatu"

   'Jadi benar ya.. '

   Ditengah tengah Milim yang masih tertawa, Rimuru kembali membuka suara "kalian tidak menggunakan kekuatan untuk bermain sejak tadikan?", mendengar pertanyaan barusan, Kobo pun menjawab

   "Kamikan dilarang pakai kekuatan saat bertemu? Jadi kami tidak mengaktifkan nya sejak tadi" Milim mengangguk setuju, demi bisa bermain dengan Kobo lagi, ia rela tidak memakai kekuatan saat bersama dengan gadis itu. Mendengar pernyataan barusan, Rimuru pun merasa tenang, namun energi sihir Kobo yang seperti baru saja digunakan cukup mengusiknya. Apa mereka berbohong padanya?

   "Baguslah kalau begitu, Aku sempat khawatir kalian memakai kekuatan" Kobo mengangguk dan kemudian berjalan menuju sofa

   'Aku ingin sekali bertemu dengan Cebo'

   Dalam sedetik, Kobo menghilang dari hadapan mereka berdua. "Kobo? "

.
.
.
.
.
.
.
.

[To Be Continue]

Duo Slime Tempest [Rimuru Tempest X Kobo Kanaeru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang