15 || Penganggu

1.7K 243 15
                                    

Yuhuuuuuu~ I am back, hehehe
Hope you enjoy guyss
( ˆ͈̑꒳ˆ͈̑ )੭♡
sekiranya ada typo saya minta maaf

.
.
.

Selama ini tidak pernah ada yang tahu jika James Potter beserta putra sulungnya sangatlah licik dan ambisius, sifat asli mereka terbongkar didepan keluarga Malfoy. Dengan mata kepala sendiri para Malfoy's, mereka melihat bagaimana licik dan gigihnya ayah anak itu. Well itu tidak begitu mengejutkan bagi mereka, karena mereka sadar kelicikan adalah sifat dasar para bangsawan penyihir bertahan hidup. Tapi tak pernah terpikir, mereka akan melihat kelicikan keluarga Potter setelah sekian lama.

"Baiklah, aku menyetujui persyaratan mu. Aku tidak ingin putra bungsuku tertidur lebih lama." ucap Lucius datar.

"No no no, putra kita Malfoy!" James membantah dengan lantang.

"Ucapanmu terdengar ambigu Ayah!" seru Lion dengan wajah jijik.

"Hei kau tahu, maksudnya bukan seperti itu! Aku juga tidak mau punya anak bersamanya!" seru James dengan wajah sengit.

"Lain kali gunakan kata-kata yang bagus dan tidak ambigu, ucapanmu membuatku ingin muntah!" Lion membalas tak kalah sengit.

"Pikiranmu saja yang kotor!"

"CUKUP!" desis Severus menghentikan perdebatan Ayah-Anak. Tatapan matanya tajam, sepertinya usianya berkurang 10 tahun karena menghadapi dua Potter.

"Lebih baik berikan ramuan itu pada kami, jangan sampai Hadrian kritis karena kalian berdua." ucap Severus datar. Kini mereka berjalan bersama menuju Hospital Wings, omong-omong mereka berbicara di kantor Professor Snape.

***

Beberapa minggu berlalu, Hadrian dinyatakan sembuh setelah meminum ramuan penawar dari para Potter. Saat ini Hadrian sudah pulih dan sedang memakan sarapannya dengan tenang di Great Hall. Well tidak tenang juga sih, ada sulung Potter yang tengah mengganggunya.

"Ayo 'Rry, makan yang banyak. Setelah ini kita ada kelas bersama." ucap Lion dengan tangannya yang memegang sendok makan Hadrian.

"Jauhkan tangan baumu dari adikku Potter! Namanya Hadrian bukan Harry!" seru Draco yang sudah menahan amarahnya sejak Lion duduk dimeja Slytherin tadi.

"Harry juga adikku!" sengit Lion tak mau kalah.

"Sejak kapan dia adikmu, dia adikku!"

"Ingat persyaratannya Malfoy!" bisik Lion sambil menyeringai. Sedangkan Draco hanya bisa menahan amarahnya dengan kuat.

Hadrian hanya bisa menghela napas lelah, ia sudah tahu drama yang terjadi selama dia sakit. Ia tidak menyangka James dan Lion Potter meminta hal seperti itu. Menjadi keluarga mereka, lagi?

Jujur saja Hadrian sama sekali tidak merasa sedih saat pertama kali ia tahu, jika ia adalah anak adopsi keluarga Malfoy lagipula ia sudah diadopsi secara darah oleh keluarganya.  Tapi agak merepotkan juga saat sihir keluarga Potter masih menempel ditubuhnya meski sudah dilakukan ritual adopsi darah. Peristiwa macam beberapa minggu lalu, pernah terjadi sebelumnya. Saat itu usia Hadrian masih 8 tahun, ia mengalami tidur panjang akibat kutukan itu.

***

Diruang rekreasi Asrama Slytherin, Draco duduk di sofa singgel sambil menatap sinis remaja laki-laki yang tengah memeluk adiknya. Ingat dengan Angellios Demon Prince? yah dia adalah remaja yang memeluk Hadrian. Draco kesal bukan main, tadi siang adiknya dimonopoli oleh singa jadi jadian itu, dan sekarang ular tak tahu diri itu-Aarggh

Huh!

"Emm Demon, bisa kau lepaskan aku! aku tidak bisa, bernapas!" keluh Hadrian.

"Ular S*alan! lepaskan tangan jelekmu itu dari adikku!" desis Draco, tangannya merebut tubuh adiknya dari pekulan Demon.

"Hey!"

Draco menggendong Hadrian menuju ke kamar mereka, Para Slytherin sudah biasa melihatnya dan bodo amat dengan etiket bangsawan didalam dinding ini- maksudnya Asrama Slytherin- mereka lebih leluasa mengekspresikan diri ketimbang dikediaman mereka.

Sesampainya dikamar mereka, Draco merebahkan tubuh mungil adiknya dikasur miliknya. Lalu dengan segera ikut merebahkan tubuhnya disamping adiknya dan memeluknya dengan erat.

"Dray! jangan mulai. Aku ingin tidur, jangan memelukku terlalu kencang," ucap Hadrian lembut.

"Elus kepalaku Ree, aku lelah.." pinta Draco.

"Tentu, sekarang tidur," dengan penuh semangat Hadrian mengelus kepala belakang Draco lembut, Hadrian suka Draco yang manja padanya, karena sisi Draco yang ini jarang sekali terlihat.

Malam itu, Draco tidur lebih nyenyak dari bisanya. Dan saat bangun pagi, ia bisa mrlihat wajah manis adiknya yang masih tertidur.

***

"Hah~" Ini masih terlalu pagi untuk mengeluh, Draco harus ekstra sabar saat melihat adiknya yang menjadi rebutan Singa jadi-jadian dan ular tidak tahu diri. Ingin sekali Draco melempar dua serangga yang nemplok ditubuh mungil adiknya.

"Aku yang hanya temannya melihatnya saja sudah lelah, apalagi dirimu yang notabenenya adalah kakaknya Drake!" ucap Blaise dengan wajah bosan.

"Resiko punya adik gemoy ya begini Drake, yang sabar ya!" sahut Pansy.

"Sepertinya kau harus lebih siaga Drake, Aku melihat kakak kelas dari Asrama Hufflepuff terus menatap ke arah Hadrian secara intens!" Theo ikut mengompori Draco.

Apa lagi ini! semoga saja Draco tetap sabar dan jangan sampai mengamuk, bisa bisa  Hadriannya ngambek selama seminggu padanya.

"Kau tenang saja Theo, aku akan menjaga Adik lucuku dari gangguan makhluk-makhluk aneh itu." Draco menyeringai jahat.

Dua orang yang tengah memperebutkan Hadrian sontak merinding, sambil menoleh kekanan dan kekiri. Bahkan Pemuda dengan syal kuning hitam ikut merinding. Entah kenapa hawanya tiba-tiba menjadi dingin.


.
.
.

Halo semua!
Maaf yaa, Saya update nya baru sekarang. Akhir-akhir ini saya lagi males bangetttt( •̛̣̣꒶̯•̛̣̣ ) moodnya naik turun, apalagi sekolah juga lagi sibuk sibuknya.
Sekali lagi maaf yaa🙏
updatenya sedikit dulu🙏
Matur nuwun nggih sampun mampir~


Jumat, 31 Maret 2023

The Green [DISCONTIUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang