Bab 1

409 54 12
                                    

"Doyoung, apakah semuanya sudah siap nak?"

Doyoung mengangguk mantap, "Sudah Yah." jawabnya sembari tersenyum menatap Ayah dan Ibunya.

"Sayang apakah kau serius ingin membiarkan Doyoung sendirian disana? Ibu boleh ikut jika kau mau." ucap sang Ibu yang memperlihatkan raut khawatirnya sembari tangannya saling menyatu di dadanya, benar benar ke-khawatiran seorang ibu.

Doyoung menggeleng "Ibu tidak usah khawatir." Jeda sejenak, Doyoung memperlihatkan senyuman manisnya "aku akan menjaga diri ku disana."

"kau dengar? lihatlah anakku ini sudah besar." sang Ayah langsung menghujani Doyoung dengan mengusap rambut putra tunggalnya itu.

Dalam hati sang Ayah juga tak rela membiarkan Doyoung pergi jauh sendiri diluar sana, tapi ia harus mendukung anaknya yang ingin belajar dan akan membanggakannya suatu saat nanti.

"hati hati ya, kabarin Ibu jika kau sudah sampai." sang Ibu memeluk putra tunggalnya itu erat lalu diikuti dengan Ayah yang memeluk kedua belahan jiwanya.

"iya buu, nanti Doyoung ngabarin kalian." hampir Saja Doyoung menangis jika ia tak langsung mengusapkan wajahnya pada bahu sang Ayah.

pelukan hangat itu berjalan cukup lama hingga pengumuman pesawat yang sebentar lagi akan lepas landas terpaksa membuat mereka saling melepaskan kehangatan itu.

"kalau gitu Doyoung berangkat dulu ya, Bu, Yah." Doyoung menggenggam pegangan kopernya kuat, ia benar benar akan meninggalkan tempat tinggalnya.

"iya, hati hati ya sayang."

"Ayah bangga sama kamu."



•••••



"wah, aku masih tidak percaya kalau kau benar benar meninggalkan Seoul, Doyoung-ah."

"diamlah dan tetap fokus menyetir, Hyung."

Doyoung menatap sebal pria disebelahnya ini. dalam hatinya ia mengomel kenapa harus orang ini yang menjemputnya?! padahal Doyoung bisa sendiri menggunakan taxi.

jujur Doyoung sendiri juga masih tidak percaya jika ia meninggal Seoul sekarang. untung saja disini ada sepupunya.

"kalau ingin mengomel keluarkan saja, jangan di pendam haha." tawa sepupu Doyoung.

"Hyunsuk-hyung menyebalkan!"

benar, orang disebelahnya ini memang sangat menyebalkan. Hyunsuk sering sekali menjahili Doyoung dari kecil dan tidak akan puas jika Doyoung belum memohon sambil menangis padanya.

"iyaa iyaa, terserah kau saja." final Hyunsuk. ia sengaja menghentikan pertengkaran itu meskipun sebenarnya Hyunsuk masih rindu kepada adik sepupunya yang satu ini tapi ia tak ingin membuat Doyoung tertekan di tempat barunya.

Hyunsuk adalah sepupu Doyoung dan mereka sama sama anak tunggal. Hyunsuk sudah menganggap Doyoung seperti adik kandungnya sendiri begitupun juga dengan Doyoung yang sudah menganggap Hyunsuk seperti abangnya sendiri.

dari kecil mereka sudah Akrab karena aslinya Hyunsuk juga berasal dari Seoul, cuma Hyunsuk sedang kuliah dan tahun ini ia sudah mulai berkerja di kantor milik keluarga Choi.

"nah sudah sampai." tepat saat itu Hyunsuk memberhentikan mobilnya.

Doyoung menatap apartement yang cukup besar itu. ia menelan ludah kasar, sedikit parno membayangkan jika ia akan tinggal sendiri.

The Ghost In ApartementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang