Pulang

86 22 17
                                    

Dabin membantu Mama Na memasak sekaligus memperhatikannya, dia berencana akan mencobanya di rumah karena hidangannya terlihat enak. Dabin juga mau menambah skill memasaknya, mau siap-siap jadi, ekhem, istrinya Kamden ceritanya. Halah, padahal itu bisa terjadi kurang lebih delapan atau sembilan tahun lagi.

Ketika makanan sudah jadi, Dabin disuruh membangunkan si kembar. Dabin akan membangunkan Kade terlebih dahulu. Dabin membuka pintu kamarnya Kade, dari jauh sudah nampak kalau si kakak sedang bertelanjang dada, tapi Dabin tidak peduli, dia akan tetap membangunkan Kade menggunakan teriakan lumba-lumbanya.

"KAAAAAADE!" teriak Dabin.

Kade mengucek matanya yang masih kliyep-kliyep, dia mengambil kacamata dan memakainya, betapa terkejutnya melihat yang membangunkannya adalah Dabin. Kade buru-buru menaikkan selimutnya sampai setinggi lehernya.

"Park Dabin laknat, gue lagi full naked, anjaay!" kata Kade sedikit teriak. Masih pagi sudah teriak, gaes. :")

"Bodo amat, gue nggak tergoda, tapi kalau Kamden mungkin," balas Dabin supaya Kade tidak perlu takut.

Kade tersenyum iseng, "Badan gue sama Kamden nggak beda jauh, loh. Mau lihat nggak?" tawarnya.

"*EMOH!" Dabin buru-buru keluar dari kamarnya Kade ke kamarnya Kamden, bahaya kalau disekap kembaran dari pacarnya, tidak lucu! Eh, btw tadi Dabin nggak lupa tutup pintu, loh, ya. :")

*emoh: nggak mau.

"Kamdeeeennn, banguuuuunnnn, mandi dulu, habisitu sarapaaaaaaan." Dabin mengelus menepuk pelan dadanya Kamden yang sedang membelakanginya.

Kamden berbalik badan kearah Dabin, senyuman pertama di hari ini keluar melihat Dabin sudah sangat cantik nan harum. Nyawa sudah terkumpul, Kamden duduk dan memeluk Dabin. "Selamat pagi, Dabin," sapanya menggunakan suara berat ala baru bangun tidur.

Jantungnya Dabin hampir saja melompat, mau dengar begini setiap harinya :(

"Selamat pagi juga, Kamden," balas Dabin sambil merapikan rambutnya Kamden.

....

Semuanya sudah berkumpul untuk sarapan, Papa Na yang mulai makan duluan diikuti yang lainnya. Dabin kok jadi teringat film yang judulnya, ekhem, Midsommar, ya. Ah, jadi ingin menonton lagi, tapi nanti pusing + badan jadi berat.

"Aunty, maaf ya hari ini nggak bisa bantuin cuci piring, Dabin harus pulang buat ganti baju...."

"Nggak papa, kebetulan hari ini giliran Kade yang bantuin Aunty cuci piring."

Dabin membulatkan mulutnya seperti orang yang terkejut. "Kamden sama Kade cuci piring? Keren bangeett!" serunya.

Kade mencetol kepalanya Dabin, "Sekarang banyak yang gitu kali. Nggak usah lebay lo, buruan dimakan."

Dabin menjulurkan lidahnya kearah Kade, supaya tidak terjadi konflik lagi, Kamden merangkul Dabin supaya tidak bergerak lagi. Tapi tetap saja, yang namanya Park Dabin masih bisa mengejek pakai ekspresi 1000 meme. Kan... bagaimana Kade tidak suka sama Dabin kalau kelakuannya seperti ini? :")

"Kalau ada Dabin, si kembar banyak ngomong, ya," kata Papa Brandon sambil menggoda Kade.

Dabin menyelipkan rambut di kedua telinganya. "Katanya temen sekelasnya Dabin yang cewe, Dabin bisa menghilangkan kecanggungan walaupun sementara," sombongnya.

"Hahaha, Kamden bener-bener milih ya kalau masalah pacar." Papa Na menepuk bahunya Dabin dengan bangga.

Pujian itu membuat kepalanya Dabin semakin besar kepala, Kade yang melihatnya sampai ingin mencetolnya lagi, sedangkan Kamden sendiri senyam-senyum melihat tingkahnya Dabin yang menggemaskan.

🏠🏠🏠🏠

Benar-benar tidak terduga, Dabin kira jam segini kedua orang tuanya sudah berangkat bekerja, ternyata belum. Rasanya Dabin tidak mau masuk, tetapi mengingat ada tangga dibelakang rumah, Dabin mempunyai ide cemerlang.

Dabin menarik tangannya Kamden pergi ke belakang rumah, dia membutuhkan bantuannya Kamden untuk mengangkat tangga sebesar itu. Kalau mengangkat tangga sendirian, tingginya yang awalnya 160 cm bisa turun.

Setelah menaruh tangga di posisi yang tepat, Kamden menaikinya terlebih dahulu untuk memastikan kalau tangganya itu aman. Ternyata aman-aman saja, jadilah Dabin menyusul menaiki tangganya.

Kamden sampai lebih dulu, dia membantu Dabin yang akan melewati pagar balkon. Ini sedikit bahaya, kalau salah langkah bisa jatuh.

"KYAAAA!" Dabin langsung membuka matanya ketika merasa badannya masih dipegang Kamden.

"Aku pegangin. Kamu tenangin diri dulu, terus naik ke pagar balkonnya."

Dabin mengangguk paham, dia mengikuti arahannya Kamden dan bergerak dengan tenang sampai akhirnya berhasil mendarat di balkonnya dengan selamat.

"Kamden tunggu di dalam kamar aja, ya. Aku mau ganti seragam di kamar mandi kamar aja." Dabin membuka pintu kunci balkon, lalu menarik tangannya Kamden pergi ke dalam kamarnya.

Dabin langsung mengganti bajunya, sedangkan Kamden bergerak melipat selimutnya Dabin yang entah bagaimana bisa melayang sampai di dekat meja belajar.

Ckleeekkk....

Kamden menoleh kearah pintu, yang datang Chanyeol.

"Kamden, Dabin dimana?" tanya Chanyeol bisik-bisik.

"Ganti baju, Uncle," jawab Kamden bisik-bisik juga.

Chanyeol mengangguk paham, "Huh, Uncle khawatir banget. Nanti malam Uncle sama Aunty pulang lebih awal, minta tolong nanti bujuk Dabin biar masuk ke rumah, ya."

"Okay, Uncle."

Chanyeol mengelus kepalanya Kamden, lalu pergi dari kamarnya Dabin, takut Dabin tiba-tiba selesai ganti baju dan langsung marah melihat keberadaannya.

****

Hai, Dubudaaannsss. Jangan galau, ya. Yakin aja kalau Kamden bakalan debut di FNC dalam waktu dekat ini.

Btw, lima pick aku yang debut cuma satu, kalian ada berapaaa?


[✔] Awkward (Na Kamden)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang