1

2.8K 228 43
                                    

Mau minta vote yang banyak biar semangat!!!


Happy Reading~



"Dikelas XI ini kalian wajib mengikuti kegiatan PKL sebagai salah satu syarat kelulusan. Kalian bisa cari perkantoran atau perusahaan yang bisa jadi tempat kalian buat PKL, sekolah membebaskan" ucap Ratih yang tak lain adalah wali kelas kelas sebelas disalah satu SMK.

"Untuk berapa lamanya itu dari tiga bulan sampai enam bulan" tambah Ratih.

"Bu izin bertanya" salah satu siswa mengunjuk tangan.

"Silahkan".

"Kalau misal kita gak dapet perusahaan buat PKL apa bisa dibantu sama sekolah?".

"Bisa dibantu sekolah tapi kalian harus usaha dulu ya, kalau sudah mentok ya pihak sekolah bantu".

"Setelah pelaksanaan PKL kalian baru membuat laporan hasil PKL dan itu nanti akan disidangkan".

Semua siswa keas XI. AP 2 mendengarkan dengan seksama apa yang diucapkan bu Ratih. Sudah hal wajib jika siswa kejuruan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai bentuk uji kompetensi.

Syukur-syukur mereka mendapatkan perusahaan yang mau memberikan setidaknya uang saku setiap bulannya saat masa PKL, kadang ada perusahaan yang tidak memberikan uang lelah sama sekali. Katanya sih kan kalian yang butuh bukan perusahaan. Ckckck

"Ris nyari bareng yuk kantornya".

Si pemilik nama Arista hanya melirik dari ujung matanya "gue gatau mau masukin Proposal PKL ke kantor mana Git".

"Yaudah nanti kita cari bareng, sekalian sama Maya juga".

"Iya, ntar loe kasih tau Maya aja Git".

"Oke Ris".

"Git, nanti temenin gue yuk ke mall".

"Ngapain Ris? Ada duit emang loe?".

Arista melotot mendengar ucapan Gita "congor loe sini gue beli Git" sebal Arista.

Gita hanya bisa menunjukan cengirannya "wah romannya udah dapet tf dari om yah".

"Om om pala loe empuk".

"Dih ngegas banget, maksud gue om kan ya bapak loe itu om Dono".

"Doni Git Doni bukan Dono asal ganti nama bapak gue aja loe" cetus Arista kesal.

"Jangan kaku kaku lah shay lemesin aja".

"Emang kalo kaku kenapa?".

"Susah masuknya".

"Otak loe kudu gue rinso".

"Bersih dong".

"Iya biar jauh dari maksiat".

"Kan maksiatnya sama loe Ris".

"Serah loe dah Git, pusing ngomong sama loe gak ada kelarnya".

Gita memanyunkan bibirnya "ngambek sama loe".

"Congor loe sih kek punya bibir empat".

"Kalah ya dajjal juga".

"Nah itu".

Seperti itulah tek-tok antara dua teman sepergaulan itu. Kalau tidak saling meledek ya saling serang kata tapi tenang tidak sampai jatuh ke hubungan pertemanan yang toxic kok. Mereka anti saling menjatuhkan.

**

Mobil brio kuning tai milik Gita sudah mendarat mulus di basement mall yang dituju oleh Arista, hari ini kebetulan Maya juga ikut.

"Jadi mulai senin kita udah harus keliling kek babi ya buat cari tempat PKL" seru Gita sambil membuka seatbelt nya.

"Iya, jangan pisah-pisah kita harus ber tiga kayak ban becak atau ban bajaj".

"Bajaj biru yang kalo jalannya ngubeng yah kek mau kejungkel" tambah Maya.

"Pengalaman banget May" ejek Gita.

"Kan loe yang ngajakin gue naik bajaj Git".

"Tau loe, kan itu ide loe" ujar Arista.

"Tapi seru kan, selama naik kita jadi tambah islami soalnya istighfar mulu".

"Ya ada hikmah dibalik musibah sih" ucap Arista.

"Udah ah gelo maraneh teh, hayuk atuh turun ngajedog wae dimobil siga culik" ucap si mojang Bandung Maya.

"Hayuk hayuk".

Akhirnya mereka bertiga turun dari mobil mungil milik Gita dan menaiki salah satu lift yang ada disana untuk masuk kedalam mall.

**

"Loe jadinya beli yang mana Ris?" Gita mendekati Arista yang sibuk memilih baju kemeja.

"Maunya yang ini sih, lumayan buat PKL nanti".

"Kan kita PKL pake seragam sekolah Ris, atau enggak kita pake almet sekolah".

"Ya gapapa kan selagi masih kemeja putih, biar modis dikit".

"Oke deh, gue juga ikutan beli kali aja yakan bisa nyantol senior di tempat PKL" seru Maya.

"Yaudah yuk bayar".

Ketiga teman sekolah itu bergegas menuju kasir untuk membayar kemeja yang mereka pilih.

"Anak sekolah jaman sekarang mah pulang sekolah nge mall" bisikan nyinyir dari beberapa orang yang berada di dekat Arista, Gita dan Maya.

Arista sih bodo amat, Gita dan Maya juga sama karena bagi mereka sudah hal biasa kok anak anak sekolah ke mall sehabis sekolah.

"Jaman gue sekolah abis sekolah ya langsung les".

"Sama gue juga".

"Namanya juga generasi sandwich".

"Udah yuk jangan ghibah, kita bayar dulu".

"Git sok banget gak sih mbak-mbak itu" bisik Maya pada Gita yang berada disampingnya.

"Iya, kayak mall punya dia aja" balas Gita.

"Mereka kayak mbak-mbak SCBD yah yang kerjanya pake lanyard Coach" ujar Arista yang mendengar ucapan kedua temannya.

"Yang gajinya dua digit" tambah Maya.

"Tapi mulutnya pedes kek sambel mercon" Gita memutar matanya dengan malas.

"Udah yuk ah, tuh udah giliran kita".













Muehehehhe akhirnya berani rilis cerita baru, padahal tangan udah gatel banget buat publish dari Maret.

Ini cerita maaf ya kalo ada miss/kesalahan, karena gak tau dunia per PKL an atau dunia SMK. Nanti saling mengingatkan aja yah hehehe. Dan semoga kalian suka sama ceritanya.

Anggep aja ini cerita hadiah karena besok saya ultah😁😁.

PKL?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang