Bab 4

122 18 8
                                    

Kini sudah waktunya jam istirahat, Jeongwoo, Doyoung dan Haruto memilih beristirahat disebuah taman yang sudah disediakan, dengan beberapa fasilitas seperti kursi dan meja bunda.

Doyoung fokus mengunyah roti coklat, Ia melamun memikirkan aplikasi yang baru saja muncul secara tiba-tiba di handphonenya.

"Hei, Doyoung-aa."

Merasa namanya diucapkan Ia segera menoleh pada sumber yang menyebutkan namanya itu.

"Iya, Haruto?"

"Apa kau tau cerita seram di kampus ini?"

Doyoung mengerutkan keningnya, kenapa tiba tiba Ia membahas hal ini?

Jeongwoo yang ikut menyimak juga ikut heran dengan pembicaraan teman barunya itu.

"Maksudnya?"

"Ituu, aku dengar di kampus ini banyak sekali mitosnya. Aku tidak tau itu mitos atau nyata tapi cerita favoritku adalah..

Jika kau menghampiri ruangan kosong di paling ujung dilantai 3 pada sore hari, kau bisa melihat sebuah penampakan!"

Seketika bulu kuduk Doyoung merinding, tapi disaat bersamaan Ia juga menjadi penasaran dengan cerita Haruto.

"Ah aku tau. Yang pintunya di cat warna merah kan?" Timpal Jeongwoo.

"BENAR!"

"Eh.. apa kau serius?"

"Kenapa? Kau penasaran?" Haruto menatap Doyoung dengan menaik turunkan alisnya. Jebakannya berhasil.

"Hah?! A-aku tidak—"

"Doyoung-aa! Jika kau penasaran kau boleh menemani ku nanti~"

"Oi Haruto."

"Diam, aku tidak berbicara denganmu. Jadi bagaimana Doyoung-aa? Ah hitung hitung aku juga minta tolong padamu untuk menemaniku.

Dari kemarin aku saangat penasaran dengan mitos itu, aku sudah banyak mendengarnya dari kakak tingkat maupun alumni dikampus ini."

"Haruto.. kau yakin?" Tanya Doyoung dan dibalas anggukan manis oleh lawan bicaranya.

Melihat itu Doyoung jadi tidak bisa menolak, lagi pula Ia juga penasaran dan setidaknya Ia tidak sendiri.

"T—tunggu! Aku juga ikut."

"Cih, tidak ada yang mengajakmu tau."

"Kalian terlalu nekat, setidaknya aku akan mengawasi kalian."

"Mengawasi?! Memangnya kau sudah dewasa?!"

"Setidaknya aku paling waras."

"Dasar dukun abal-abal!"

"Diam indigo sialan."

Keduanya beradu tatapan tajam sementara Doyoung yang menyadari apa yang mereka ucapkan.

"Indigo? Dukun?"

Keduanya seketika menatap Doyoung.

"Ah... ketahuan deh."

"Gara gara kau, idiot."

"HAH?! JADI ITU SUNGGUHAN?!"

"Iya Doyoung, aku dukun dan dia indigo. Itu juga menjadi sebuah alasan mengapa kita bisa berteman." Jelas Jeongwoo dengan helaan nafas.

"Yap! Awalnya aku ingin bertanya apa saja yang Ia lakukan selama menjadi dukun tapi ternyata dia adalah dukun abal-abal."

"Sudah kubilang aku bukan dukun abal-abal! Bahkan kau tidak bisa membuktikan bahwa kau indigo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Ghost In ApartementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang