Bonus Episode

114 21 15
                                    

Ketika Kamden dan Dabin kuliah

Dabin menghela nafasnya melihat nilai dan IP-nya di semester satu ini, benar-benar ngepas, tidak seperti Kamden yang sempurna. Dabin jadi minder setiap mendengar Kamden selalu mendapatkan A+ di semua mata kuliahnya. BAYANGKAN SAJA SEMUANYA A+!

Dahlah, Dabin merajuk, masa iya dia kurang berusaha? Atau memang prodinya yang terlalu kejam? Tidak mungkin, lah, Teknik itu lebih sulit. EH, DABIN KAN ANAK TEKNIK JUGA?!

"Dabin, aku boleh cerita?"

Dabin yang awalnya merajuk menjadi serius. "Boleh, dong. Ada apa?"

Kamden memegang kedua tangannya Dabin. "Mama sama Papa aku cerai, tapi mereka berdua sama-sama balik ke keluarga mereka yang tinggal di Amerika. Mungkin... habis kuliah ini aku bakal pindah ke Amerika sama Kade, ikut sama Mama."

Terkejut? Tentu saja Dabin terkejut. Tapi, Dabin tidak ada pilihan lagi selain menenangkan Kamden yang sudah berlinangan air mata. Dabin memeluk dan mengelus kepalanya Kamden terus menerus sampai merasa tenang.

"Terus Kamden sama Kade sekarang gimana?" tanya Dabin, barangkali dia bisa membantu sedikit.

"Aku sama Kade tetep tinggal di rumah itu, kok. Cuma, aku sama Kade bakalan berantakan kalau nggak ada Mama." Kamden semakin mengeratkan pelukannya, apa yang diucapkan terbayang dipikirannya, dia takut.

"Kamden bisa minta tolong sama aku kalau butuh apa-apa. Aku kelihatannya aja manja, tapi sebagian besar pekerjaan rumah ini, aku yang kerjakan." Dabin melepaskan pelukannya, kini kedua tangannya menangkup wajahnya Kamden. "Kalau butuh bantuan jangan sungkan bilang sama aku, ya. Aku sama Eomma juga Appa selalu disini buat Kamden sama Kade. Tetep kuat ya, selalu ingat kalau Kamden punya sandaran disini."

Kamden mengangguk, "Makasih, Dabin. Jangan tinggalin aku, ya."

Dabin terkekeh, "Enggak, kok. Jangan khawatirin itu," ucapnya.

Dabin beranjak dari tempat duduk meja makan, dia pergi mengambil sesuatu dari dalam kulkasnya. Kalau dari pengelihatannya Kamden, itu toples berisi jajanan coklat.

"Ini aku buatin jajan, walaupun cuma corn flakes sama coklat, aku buatnya penuh effort dan sepenuh hati. Aku buatnya pakai dark chocolate, jadi kalau misalnya kurang manis...." Dabin mengambil foto polaroid dari dalam case ponselnya. "Lihat ini aja biar jadi manis, hehehe."

Kamden terkekeh, kekehan itu lama-lama menjadi tawaan. Dabin ini lucunya murni sekali, ya, tidak heran kalau Kamden senang terus ketika bersama Dabin.

Kamden mengambil satu suapan camilan yang dibuatkan Dabin dan memakannya, katanya dibuat dari dark chocolate, tapi rasanya sudah manis. INI BENERAN LOH, BUKAN KARENA KAMDEN MAKAN DI DEPANNYA DABIN. 

"Sudah manis, kok. Rasanya semakin manis soalnya ada Dabin disini," ucap Kamden sambil menoel-noel dagunya Dabin.

Dabin tertawa sejenak, lalu mengecup bibirnya Kamden dan memeluknya erat-erat. Pokoknya Dabin gemes banget sama Kamden!

****

Mau curhat. Aku sedih sama shock baca beritanya Kamden yang dari FNC tadi. Jadi, para Dubudans tolong kasih dukungan buat Kamden, ya. ♡!

Oh, satu lagi, Sequel ceritanya Kamden sudah aku publish, hehehehek.

Jangan lupa mampir, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa mampir, ya. 😉

[✔] Awkward (Na Kamden)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang