Bagian 14

1.5K 130 2
                                    

☁☁☁☁☁☁☁☁
🌟☁😌😌😌☁☁✨
☁😌😌☁☁😌☁☁
😌😌☁✨☁☁☁☁
😌😌☁☁☁☁☁☁
😌😌☁Good Night✨
☁😌😌☁☁😌☁☁
☁☁😌😌😌☁☁☁
☁☁☁☁☁☁☁☁

Di kamar Renjun.

" Hanya itu? " Tanya Renjun memastikan.

" Ya hanya itu, aku hanya perlu tau tentang pantangan bunda mu, agar dokter dapat lebih leluasa mengobati nya " Jelas Jaemin karena memang hal penting yang ingin di bicara kan adalah itu.

" Apa bunda ku akan bangun? " Tanya Renjun dengan lirih karena bunda nya tak kunjung sadar dari koma nya.

" Tentu saja kau harus yakin tentang itu " Balas Jaemin dengan senyuman untuk menyakinkan Renjun bahwa bunda nya pasti akan segera siuman.

Renjun hanya membalas senyuman Jaemin sambil memengangi tengkuk nya yang sedikit sakit karena pukulan Jeno.

" Apakah sakit? " Tanya Jaemin untuk memastikan Renjun tidak papa - papa karena sedari tadi Renjun terus saja memegang tengkuk nya.

" Hem, seperti nya Jeno memukul ku dengan kuat " Jujur Renjun.

Jaemin pun mengambil sebuah salep di nakas dekat tempat tidur Renjun dan memberikan nya pada Renjun.

" Apakah ini, ini akan meredakan nyeri nya" Tanya Jaemin pada Renjun untuk memastikan nya.

Renjun menerima salep tersebut.

" Terima kasih, em tapi, aku tidak bisa mengobati nya sendiri, aku tidak bisa melihat nya, bisa kah kau membantu ku? " Ucap Renjun.

" Ah baiklah "Ucap Jaemin sambil mengambil salep tersebut dan mengoleskan nya di tangan.

Renjun pun membelakangi Jaemin agar bisa lebih mudah untuk mengoleskan salep nya dan itu membuat Jaemin melihat dengan jelas leher jenjang milik Renjun.

Jaemin hanya diam melonggo saat melihat leher putih Renjun, menurutnya Renjun terlihat sangat sexy dalan posisi seperti itu.

" Jaem kok diem aja? " Tanya Renjun karena sedari tadi Jaemin tidak mengoleskan salep nya yang membuat Renjun kesal di buat nya.

" Hah? Ah iya - iya " Kaget Jaemin yang mampu membuat buyar lamunannya.

Jaemin pun mengoleskan salep tersebut ke leher jenjang milik Renjun dengan jantung berdebar kencang, berusaha menahan agar tidak sampai bersikap kurang ajar pada Renjun.

Namun naluri pria Jaemin ternyata lebih kuat, dia mulai mendekatkan wajah nya dan menghirup udara yang ada di dekat leher Renjun.

" Ja...Jaemin? Kau sedang apa? " Gugup Renjun karena dia merasakan deru nafas terhembus di tengkuk nya.

Thanks ♥

Six Mafia Is My Husband❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang