Mereka...

163 15 2
                                    

Di sebuah tempat dengan dinding berkayu sederhana terdapat tiga bersaudara yang kelihatan hidup tentram di dalamnya.

"KAK FROST BALIKIN KACAMATA VISOR KU!"

"AWOKAWOKAWOK AMBIL AJA KALAU BISA."

"BALIKIN WOY! KAK GLACY, KAK FROST GANGGU!"

"CURANG LU NGADU"

//Plakk//

Dua insan yang asik kejar-kejaran itu pun di tampol menggunakan panci legend karena pagi-pagi sudah mengganggu tetangga. 

"Ribut lagi, gak dapat jatah makan selama sebulan kalian," ancam si manik gold kebiruan sembari masih mengomel.

"TEGA LU GLACIER!"

"Oh iy, kak Frost tolong beliin bahan-bahan dapur, udah mau habis," pinta Glacier lembut ia sudah tidak marah usai di bujuk akan di belikan panci baru.

"Uang nya?"

"Yah pakai duit lu lah, lu kan Abang," ucap Glacier menatap datar kakak nya itu.

"Biasa sudah tua dia," ucap si manik senja mengejek.

'Sabar, untung ada Glacier kalau tidak udah ku buang si motor karatan ini,' batin si manik merah kebiruan mencoba  menahan amarah yang mungkin bisa saja meledak.

"Jangan lupa dengan ini kak," ucap Glacier melempar hoodie bertutup dan juga masker ke Frosfire.

Frostfire sebenarnya enggan memakai pakaian tertutup seperti sekarang. Tetapi karena nyawa dirinya dan adik-adik nya kemungkinan masih terancam ia pun terpaksa mau tidak mau harus memakai semua itu.

//Di minimarket//

"Totalnya 250K ya mas," ucap kakak kasir sembari tersenyum ramah.

Tanpa basa basi ia pun langsung  bayar dan beranjak pergi dari sana.

Tanpa dirinya sadari terdapat tiga orang mengamati dirinya.

"He, jadi mereka selamat ya?"

//Srat//

Salah satu dari mereka menebas kepala seorang gadis yang tengah dalam perjalanan pulang.

Tanpa merasa jijik sama sekali dirinya memakan daging sang gadis secara mentah di depan kedua teman2nya.

"Hmm, ini enak sekali," ucapnya sembari masih memakan daging gadis kecil itu.

"Woy angin muson jangan lu makan sendiri, sisain juga buat yang lain," tegur salah satu dari mereka manik ruby itu
menyala di dalam lorong yang gelap.

"Iya iya."

***

Tanpa sepengetahuan semua orang kecuali si manik Ruby si manik biru sedang memisahkan berbagai banyak organ, daging dan ketika hanya tersisa tulang ia membuangnya ke selokan.

"Saudara kita belum kesini Hali," ucap si manik biru.

"Dia lagi di jalan Muson," ucap Hali.

Dari kejauhan si manik gold berlari menuju ke arah kedua saudaranya.

"Maaf telat, eh padahal ku sudah beli makanan," ucapnya kecewa, ia telah membeli banyak makanan untuk dimakan hari ini.

//Puk//

"Tak apa, kita bisa memakannya di rumah. Ayo pulang," ajak Hali.

HUMAN EKSPERIMENT SEASON 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang