02. Dua?

698 76 3
                                    

Ada yang nungguin gak?

°°°°°°°°

Seperti yang Hongjoong katakan, ia cuti kerja hari ini. Dan kini ia sedang bersiap-siap untuk menemani Seonghwa ke panti asuhan yang terletak di pinggiran kota.

"Joongie, udah siap?"

Hongjoong berbalik. Tampak kepala Seonghwa yang menyembul di pintu, sungguh menggemaskan.

Dengan langkah ringan Hongjoong menghampiri Seonghwa. Lelaki Park itu terlihat sudah tak sabar untuk berangkat.

"Udah. Yuk, Berangkat."

"Yipie!"

Sungguh menggemaskan. Seonghwa dengan senyum lebarnya berjingkrak-jingkrak menuruni anak tangga. Hongjoong hanya bisa menggelengkan kepalanya gemas dengan tingkah Seonghwa yang seperti anak kecil.

"Hati-hati jatuh, Hwa!"

"Ayo cepet, Hongjoong! Aku udah gak sabar pengen main sama anak-anak!"

Lagi, Hongjoong hanya bisa terkekeh kecil sembari mempercepat langkahnya menuju mobil, yang mana Seonghwa sudah masuk ke sana.

Perjalanan mereka dipenuhi dengan ocehan Seonghwa. Lelaki dengan surai hitam itu bilang bahwa ia ingin anak laki-laki menggemaskan seperti yang ia lihat di youtube. Seonghwa juga sudah membuat panggilan untuknya dan juga Hongjoong. Ia akan dipanggil Papa dan Hongjoong dipanggil Daddy.

"Papa Hwa! Daddy Joong! Aku gak sabar denger namaku sama kamu dipanggil gitu, Hongjoong!"

Ocehan Seonghwa masih berlanjut dan Hongjoong tak pernah bosan mendengarnya. Sesekali ia turut melontarkan beberapa kalimat godaan dengan memanggil Seonghwa 'Papa'.

Hampir satu jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah panti asuhan. Di atas gerbangnya tertulis 'Panti asuhan aurora' dengan latar warna warni seperti cahaya aurora menghiasi tulisan tersebut.

"Hei, kok malah bengong? Ayo masuk."

Seonghwa hanya diam menatap papan nama panti asuhan di atas sana.

"Hwa,"

"Aku gugup, mereka bakal suka sama aku gak ya?"

"What? Pfft! Tadi di jalan semangat banget, sekarang udah nyampe malah gugup?"

"Ih! Hongjoong mah." Seonghwa berjalan mendahului Hongjoong dengan kaki dihentak-hentakkan. Hongjoong berdecih mengejek kemudian menyusul Seonghwa masuk ke panti.

Suara berisik anak-anak panti yang tengah bermain menyapa telinga. Langkah Seonghwa berhenti tepat di depan pintu. Netranya menelisik ke dalam memperhatikan anak-anak itu berlarian kesana kemari bermain bersama teman-temannya.

"Tuan muda Seonghwa?"

Seonghwa menoleh dan membelalakkan matanya; kaget saat melihat orang yang memanggilnya kini berjalan ke arah mereka. "Bibi Shin?!"

Wanita paruh baya itu tersenyum, ternyata Seonghwa masih mengingat dirinya.

Bibi Shin adalah pengasuh Seonghwa sejak bayi. Ia berhenti bekerja saat Seonghwa masuk sekolah menengah atas dan pindah ke luar negeri. Siapa yang mengira mereka akan bertemu di sini?

"Astaga! Bibi apa kabar?" Tubuh ringkih itu Seonghwa peluk erat. Sungguh, ia merindukan sosok ibu kedua-Nya ini.

"Bibi baik Tuan," Jawabnya membalas pelukan Seonghwa. "Tuan sendiri gimana kabarnya?"

Seonghwa melepas pelukannya, "Aish! Bibi! Udah dibilangin dari dulu, jangan panggil Tuan!"

Bibi Shin hanya terkekeh mendengar celetukan anak asuhnya yang sudah lama tak ia jumpai itu. "Haha, oke-oke, Ddeonghwa."

Our Home [Joonghwa ft ateez baby]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang