Takenori Akagi

52 5 0
                                    

(POV normal)

"Setega itu kau ingin menghancurkan klub yang pernah kau besarkan?! Apanya yang kejuaraan nasional?! Mana janjimu untuk membawa shohoku menjadi juara nasional?!! Apa semua itu hanya omong kosong?!"

Mitsui tak berkutik mendengar ucapan mantan sahabatnya yang kembali mengingatkannya tentang mimpi yang sudah lama ia kubur dalam-dalam.

Sementara Ryota juga terkejut mendengar ucapan Kogure barusan. Ia tak mengerti kemana arah pembicaraan Kogure.

"Kogure-san... Apa maksud ucapanmu?"

Kogure mengendurkan cengkramannya pada kerah baju Mitsui.

Sambil membetulkan letak kacamatanya, ia menatap tajam Mitsui.

"Mitsui adalah anggota klub basket,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mitsui hanya menatap Kogure dengan nyalang. Sementara Ryota terkejut bukan main. Begitu juga dengan teman-teman satu gengnya Mitsui.

Tiba-tiba semua yang terjadi selama ini seolah saling tersambung.

"Sudah berulang kali kukatakan, hentikan ocehan itu, apa kau tidak mengerti?!!__" teriak Mitsui seraya menarik kerah baju Kogure dengan sangat kencang.

"____Basket hanya sebuah ekskul! Apa aku salah jika aku merasa bosan memainkannya dan ingin berhenti?! Sampai kapan kau akan mengungkit-ungkit masa lalu, hah?!!"

"Dewasalah Mitsui!!___" teriak Kogure spontan.

"____Jujurlah pada dirimu sendiri! Kau bukan tidak ingin bermain basket lagi, tapi kau benci karena saat itu tidak ada yang mengizinkanmu bermain, iya kan?" Lanjut Kogure melembut.

Mitsui menatap Kogure dengan tatapan penuh kebencian. Untuk apa ia mengungkapkan semua itu sekarang di hadapan semua teman-teman bahkan rivalnya, Ryota?

Apa kogure ingin mempermalukan dirinya?

"Benarkah itu mitchan? Apakah saat sekelompok remaja bermain basket di pantai waktu itu... Juga karena kau kesal melihat mereka bermain basket.... Dengan gembira?" Tanya salah satu sahabatnya, Ito.

"DIAM!!" Teriaknya pada teman-temannya.

Ya, suatu hari saat Mitsui dan ke empat anggota gengnya sedang bermain ke pantai, sebuah bola basket tiba-tiba saja melintas di hadapan mereka.

Seseorang yang sepertinya masih SMP datang menghampiri kami untuk meminta bola itu kembali. Namun tiba-tiba Mitsui melempar bola itu dengan kencang hingga mengenai tubuh kurus anak itu.

Hal itu tentu membuat semua teman-temannya kebingungan, karena anak itu bahkan memintanya dengan sopan, tapi Mitsui justru memperlakukannya kasar seperti itu.

Ia tidak mengatakan apapun saat ditanya mengapa ia melakukan hal itu. Karena ia sama sekali tidak mengenal mereka dan baru kali itu bertemu.

Ia hanya diam sambil menahan emosi yang sangat terlihat di wajah tirusnya.

Namun, tak ada yang berani mengorek informasi lebih dalam karena mereka takut, Mitsui akan tambah marah nantinya.

Ryota mengerti sekarang, kenapa Mitsui selalu saja mengajaknya berkelahi setiap kali ia pulang latihan atau bahkan saat baru mau latihan basket sepulang sekolah.

Itu dilakukan, agar Ryota tidak bisa bermain basket lagi lalu berhenti bermain basket seperti dirinya.....

Mitsui tidak ingin mengetahui ada orang yang begitu menikmati permainan basket.

Behind The Slam Dunk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang