Mitsui Hisashi Part II

32 3 0
                                    

Selang berapa waktu kemudian dokter keluar dari ruang IGD dan seketika diserbu oleh Yasuda, Akagi dan Kogure.

Ayako menemani ibu serta adik Ryota menyusul di belakang. Sementara Mitsui hanya terdiam berdiri di tempatnya.

Entah kenapa kakinya kaku. Ia ingin melangkah, tapi seolah kakinya berkata lain.

Setelah memberitahukan sesuatu, dokter pun pergi dan teman-temannya hanya mengangguk.

Mereka lalu mengikuti perawat untuk mengetahui dimana ruang perawatan Ryota.

Yasuda yang menyadari bahwa Mitsui masih belum beranjak dari tempatnya kemudian menghampiri dan memapahnya.

"Kau baik-baik saja Mitsui senpai?"

"Apa yang dikatakannya?"

"Dokter mengatakan bahwa mereka sudah selesai melakukan penanganan dan akan segera memindahkan ryota ke ruang perawatan. Maka dari itu, ayo kita juga ikut, nanti tertinggal."

"Hm,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ryota dipindahkan ke kamar Lily nomer 27. Dalam kamar tersebut terdapat 2 tempat tidur. Satu diisi oleh Ryota, sementara yang satunya kosong.

Mereka semua menunggu Ryota hingga tanpa sadar tertidur di dalam kamar tersebut.

Ibu Ryota menunggu di kursi, adik Ryota tidur di sofa tamu dengan ayako. Sementara para lelaki tidur bersandar di bawah sofa setelah mengobrol sepanjang waktu. Terutama si rambut merah.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.48.

Mitsui tiba-tiba saja terbangun dan beranjak  ke luar kamar.

Klek

"Kau mau kemana, mitsui?"

Tanya Akagi Yang ternyata ikut terbangun mendengar suara langkah Mitsui.

"Mencari angin segar."

"Ini sudah tengah malam."

"Hanya sebentar,"

Blam

Sesaat sebelum terbangun tadi, seperti ada seorang yang memanggilnya.

'mitsui-san,'

Maka dari itu ia bangun dengan tersentak dan langsung mengecek apakah Ryota sudah sadar atau belum.

Namun ternyata belum.

Malah Akagi yang memergokinya terbangun. Sepertinya dia memang belum tidur sejak tadi. Mungkin hanya memejamkan mata mencoba me-rilex-kan matanya.

Mitsui melewati lorong menuju hall ruang tunggu calon pasien yang akan berobat.

Ruangan yang biasa penuh orang, kini lengang.

Hanya beberapa orang yang menunggu atau duduk sambil tertidur.

Ia menghampiri vending machine dan milih satu kaleng minuman dingin.

Ia duduk di salah satu bangku, lalu membuka minuman dingin itu untuk mendinginkan kepalanya yang sejak tadi terasa panas karena panik.

Dinginnya udara malam hanya mampu membuat badannya merasa dingin, bukan isi kepalanya.

Seketika bayangan percakapannya dengan ibu Ryota tadi kembali muncul.

"____Aku yakin, kalian berdua adalah orang yang penting baginya."

Mitsui hanya diam termenung dengan kata-kata ibu Ryota.

Ia menjadi semakin bersalah karena ini semua adalah karena dirinya.

Behind The Slam Dunk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang