Start

688 99 9
                                    

Ketiga gadis yang baru memulai babak baru dalam hidup itu sudah sampai di perusahaan yang akan menjadi tempat mereka PKL selama tiga bulan. Mereka memakai pakaian yang senada yaitu kemeja dan juga rok span, tak lupa dilapisi jas almamater sebagai bentuk identitas.

"Aduh tangan gue mulai dingin" Gita menggosok tangannya yang dingin karena panik.

"Dinginan mana sama sikapnya doi" sahut Maya.

"Saruana" seru Arista.

"Wkwkw yaudah yuk masuk" ajak Maya dan ketiganya masuk kedalam gedung.

Seperti perkantoran pada umumnya, suasana disana cukup ramai dengan pegawai yang berlalu lalang. Ada yang sibuk berjalan sambil bermain ponsel, ada yang mengobrol dan ada juga pegawai yang sibuk dengan tas dan juga satu cup kopi ditangannya.

"The real mba-mba SCBD" gumam Arista.

"Kita juga jadi adek-adek gemes SCBD" sahut Gita yang mendengar gumaman Arista.

"Yuk bisa yuk naikin value" semangat Maya.

Maya ini memang senang sekali melihat kakak-kakak kece yang kerja di SCBD, katanya sih mereka itu terlihat beda dari pekerja kantoran di daerah lainnya.

Emang iya??.

Lihat saja lanyard mereka saja dari merk Coach, dan sepatu minimal Tony Burch dan tas jinjing mereka ya minimal Longchamp lah ya tas multifungsi yang sangat beken dikalangan mbak-mbak kantoran.

Belum lagi wangi dari parfum yang mereka kenakan seperti jauh dari merk parfum abal-abal. Kita contohkan saja, mungkin mereka memakai parfum dari Christian Dior atau Bulgari yang harganya bisa bikin puasa satu bulan untuk yang gajinya UMR.

"Wangi parfum mahal emang beda ya, dari jauh aja kecium" ucap Gita saat seorang pegawai mendahului mereka.

"Orangnya udah di Irak baunya tetep di Citayem" ujar Maya.

"Beda sama kita yang pakenya parfum roll on yang kalo kena baju putih nanti jadi warna kuning".

"Parfum malaikat subuh yak".

Gita dan Maya kompak tertawa dengan obrolan unfaedah mereka.

"Ngapa jadi ghibahin karyawan lain sih, ayo ah naik takut udah ditunggu" Arista menarik tangan kedua temannya.

"Ih gak sabar ketemu bu Jingga" ucap Maya dengan mata berbinar.

Mereka telah sampai diruang HRD dan kebetulan sudah ada Florencia dan Jingga disana.

"Selamat pagi bu" kompak ketiganya.

"Selamat pagi semuanya" jawab Jingga dan Flo ramah.

"Sudah siap ya buat PKL nya?" Tanya Jingga ramah.

"Siap Bu".

"Ya sudah karena kebetulan kan kalian semuanya ada di divisi Administrasi jadi kalian ikut bu Jingga ya, dia yang nanti kasih tau ruangan kalian dan juga jobdesk kalian" ucap Flo.

"Baik Bu".

"Semangat ya, jangan kecewain kita".

"Siap Bu".

"Yaudah deh sana kalian sama Bu Jingga ya".

"Yuk" ajak Jingga pada ketiga anak SMK itu.

Ketiganya mengekor dibelakang Jingga seperti anak ayam. Mereka turun satu lantai dari ruangan HRD, hingga mereka menemukan ruangan yang luas dan penuh dengan kubikel-kubikel.

"Nah ini ruangan Staff ADM, kalian bisa duduk disana" tunjuk Jingga pada beberapa kubikel kosong.

"Pilih aja mau dimana, sama aja" lanjutnya.

Arista, Maya dan Gita memilih tempat mereka masing-masing. Kebetulan mereka tidak duduk berdekatan, mereka berbeda barisan kubikel.

"Nanti staff yang lain juga dateng, kalian bisa diajarin sama mereka. Nah kalo ruangan itu" tunjuk Jingga kesebuah ruangan membuat ketiganya ikut menoleh pada ruangan tersebut.

"Itu ruangannya GM ya".

"Kalo Bu Jingga ruangannya dimana?" Tanya Maya.

"Saya diruangan ini juga kok, disampingnya GM" jelas Jingga.

"Oke Bu".

"Jelas ya? Atau ada pertanyaan?" Tanya Jingga.

"Gak ada Bu sudah bisa di mengerti".

Jingga mengulas senyum cantik "wah bagus deh, semangat ya".

"Semangaaat".

Jarum jam semakin cepat berputar, satu persatu pegawai diruangan itu datang. Ketiga anak PKL itu menyapa senior mereka dengan ramah. Untung saja pegawai diperusahaan itu memang baik dan tidak mengenal senioritas.

"Loe berapa lama PKL?" Tanya Andin pada Arista.

Andin ini pegawai yang duduk disamping Arista. Senior yang humble.

"Tiga bulan Bu" jawab Arista.

"Ish jangan panggil gue Ibu, panggil kak aja".

Arista mengangguk "semoga lancar ya dek, biar gak kena marah bu Revina".

"Bu Revina siapa?" Arista mengerutkan keningnya.

"GM disini, loe belum liat ya?".

Arista menggeleng kecil "galak?".

"Enggak sih, dia pendiem tapi sekalinya ngomong langsung nusuk jantung".

"Duh masa sih kak?".

"Iya udah banyak korbannya, banyak anak PKL pada nangis terus pada gak betah gara-gara dia" jelas Andin.

"Duh kok gitu sih".

"Gak tau gue, dia tuh satu circle sama Bu Jingga".

"Bu Jingga itu jabatannya apa sih kak?".

"Ass Manager".

"Wih mantap".






Sampai lupa punya cerita ini😭😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PKL?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang