Bukan anak jahat

197 16 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak semua Thi, gak semua orang tua peduli dan sayang sama anaknya, gue bahkan sampai lupa peran orang tua yang seharusnya sangking ga pernah diperlakukan baik sama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak semua Thi, gak semua orang tua peduli dan sayang sama anaknya, gue bahkan sampai lupa peran orang tua yang seharusnya sangking ga pernah diperlakukan baik sama mereka

Gak semua Thi, gak semua orang tua peduli dan sayang sama anaknya, gue bahkan sampai lupa peran orang tua yang seharusnya sangking ga pernah diperlakukan baik sama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See? gue bilang juga apa, kita sama sama punya rumah, tapi rumah gue ga sehangat rumah lo thi

***
"maafin Tay pi, Tay janji gaakan ngulangin lagi" Tay memijat jari jari tangannya gelisah, untuk pertama kalinya ia berbicara empat mata dengan sang papi semenjak ia berada dirumah ini

Papi yang duduk didepan meja kerja dengan pena ditangannya pun tersenyum miris, lagi lagi anak sulungnya membuat ulah

"saya sudah dengar kalimat ini berkali kali dari mulut kamu, tapi yang terjadi malah sebaliknya, kamu ga pernah berubah"

Papi mulai mengetuk pena berulang kali menghasilkan bunyi yang membuat Tay tampak lebih gugup dari sebelumnya, anak sulung itu masih sibuk bermain dengan jari jarinya sambil menundukkan kepala

"kamu mau saya kirim kerumah bibi lagi"

Dengan cepat Tay langsung menggeleng, ia menatap kedua mata sang papi memohon untuk tidak membawanya pergi dari sini lagi, sudah cuku Tay hidup dengan caci maki paman dan bibinya disana, ia tidak ingin merasakannya lagi

"jangan pi, tay mohon jangan"

"kali ini karna apa lagi? kamu bentak mami?"

"engga, tay cuma kesel karna mami nuduh tay yang engga engga" Jawab Tay keras, ia mana punya keberanian untuk melakukan itu, walaupun Tay tumbuh tanpa orang tua namun oma selaku nenek kesayangannya selalu mengajarkan Tay untuk menjadi anak yang sopan dan pintar

Perfect AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang