Hujan deras

218 43 0
                                    

Si kembar berangkat sekolah menggunakan mobil, ditengah-tengah perjalanan lebih tepatnya di lampu merah, Kade baru sadar akan sesuatu! Kamden belum bilang jadinya mau berangkat bersama Dabin atau tidak. Dasar Na Awkward Kamden!

"Mumpung masih disini, Dabin jadi ikut apa enggak?" Tanya Kade, hanya pertanyaan itu membuat Kamden terlonjak kaget.

Kamden lupa bertanya saking capeknya, dia buru-buru menelfon Dabin. Telfonnya berdering, tetapi Dabin tidak mengangkatnya. Kade mendecak sebal, tetapi disisi lain mengerti dengan sifat adiknya yang sama sepertinya.

"Menurut gue sih dia sudah berangkat. Nanti setelah lo taruh tas di kelas, tunggu Dabin di loby. Kalau datengnya basah-basahan, lap pakai sapu tangan, belikan minuman hangat," usul Kade.

Kamden mengusak rambutnya, dia akan merasa sangat bersalah kalau Dabin benar-benar datang ke sekolah menggunakan jas hujan dan membawa payung.

🏫🏫🏫🏫

Dabin benar-benar datang hanya dengan menggunakan jas hujan dan payung, membuat Kamden memijat dahinya, untung saja dirinya sedang memakai hoodie dan selalu membawa barang cadangan ketika hujan. Kamden mengajak Dabin pergi ke UKS, menyuruhnya duduk diatas kursi.

Disaat Dabin sudah duduk, Kamden melepas sepatu dan kaos kakinya Dabin, kemudian mengganti menggunakan miliknya sendiri. Kebesaran sih, tetapi daripada tidak ada sama sekali.

"Mendingan?" tanya Kamden dengan nada serius.

"Mendingan, kok. Makasih ya, Kamden."

Kamden melepaskan hoodienya, memberikannya ke Dabin bersamaan dengan ekspresi wajah khawatirnya. "Aku beli minuman hangat dulu, kamu lepas semua seragam atas, terus pakai ini," suruhnya.

Dabin menerima hoodienya, tepat pada saat itu Kamden langsung pergi meninggalkannya. Dabin senyam-senyum sendiri sambil mengganti atasannya. Memakai hoodienya Kamden seperti ini, Dabin baru sadar kalau Kamden itu badannya besar, ini saja tangan dan roknya tenggelam di hoodie.

"Waahh, wangi parfumnya Kamden." Dabin mengendus lebih dalam, wanginya semakin memanjakan hidungnya, hehehe. "Eh iya, gue harus beresin semua barang gue yang basah."

Dabin buru-buru memasukkan semua barangnya ke dalam totebag milik Kamden. Fix, nanti malam Dabin harus Laundry supaya bisa cepat-cepat dikembalikan.

Ckleekkk....

Suara pintu terbuka, Dabin menunjukkan dirinya yang sudah memakai hoodie. Dabin bisa melihat kalau Kamden tersenyum tipis. Akhirnya setelah sekian lama, Dabin melihat senyumannya Kamden lagi.

"Habisini bel masuk, kamu minum ini di kelas aja, ya." Kamden memberikan minuman kaleng yang hangat. "Ah, nanti pulangnya sama aku."

"Siaaappp!" Dabin menggandeng tangannya Kamden. "Ayo ke kelas," ajaknya.

20.45 PM

Hujannya awet sampai malam, Dabin tertidur di dalam mobil karena demam dan flu secara bersamaan. Untung saja teras rumahnya Dabin lebar, jadi Kamden bisa menggendongnya ke dalam rumah tanpa takut Dabin terkena air hujan lagi.

Di dalam rumah, Kamden langsung mengikuti Chanyeol yang menuju kamarnya Dabin. Chanyeol panik karena melihat hidung anaknya merah. Sesampainya di kamar, Kamden membaringkan Dabin diatas kasur, tidak lupa melepaskan kaos kaki dan sepatunya supaya Dabin tidak perlu repot-repot mencucikannya.

"Aduuh, Dabin ini susah banget kalau dibilangin, sudah disuruh naik Taxi malah nekat naik bis," gerutu Seungwan, Eomma-nya Dabin. "Makasih ya, Kamden. Maaf banget sudah ngerepotin."

"Nggak papa, Aunty. Kamden malah ngerasa bersalah soalnya lupa nawarin Dabin buat berangkat bareng." Kamden memberikan obat ke Seungwan, dia membelinya ditengah perjalanan tadi. "Ini buat Dabin."

"Ya ampun, Kamden baik banget. Kebetulan Aunty bikin Bungeoppang, ayo Aunty bungkusin buat kamu sama keluarga." Seungwan buru-buru pergi ke dapur, takut kembarannya menunggu lama. "Chanyeol, minta tolong pasangin bye-bye fever di dahinya Dabin!" suruhnya.

Kamden menggaruk tengkuknya. "Aunty, boleh minta tolong?"

"Boleh, Kamden mau apa?" Seungwan berbalik badan karena sudah selesai menaruh Bungeoppang di dalam kotak makan.

"Minta tolong fotoin Dabin waktu pakai bye-bye fever."

Seungwan terkekeh, "Hahaha, gemes banget, sih. Gampang kalau itu mah, nanti Aunty kirim fotonya. Ini Bungeoppangnya...."

"Makasih, Aunty. Kamden pulang dulu, besok kalau nggak hujan, sebelum berangkat sekolah mau jenguk Dabin."

"Okay Dokey, Aunty tunggu. Selamat istirahat ya...." Seungwan menepuk bahunya Kamden, lalu mengantarnya keluar sekalian berpamitan dengan Kade.

Melihat si kembar sudah pulang, Seungwan masuk ke dalam rumahnya lagi. Seungwan akan mengambil fotonya Dabin sesuai permintaan tolongnya Kamden.

Chanyeol dan Seungwan sudah mengenal Kamden dan Kade karena Dabin selalu menceritakan semua yang terjadi di sekolahnya ketika mereka pulang bekerja. Chanyeol dan Seungwan juga tidak masalah akan hal itu, yang penting tidak aneh-aneh.

"Shuutt, Dabin sudah tidur lagi...." Chanyeol mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan bibirnya sendiri.

"Aku mau foto Dabin dulu." Seungwan mendorong Chanyeol supaya menyingkir, lalu mengambil beberapa fotonya Dabin.

Seungwan terkekeh, ternyata lucu juga, pasti sebelumnya Kamden sudah terbayang sampai minta difotokan. Aaahh, gemes sekali sama couple iniiii.



[✔] Awkward (Na Kamden)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang