Chapter 6

138 12 2
                                    

Seulgi masih bermimpi mengenai kehidupannya dulu bersama Joo Hyun. Kini, scene itu berganti dengan tempat lain.

“Dasar anak sampah tidak berguna!!!” teriak seorang pria yang tak lain ayah Kang Seulgi dan Kang Hana.

Duak! Duk! Plak!!!

Ayahnya sedang dalam kondisi suasana hati yang buruk karena mengalami kesulitan dalam pekerjaan. Maka dia melampiaskan pada Hana dan Seulgi. Hana mengalami memar di sekujur tubuhnya. Sedangkan wajah Seulgi terlihat bengkak.

Setelah puas melampiaskan kekesalannya. Si ayah keluar rumah. Menutup pintu dengan sangat keras. Keheningan mulai melanda Seulgi dan Hana. Mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Rumah itu tak lagi memiliki aura kebahagiaan. Lantas Hana melangkahkan kakinya. Menenteng tasnya dan pergi keluar rumah. Meninggalkan Seulgi sendirian.
Seulgi hanya menatap kepergian kakaknya dengan kesedihan. Harus sampai kapan, dia dan kakaknya mengalami ini semua. Hingga tak lama kemudian, terdengar pintu bel apartemen rumahnya berbunyi.
Dia melangkahkan kakinya dengan gontai. Membuka pintu dengan perlahan. Tepat di depannya, Joo Hyun berdiri dengan mata mendelik.

“Se…Seul??? Kenapa wajahmu seperti itu?” tanya Joo Hyun penuh kekhawatiran.

Seulgi hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Tanpa dikomando, Joo Hyun menggenggam tangan Seulgi dengan erat. Menariknya keluar dari rumah.

“Ayo!! Kita pergi jauh saja Seul.” Ajak Joo Hyun muda.

*

Akhirnya kedua gadis muda itu pergi tak tentu arah. Hingga malam tiba, mereka hanya duduk di pinggir Sungai Han.

“Seul, kau harus melaporkan ayahmu pada polisi.” pinta Joo Hyun.

Seulgi menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak bisa melakukan itu. Jika ayahku sampai di penjara. Bagaimana nasibku dan kakak.”

Seulgi hanya bisa menundukkan kepala. Joo Hyun menghela nafas berat. Lalu perlahan mengompres wajah Seulgi agar berkurang bengkaknya.

“Jika begitu, aku akan meminta uang pada ayahku. Lalu uang itu akan aku gunakan untuk menyewa preman. Biar preman itu memukuli ayahmu.”

Seulgi menghela nafas berat.

“Jika kau lakukan itu. Bagaimana ayahku akan bekerja dan membiayai hidup kami nantinya. Aku dan kakak, masih bergantung padanya.”

Joo Hyun lagi-lagi menghela nafas berat. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenak Joo Hyun.

“Bagaimana jika kita kabur saja. Pergi jauh dari tempat ini? Kita hidup berdua saja. Hanya kau dan aku Seul.”

Seulgi langsung menatap Joo Hyun.

“Aku tidak mungkin melakukan itu. Bagaimana dengan kakakku? Pasti ayah akan menjadikan kakakku sasaran kemarahannya. A… aku tidak bisa melakukan itu.”

Seulgi beranjak dari duduknya. Hendak pergi, tetapi suara Joo Hyun mencegahnya.

“Seul, apa kau mau terus-terusan dipukul ayahmu? Memiliki kehidupan suram seperti itu? Apa kau tidak ingin bebas dari kehidupanmu yang sekarang?”

Seulgi berhenti sejenak. Jika ingin kabur, dia tidak ingin kabur sendiri. Dia juga memikirkan kakaknya. Tidak ingin meninggalkan kakaknya seorang diri. Dia tidak mau seperti ibunya yang kabur sendirian. Gadis bermata monoloid itu bergegas melangkahkan kakinya. Joo Hyun masih berteriak memanggilnya.

“Dasar Seul bodoh! Kau sungguh pengecut dan lemah!!!” teriak Joo Hyun.

Mendengar perkataan Joo Hyun. Membuat Seulgi semakin kesal. Dia hendak berlari, namun suara peluit menghentikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

False AwakeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang