Setelah dua minggu kejadian ribut diantara baba dan jiddih, ada kecanggungan yang terjadi diantara keduanya. Bahkan biasanya jiddih dan baba saling ngopi bareng, sekarang sudah jarang. Entah baba yang makin sibuk pekerjaan nya atau jiddih yang sudah mulai menghindari minum kopi karena tidak baik untuk kesehatan nya.
Hari ini tepat satu minggu libur sekolah karena tahun baru, dan masuk lagi masih satu minggu lagi. Karena bosan dirumah akhirnya memilih untuk jalan-jalan ke taman komplek. Sebenarnya sudah janjian dengan abang sepupunya, Ibrahim. Untuk ketemuan di taman komplek, tidak ketemuan di rumah takut di usir sama baba.
Semenjak pindah, memang jarang bertemu Sabrina dan Ibrahim. Ketemu juga karena acara keluarga atau acara reuni waktu itu, dan selalu dalam pengawasan baba, entah kenapa baba selalu posesif tiap kali ketemu Ibrahim. Seperti tidak rela anak gadisnya ngobrol dengan Ibrahim, padahal Ibrahim kan sepupunya.
"mau kemana?" tanya baba melihat Sabrina berpakaian rapi dan menggunakan masker
"mau ke taman komplek, ba" jawab Sabrina sembari mengelap kacamata nya dengan tissu
"pakai cadar, jangan masker"
Memang jika masih di lingkup rumahnya, Sabrina sering memakai masker dan kadang juga di sekolah pakai masker. Bukan berarti ingin mempermainkan cadar, tapi kadang kala orang lain memandang Sabrina seperti teroris jika memakai cadar, dan enggan untuk mendekatinya, sedangkan Sabrina belum seberapa punya mental kuat untuk menghadapi itu. Kecuali jika berpergian dengan baba nya, ia berani pakai cadar karena pasti babanya orang pertama yang menjadi temeng untuknya.
"tapi kan di deket sini ba, baba juga tau kalau Sabina masih di sekitar rumah pake nya masker" jawab Sabrina
"pake cadar, ikut baba jalan-jalan dan ada seseorang yang mau baba kenalkan sama kamu" ucap nya
Sabrina terdiam, ia masih mencerna ucapan baba nya. Ini baba nya memang mau ngajak jalan-jalan atau baba tau bahwa dia sudah janjian ketemuan sama Ibrahim? entahlah. Karena Sabrina anak yang nurut, ia segera kembali ke kamar nya dan mengganti dengan cadar.
Sebelum melangkahkan kaki untuk keluar kamar, Sabrina mengetik pesan untuk sepupunya itu.
Bang Ibrahim
bang, Sabina diajak pergi sama baba, di undur aja ya ketemuan nya
•••
Selama perjalanan tak ada obrolan yang terjadi antara baba dan Sabrina, baba yang fokus dengan pandangan di jalan raya dan enggan mengajak ngobrol Sabrina, sedangkan Sabrina juga enggak tau mau ngajak ngobrol babanya apa. Tapi yang jelas di pikiran Sabrina enggak tenang apalagi perihal chat dadakan nya yang tadi di kirim untuk abang sepupunya.
"Sabina, apa keinginan kamu yang pengen banget baba turutin?" tanya Khafid yang pada akhirnya membuka obrolan
"Enggak ada, ba, karena kan udah baba belikan semuanya tanpa Sabina minta"
"bener nih? jadi anak baba udah enggak minta ummah lagi kan?" tanya Khafid menggoda anaknya
"minta juga enggak bakal baba kasih kan, secara hati baba masih ada di buna" jawab Sabrina menoleh ke arah baba nya
"Sabina bener mau punya ummah? kalau bener, hari ini kita akan ketemu calon ummah Sabina" ucap Khafid
Bukan nya bahagia namun ada perasaan enggak terima dan sedih yang tiba-tiba muncul dalam diri Sabrina, Sabrina memasang muka datar mendengar ucapan babanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL- HADDAD
Romance"Cintailah orang yang kau cinta sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta" (HR Tirmidzi) - Sequel da...