5. Team Call

6 0 0
                                    

Esok hari pun tiba, matahari naik ke atas, waktu menunjukan pukul 11 siang, Refasha dan kedua temannya sedang berbincang asik, lalu Askaya menanyakan tentang yang kemarin ke Refasha.

Refasha menjelaskannya secara rinci, ia bicarakan juga betapa baiknya Vaira dan semuanya kepada kedua temannya itu.

"Alhamdulillah kalo begitu mah, lo bisa deketin Azelio jadinya" kata Askaya.

"ENAK AE, LO PIKIR GUE CEWE APAAN" Refasha membantah.

"Harusnya elo seneng dong, kan jadinya si Azelio gak punya cewe jadinya, dengan begitu elo berarti leluasa deketin Azelio nya" kata Hanika.

"GAGITU JUGA DODOL" jawab Refasha.

"Tapi, apapun itu, aku lega kalian ternyata ga berantem, pikiran aku pas rapat di gereja begitu mulu, kepikiran gemana Refasha gitu" kata Hanika

"ASLI GUE JUGA, PAS LES GUE BUKA HAPE MULU NUNGGUIN KABAR DARI REFASHA, UNTUNGNYA AMAN AMAN AJA NIH" saut Askaya.

"Hahaha, maaf bikin khawatir temen temen, gue juga ketar ketir kemaren, ternyata Vaira orangnya sebaik itu" jata Refasha.

"Tapi yakin lo?, cowo cewe sahabatan gitu ga ngelibatin perasaan?" Tanya Askaya.

"Eh iya juga ya, bisa aja Vaira suka sama Azelio, atau kebalikannya" saut Hanika.

"Kayanya sih engga, dia tulus banget mau bantuin gue kemaren" kata Refasha.

"Kalo yg gue liat tuh, Vaira tuh aura positif banget cuy, keliatan baik banget tuh" kata Askaya.

"Bener, adem banget gue liat mukanya" saut Hanika.

"Iyaa udah gitu cantik lagi, kenapa Vaira sama Dean gak pacaran aja ya?" Tanya Refasha.

"Friendzone kali, HAHAHAHA" kata Hanika.

Sore hari kemudian, Vaira dan Refasha sedang berbincang sedikit.

"Ra, kamu kenapa ga pacaran aja sama Dean?" Tanya Refasha.

"AKU UDAH PUNYA COWO" kata Vaira.

"KOK BISA KAMU SAHABATAN SAMA AZEL SEMENTARA KAMU PUNYA COWO?" Refasha terkejut.

"Yaaa kan yang bantuin aku dapetin cowo itu si Azel" Jawab Vaira.

Singkat cerita Azelio membantu Vaira untuk mendapatkan lelaki impiannya, walaupun saat itu ada sangat banyak masalah di hubungan Vaira, tetapi Azel tetap mendukung hingga mereka benar benar bersatu.

Lalu Azelio datang dihadapan mereka berdua.

"Ra, si Fatih mana?" Tanya Azelio.

Fatih adalah nama pacarnya Vaira.

"Udah pulang duluan, kenapa emang?" Azelio bertanya kembali.

"Yah elah, kalo ada lo berdua gue pen minta temenin ngopi, mau cerita nih gue" jawab Azelio.

"Sama Refa aja zel" usul Vaira.

"KOK AKU?" Refasha terkejut.

"Mau ga ref?" Tanya Azelio.

"M-mau sih, tapi gapapa emangnya?" Tanya Refasha.

"Yaa gapapa sih, yaudah yuk" ajak Azelio.

"Cailah zel, modus nya berhasil nih" ledek Vaira.

"Palalo modus, gue kan pengen cerita" kata Azelio.

"Yaudah kalian berdua duluan aja, nanti gue sama Fatih nyusul, di cafe biasa kan?" Kata Vaira.

"Iya, yaudah gue sama refa cabut ya ra" Azelio meninggalkan Vaira.

Mereka pun pergi menggunakan motor.

Sesampainya di cafe mereka pun duduk, lalu memesan minum dan sedikit cemilan.

"Kamu mau cerita apa zel?" Tanya Refasha.

"Aku dipanggil coach basket sekolah buat jadi tim inti" jawab Azelio.

Coach basket SMA Pratama Bangsa memanggil Azelio untuk menjadi tim inti basket, Azelio sangat berbakat dalam basket.

"ALHAMDULILLAH DONG, kamu terima ga?" Tanya Refasha.

"Nah itu aku masih bingung, dulu gue kalah di final, aku pebasket yang buruk gabisa carry tim aku jadi juara" jawab Azelio khawatir.

"Emangnya kenapa? Kamu kan kapten dulu, seengganya bisa masuk final itu udah bagus" kata Refasha.

"Kok kamu tau aku kapten?, aku trauma ref, aku jadi takut main basket lagi" kata Azelio.

"Aku tau dari Vaira" jawab Refasha.

"Kenapa bisa trauma?" Tanya Refasha.

"Dulu aku di final liga SMP udah berusaha semampu aku, tapi aku malah ngecewain tim ku, di awal permainan aku bagus banget, terus di akhir quarter 4, posisiku open buat ngeshoot threepoint, aku kira bakal masuk, dan ternyata bolanya keluar lagi, padahal kalo masuk tim aku bisa comeback" Azelio bercerita.

"Meskipun begitu, Azelio dimataku tetep yang paling jago basket, lagipula itu bukan salah kamu, harusnya kamu gausah sedih begitu dong, kamu harus bisa bangkit dari ketakutanmu, lagipula pasti tim mu pada ga nyalahin kamu kok, mereka pasti tetep bangga punya kapten kaya kamu" kata Refasha.

"Aku tau kok, kamu tuh punya potensi pebasket yang memadai, badanmu tinggi, larimu kenceng, shoot mu mantep, tangan mu lincah" semuanya ada di kamu, kenapa kamu ga coba ambil tawarannya dulu?" Kata Refasha lagi.

"Bener juga sih, aku cuma takut gagal bikin tim aku juara lagi" kata Azelio.

"Coba inget, kamu ngalahin pemain inti basket sekolah pas kamu main di lapangan, padahal SMA ini basketnya terbilang sangat bagus, kamu kurang keren apa coba, aku liat sendiri kamu main sekeren itu" kata Refasha

"Meskipun kita baru kenal zel, bukan berarti aku gatau potensi kamu" kata Refasha.

"Hehehe, makasih banyak ya Refa, kok kamu mau sih dengerin cerita aku yang belibet gini" kata Azelio.

"Kalo mau cerita, aku selalu siap dengerin kok, anytime zel" kata Refasha.

"Aku kalo cerita ke Vaira, tapi aku gaenak sekarang dia kan udah punya cowo" kata Azelio.

"Kamu bisa cerita ke aku zelzel, gaperlu pikir panjang, aku akal jadi pendengar mu" kata Refasha.

Lalu Vaira datang dengan pacarnya yaitu Fatih.

Proud of you capt!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang