03 › Mi Casa, Tu Casa

322 52 8
                                    

bunga tulip merah dan bunga anyelir putih segar selalu terisi di dalam vas berisi air yang ada di atas meja guna menghiasi kamar pasangan Atlanata.

kedua bunga itu memiliki makna yang sangat berharga dan bermakna dalam hubungan Saskala dan Rayyi, terdengar lebay, tapiㅡsungguh! setiap hari, Rayyi selalu meletakan bahkan mengganti kedua jenis bunga itu jika sudah layu dengan bunga yang sama dalam kondisi masih segar, sungguh bermakna.

dulu Saskala itu konyol. Berawal membelikan bunga untuk sang ibu, ia justru jatuh hati dengan si pemilik toko bunga yang saat itu tengah membungkuskan buket bunga pesanannya.

sungguh, kejadian lebih konyolnya lagi adalah ketika hampir setiap hari Saskala mendatangi toko bunga Rayyi untuk sekedar membeli beberapa bunga sampai membuat Rayyiㅡsi pemilik toko bunga ituㅡmerasa bosan karena hampir setiap hari bertemu dengan pelanggan yang mungkin bisa ia sebut setiaㅡSaskala.

hampir setiap hari dengan beberapa macam jenis bunga yang entah akan dipergunakan Saskala untuk apa.. Rayyi tidak tau dan tidak ingin tau sebab ia hanya melayani pembeli bunganya dan mendapatkan uang, sudah itu saja cukup dan ia tidak perlu menanyakan untuk apa para pembelinya membeli jenis-jenis bunga yang jelas pasti Rayyi mengerti makna dari berbagai jenis bunga yang ia jual.

jangan pernah berpikir jika bunga adalah tanaman sepele karena beberapa jenis bungan memiliki makna yang cukup untuk membuat perutmu dipenuhi kupu-kupu.

sampai suatu hari Saskala kembali mendatangi toko bunga Rayyi bertepatan dengan si pemilik yang berjaga dengan wajah tersenyum lebar namun perlahan-lahan luntur karena melihat Saskala mendekati meja pemesanan.

"kamu datang lagi? tidak bosan kah? kali ini ingin memesan bunga apa?" selidik Rayyi sembari membalas tatapan Saskala.

"tulip merah dan anyelir putih."

Rayyi menyiapkan buket, "ada lagi?" tanyanya singkat dan datar.

"tidak ada, tolong disusun dengan cantik dan sepenuh hati ya?"

"kamu pikir susunanku tidak cantik dan tidak sepenuh hati, huh?" omel Rayyi.

Saskala menggeleng singkat, "dan susun dengan senyum tulus juga ya?" ujarnya.

"banyak mau." ketus Rayyi sebelum memasuki ruangan tempat menyimpan persediaan jenis bunga, disana ia mengambil bunga tulip merah dan anyelir putih lalu setelahnya ia kembali ke meja pemesanan dan mulai menyusun buket.

dengan fokus penuh menyusun buket, Rayyi mengabaikan Saskala yang masih berdiri didepan meja pemesanan.

"jangan lupa dengan senyum tulus."

sekilas Rayyi menatap Saskala, ia tersenyum dengan tulus lalu kembali menyusun buket bunga pesanan pemuda itu. Lima belas menit berlalu selama itu pula Saskala memperhatikan proses penyusunan yang dilakukan Rayyi sampai si pemilik toko bunga itu menyelesaikan buket bunga tulip merah dan anyelir putih pesanannya. "Udah jadi nih." celetuk Rayyi.

"berapa?"

"seratus lima puluh lima ribu."

Saskala menyodorkan uang dua ratus ribu pada Rayyi yang juga memberikan buket bunga tulip merah dan anyelir putih pada Saskala yang langsung menerima.

"bentar, aku ambilkan kembalian dulu." Rayyi berjalan menuju meja kasir untuk mengambil uang kembalian dilaci kasir setelahnya ia kembali ke meja pemesanan dan memberikan uang kembalian sebesar lima puluh ribu kepada Saskala yang juga mengembalikan buket bunga tulip merah dan anyelir kepada Rayyi yang langsung mengrenyit bingung.

"huh?" Rayyi menatap Saskala bingung juga blank dengan tangan memegang buket bunga pesanan Saskala.

"kamu tau makna tulip merah dan anyelir?"

Casa, Atlanata (onhold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang