liam capt 12

1K 53 3
                                    

Sesampainya di rumah Dirga, Leon dan dion mendengar tangisan yg sangat kencang membuat nya khawatir , Dirga, Leon dan dion segera memasuki rumah dan tampak terkejutnya melihat muka Liam yg sudah merah.

"Ada apa dengan baby" Tanya Dirga  panik, dan langsung menggendong Liam yg masih nangis.

"Dia makan ini bang" Jawab riko menyodorkan bungkusan snack.

"Kenapa kalian membiarkan nya memakan ini" Kali ini leon yg membuka suara.

"Tadi kita engga tau kalo baby makan snack itu bang" Jawab raka.

" Terima hukuman nanti" Ucap Leon dan di angguki raka dan riko, Leon langsung pergi menyusul Dirga dan Liam.

Dimana dion sekarang, dion udh balik kekamarnya karna di suruh Dirga melanjutkan berkas-berkas yg belom kelar.
Setelah perginya Leon, raka dan riko langsung pergi ke ruang hukuman.

"Sorry bang" Gumam raka yg masih bisa di dengar oleh riko.

" Udh gpp ini salah gua juga, gua jg minta maaf"ucap raka yg tak tega melihat adiknya kena hukum.
Disisi lain Liam sedang tertidur di pangkuan Dirga karena lelah nangis.
Dirga pelan-pelan menaruh badan Liam ke kasur, Leon hanya melihatnya karena pas Leon datng Liam sudah tidur.

Dirga dan Leon langsung turun kebawah Dirga duduk di sofa sedangkan Leon memanggil dion untuk mwnghukum riko dan raka.
Riko dan raka sudah menunggunya dan tak selang lama terdengar suara langkahan kaki yg menuruni tangga.

Riko dan raka hanya pasrah ini juga salah mereka karena tidak menjaga Liam dengan benar.
Dion dan Leon mengambil ahli, riko dengan Leon dan raka dengan dion. Dion segera menggendong raka ke suatu tempat. Sedangkan Leon sedang mengambil alat untuk menghukum riko. Leon sudah mendapatkan alat nya dan menyuruh riko untuk membuka bajunya, riko hanya menurut dan terlihat lah punggung yg sangat putih dan tidak ada bekas luka sama sekali. Leon langsung mencambuk punggung riko.

"AWWWWW SSSSTTT" Teriak riko ketika alat tersebut mengenai kulit punggungnya.

Disisi lain Dirga sudah membawa raka kesuatu tempat terlihat asing karena raka belum pernah ke sini dan bahkan raka juga tidak tahu ada ruang seperti ini di ruang hukuman.
Raka di tinggal oleh dion yg ingin mengambil alat yg cocok untuk menghukum adiknya.

Raka tampak kaget ketika mendengar teriakan dari ruang hukuman raka sudah pasti ini teriakan riko.
Dion kembali dengan pisau kecil di tangannya, sebenarnya dion ingin mengunakan gergaji, canda.
Dion langsung menyuruh raka duduk di kasur yg memang sudah tersediakan.

"Buka celana mu" Ucap dion datar. Raka tampak terkejut.

"Ihhh abng mesum" Ucap raka.

"Cepat buka" Ucap dion dan raka langsung menurut dan hanya menyisakan celana pendek sepaha.
Dion langsung mendekatkan raka, raka tampak memundurkan tubuhnya tapi dion malah menarik kakinya hingga membuat raka tertarik.

"Bagus ya pahanya" Ucap dion menyeringai.

"Bangus lah bang kan paha raka selalu di-Awwww Aaaaa" Teriak raka kala pisau kecil tersebut menembus kulit putihnya.

"Awww abngg hiks s-sakit" Tangis raka pecah.
Dion tidak peduli dion hanya asik mengukir namanya di paha raka.

"Abng udh-ssstt" Ringis raka kala dion menekan paha
raka,  hingga keluar lah darah segar yg mengalir deras.

"A-abng" Lirih raka.

Dion menydahi aksinya, dion langsung mengambil kotak p3k yg sudah ada di lemari dekatnya. Dion langsung mengobati luka raka dan Memperbannya. Dion langsung mangambil celana pendek Sedengkul dan memakaikan nya ke raka.

Disisi lain riko sudh terkapar di ranjang dengan Leon yg sedang mengobatinya. Leon langsung memakaikan riko baju.
Leon dan Dirga sudah keluar dri ruangan tersebut dengan riko dan raka Digendongan nya.

Posesif BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang