04||Tes Warisan dan Daily Prophet

3.7K 428 14
                                    

Sekiranya ada typo, mohon dimaafkan.
Selamat membaca~
.
.
.

Keluarga Malfoy masih di Gringotts, bank masyarakat sihir. Kini mereka ada disalah satu ruangan yang ada diGringotts.(bukan ruang ritual, udah pindah)

"Srapoofic, bisa kami melakukan tes Warisan?" tanya Lucius sambil menatap datar goblin itu.

"Tentu my Lord, untuk melakukan tes diperlukan biaya 7 galleon," jawab goblin Srapoofic.

"Lakukan untuk kedua putraku, tangguhkan juga biaya ritual adopsi darah tadi." ucap Lucius sambil mengelus puncak kepala kedua putranya. Dengan cekatan Srapoofic menyiapkan peralatan ritual untuk tes warisan.

"Silahkan teteskan darah anda diatas perkamen ini Heir Malfoy." pinta Srapoofic, yang dituruti Draco dengan menyayat jari telunjuknya dengan belati ritual.

Beberapa saat kemudian perkamen ritual itu muncul tulisan dengan perlahan.

Lucius dan Narcissa menyeringai puas melihat hasil tes warisan putra sulungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucius dan Narcissa menyeringai puas melihat hasil tes warisan putra sulungnya.

"Ayo Hadrian giliranmu," Lucius mengelus puncak kepala Hadrian yang kini resmi menjadi putra bungsunya.

"Eung..."

"Perlahan saja nak, lakukan seperti tadi yang kau lakukan." Srapoofic membimbing tangal mungil Hadrian lagi.

Beberapa saat kemudian..

Beberapa saat kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baik Lucius, dan Narcissa, bahkan Goblin Srapoofic terkejut melihat hasil tes warisan milik Hadrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baik Lucius, dan Narcissa, bahkan Goblin Srapoofic terkejut melihat hasil tes warisan milik Hadrian. Terlebih lagi melihat nama milik kedua Dark Lord yang berkuasa sebagai wali magis Hadrian.

"Thomas Marvolo Slytherin? Dark lord?!" seruan penuh keterkejutan Narcissa mengalihkan perhatian Draco dan Hadrian yang sedang bermain berdua.

"Bahkan Dark Lord terdahulu juga..." cicit Srapoofic ketakutan.

Mereka semua terdiam, menatap kosong perkamen hasil tes milik Hadrian. Akhirnya Lucius bersuara.

"Srapoofic, pastikan tidak ada yang tahu mengenai hal ini. Jika tidak kau tau akibatnya." ucap Lucius datar dan dingin. Menurutnya hal ini harus dilakukan untuk melindungi Hadrian dari hal-hal yang tidak diinginkan, dan hal ini jangan sampai terdengar pihak putih, Bisa bisa Hadrian diburu dan dibunuh, ia tidak mau hal itu terjadi.

"Baik my lord, keselamatan Young Hadrian lebih utama. Akan saya pastikan hanya kita yang ada disini yang mengetahui nya." sumpah goblin Srapoofic dengan tegas.

"Bagus. Kalau begitu kami pamit. Semoga pundi pundi emas berkumpul dibawah mu," ucap Lucius menatap goblin Srapoofic, lalu berbalik keluar ruangan bersama keluarganya.

•••

Beberapa hari setelahnya, publik ramai membicarakan pengumuman keluarga Malfoy terkait adanya anggota baru, putra bungsu mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari setelahnya, publik ramai membicarakan pengumuman keluarga Malfoy terkait adanya anggota baru, putra bungsu mereka. Yang ternyata saudara kembar putra sulung keluarga Malfoy. Koran Daily Prophet dicetak hingga 5000 koran cetak, dengan headline 'youngest son of malfoy family'. Publik bertanya tanya bagaimana rupa putra bungsu keluarga malfoy. Karena Malfoy terkenal bukan hanya akan status bangsawan dan kekayaan mereka, namun juga visual wajah mereka yang menawan.

Lucius duduk diruang kerjanya menjawab berbagai surat permohonan kunjungan dari penyihir bangsawan yang ingin melihat rupa anak bungsunya. Sembari memfokuskan sihirnya agar tetap melindungi kawasan manor, karena beberapa wartawan gila yang mencoba menerobos ward yang ia pasang. Ia juga sudah mengingatkan Narcissa agar tidak berpergian keluar manor jika itu tidak penting.

Lucius tidak menduga respon masyarakat sihir akan seperti ini, Severus bahkan sampai kemari membantunya untuk mengatasi beberapa masalah yang terjadi.

"Aku sudah melihat putra barumu, sangat cantik." puji Severus datar sembari mengingat pertemuannya dengan anak bungsu sahabatnya.

"Jangan katakan hal itu didepan Hadrian, dia akan marah." Lucius menanggapi pujian Severus dengan senyum gemas, gemas mengingat putra bungsunya yang akan marah mendengar ia 'cantik', meski memang benar. Karena Hadrian cukup cantik bahkan manis untuk ukuran anak laki laki.

"Yah.. Eem yang kau ceritakan itu apakah benar luce?" tanya Severus.

Lucius yang paham ke arah mana pertanyaan itu, mengangguk membenarkan. Severus tidak percaya jika 'sahabat' kecilnya bisa melakukan hal keji seperti itu kepada darah dagingnya sendiri hanya karena inti sihir yang berbeda.

"Lalu bagaimana keadaan Hadrian saat kau temukan?" tanya Severus lagi.

Lucius menghela napas, "Aku menemukannya di lemari bawah tangga dengan keadaan yang lebih buruk daripada sebelumnya. Cissy bahkan tidak mau mengatakan hasil diagnosa nya, dan kami memutuskan memanggil healer keluarga untuk memeriksa Hadrian. Hasil diagnosa cukup mengerikan untuk anak kecil berusia satu tahun.. Katakan padaku Sev apa yang biasanya orang pemarah lakukan saat seseorang lainnya membuat kesalahan?"

Severus menatap penuh ketidakpercayaan ketika otaknya menangkap maksud ucapan sahabatnya. Lucius mengangguk lemah. "Mereka melakukannya ketika mereka sadar, mereka melakukannya hanya karena tidak suka meskipun itu darah daging mereka sendiri."

•••

Mari kita beralih ke pasangan bayi berstatus saudara kembar. Mereka tengah duduk dilantai dekat jendela kamar Draco yang sekarang juga kamar Hadrian.

"Yan ayang Dlay kan?!" tanya Draco sambil menempeli Hadrian yang sedang duduk bermain boneka ular hadiah ulang tahunnya yang ke-3.

"Yayy!" jawab Hadrian memeluk Draco dengan senang. Dan Draco tertawa senang.

"Day!! An au tuu!" tunjuk Hadrian ke piring berisikan buah buahan yang ada didekat sofa santai.

Draco mengangguk, ia segera berdiri dan berjalan kepiring itu. Setelah sampai ia menjulurkan tangannya bermaksud mengambil salah satu buah jeruk yang ada dipiring.

Tetapi yang namanya balita belum terlalu awas diri, Draco terpeleset oleh mainannya yang berbentuk bola saat akan kembali berdiri tegak setelah berjinjit untuk mengambil buah.

"DAAYY!!!!!!"

Teriakan cempreng Hadrian membuat penghuni manor buru buru bergegas untuk melihat apa yang membuat Hadrian berteriak. Takut salah satu dari Hadrian atau Draco terluka.




P.s ada kesalahan pengetikan tahun lahir mereka yg bener itu tahun 1980.

5/mei/2022

The Green [DISCONTIUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang