Di dapur terdapat dua manusia berbeda usia yg sedang berbincang-bincang. Mereka adalah Ana dan ibu panti yg biasa di panggil bunda Ela.
Leana Aura atau biasa dipanggil Ana merupakan gadis panti asuhan yang memiliki sifat polos, lugu, dan baik hati. Ana adalah gadis yang pintar karna itu dia bisa bersekolah di SMA terfavorit di kota tempat dia tinggal karna mendapatkan beasiswa.
Disekolah tak jarang banyak siswa yang sering menghinanya karna dia merupakan murid beasiswa dan berasal dari panti asuhan, tapi walaupun begitu Ana hanya diam saja. Meskipun setiap malam di dalam kamarnya Ana selalu menangis karna mengingat semua hinaan yang diberikan orang-orang kepadanya.
Setiap hari setelah pulang sekolah Ana selalu pergi bekerja ke cafe, walaupun sudah dilarang oleh ibu panti tapi Ana tetap ingin bekerja agar bisa membantu ibu panti dalam memenuhi kebutuhan anak-anak panti lainnya.
"Bunda mau masak apa itu?" tanya Ana pada Bunda Ela.
"Owh ini bunda mau buat sop sayur sama tempe goreng" jawab bunda Ela.
"Sini bunda biar Ana bantu" kata Ana yang sudah bersiap untuk memotong tempe.
"Udah gak usah, kamu duduk aja sana tunggu bunda selesai masak" tolak bunda Ela.
"Tapi bunda masa Ana gak bantuin bunda sih, pasti bunda capek kerjain semuanya sendiri" kata Ana cemberut.
Bunda Ela yang melihat tingkah Ana pun hanya geleng-geleng kepala. "Ya udah kalau gitu kamu panggil adik-adik kamu sana, suruh mereka bangun buat sarapan".
"Oke bundaa" jawab Ana riang sambil mengangkat tangan membentuk oke.
Setelah itu Ana langsung saja pergi ke kamar adik-adik nya atau lebih tepatnya anak-anak panti sama seperti dirinya. Tapi Ana sudah menganggap mereka seperti adiknya sendiri karna disini juga Ana merupakan anak yang paling tua.
Saat sudah sampai didepan pintu kamar mereka, Ana langsung saja membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.
"Adik-adik ayo bangun terus kalian cuci muka biar lebih fresh, habis itu keluar buat sarapan" kata Ana dengan lembut.
"Ehh iya kak ini kita udah bangun, kak Ana tunggu aja nanti dimeja makan" jawab seorang anak berumur 10 tahun yang bernama Ratna.
"Ya udah kalau gitu kakak keluar dulu ya" jawab Ana, kemudian langsung keluar dari kamar tersebut dan pergi menuju ke meja makan.
"Ana mana adik-adik kamu nak?" tanya bunda Ela saat melihat Ana yang ada di meja makan.
"Bentar bunda tadi Ana suruh mereka cuci muka dulu biar mereka gak ngantuk lagi" beritahu Ana.
Tak lama kemudian anak panti lainnya pun datang berhamburan ke meja makan dan langsung duduk.
"Pagi bunda, kak Ana" sapa mereka dengan serempak.
"Pagi juga adik-adik kakak yang cantik dan ganteng" balas Ana sambil tersenyum manis.
"Pagi juga anak-anak bunda, ya udah sekarang kita mulai sarapannya" kata bunda Ela.
Setelah itu mereka pun mulai melaksanakan sarapan pagi dengan penuh canda tawa dan kehangatan.
Ana rasanya sangat bahagia dengan kehidupannya saat ini, walaupun dia tinggal di panti asuhan tapi Ana selalu bersyukur karna berkat mereka Ana bisa merasakan apa artinya keluarga dan tidak merasakan kesepian.
Dari dulu Ana selalu berpikir dimana orangtuanya kenapa mereka menaruhnya di panti asuhan, apakah mereka tidak menginginkan kehadiran dirinya.
Tak ayal setiap melihat orang-orang yang bersama orang tua mereka, Ana selalu merasakan sedih dan ingin juga merasakan bagaimana rasanya mempunyai orang tua dan rasanya disayang oleh mereka.
Tersadar dari pikiran nya Ana langsung kembali fokus untuk makan.
Sekarang mereka semua telah selesai sarapan pagi, setelah itu mereka pun langsung melaksanakan aktivitas masing-masing.
Seperti Ana saat ini dia akan pergi ke sekolahnya yaitu SMA RAJAWALI. Sekolah swasta terbaik di kota tempat dia tinggal. Ana ke sekolah enggunakan sepeda yang sudah sedikit lusuh.
Hampir 10 menit mengayuh sepeda akhirnya Ana sampai disekolah. Langsung saja Ana memarkirkan sepeda itu diparkiran khusus sepeda.
Saat diparkiran banyak murid yang menatapnya dengan berbagai pandangan. Ada yang menatap sinis, merendahkan, dan ada pula yang menatap Ana biasa saja.
Saat sudah memarkirkan sepedanya Ana langsung berjalan menuju ke kelasnya yaitu 11 Mipa 1. Saat sampai dikelas, Ana kemudian duduk di mejanya yang berada di bagian depan.
"Heh miskin cepet kerjain tugas gue" kata seorang gadis berbaju ketat dan memakai make up tebal sambil melempar sebuah buku ke muka Ana.
"Maaf Bella bukannya aku gak mau kerjain tugas kamu, tapi kata pak guru kemarin kita harus kerjain masing-masing dan gak boleh kerja sama" kata Ana berani sambil menatap Bella dengan pandangan takut karna bagaimanapun disini dia hanya murid beasiswa dan tidak mempunyai kekuasaan untuk melawan.
"Owh udah mulai berani ya lo sama gue sekarang" marah Bella sambil mencengkram dagu Ana dengan kukunya yang panjang, membuat dagu Ana sedikit mengeluarkan darah.
"Lo inget ya disini lo itu cuma murid beasiswa aja jadi gak usah sok belagu lawan gue. Lo tau kan siapa gue disini, ayah gue itu termasuk donatur terbesar. Jadi kalo lo gak mau ngikutin semua perintah gue siap-siap aja beasiswa lo dicabut" kata Bella mengancam Ana sambil memberi tatapan mencemooh.
Ana yang mendengar ancaman Bella hanya bisa terdiam dan mau tak mau mengerjakan apa yang disuruh Bella.
"Hahaha bagus, gini kan enak kalo lo nurut. Dasar miskin" hina Bella sambil tertawa penuh kesenangan.
Ana yang dihina hanya bisa menyimpan kesedihannya dalam-dalam, dia tidak boleh cengeng.
"Kamu kuat Ana kamu gak boleh nangis, apapun kata orang kamu jangan masukin ke hati" kata Ana dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
Setelah itu Ana langsung mengerjakan tugas Bella dengan cepat karna sebentar lagi bell masuk akan berbunyi.
Kringg
Sekitar 5 menit kemudian bell masuk pun berbunyi dan saatnya bagi para siswa-siswi untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Sama halnya dengan kelas Ana yang saat ini sedang belajar pelajaran Fisika.
"Anak-anak mana tugas kalian, cepat kumpulkan ke depan biar saya langsung periksa" kata seorang guru laki-laki yang sudah berumur, bernama Pak Ahmad.
Setelah itu para murid langsung maju ke depan untuk mengumpulkan tugas mereka, dan kembali ke tempat duduk masing-masing saat sudah menaruh buku di atas meja.
"Selama saya mengoreksi tugas kalian semua, saya minta kalian membaca buku paket materi bab V yang akan kita pelajari hari ini" terang Pak Ahmad kepada semua muridnya.
"Baik Pak" jawab mereka dengan serempak. Tapi hanya sedikit siswa yang membaca buku termasuk Ana, selebihnya ada yang bermain HP diam-diam dan ada yang berbicara bersama teman sebangkunya.
Hai semuanya semoga kalian suka
Jangan lupa vote and komen okeee.
٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Lexa
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! Leana Aura gadis panti asuhan yang mempunyai sifat polos, lugu, dan baik hati bertransmigrasi ke tubuh Lexa Anastasya Mahendra gadis yang dikenal dengan sebutan queen bullying di sekolahnya. Up sesuai mood author