00. kilas balik

59 5 3
                                    

I wish I could hurt you the way you hurt me. But I know that if I had the chance, I wouldn't do it



belum di revisi bestiee
jadii tandain aja yaa

♡♡♡♡♡HAPPY READING♡♡♡♡♡


Di sebuah rumah pohon, terdapat seorang anak laki-laki dan perempuan yang masih mengenakan seragam SMP-nya, mereka sedang belajar bersama. Mereka membolos pada saat jam pelajaran kedua.
Ah! Ralat. Lebih tepatnya mereka menggunakan waktu luang tersebut untuk belajar dikarenakan guru-guru sedang rapat.

Sebenarnya mereka hanyalah seorang kakak kelas dan adik kelas yang kebetulan bertemu ketika sosok perempuan itu yang notabene nya adik kelasnya terjatuh akibat memanjat dari pohon belakang sekolah karena terlambat dan gerbang pun juga sudah ditutup oleh satpam. Tak sengaja ada seorang Anak laki-laki melihat ia terjatuh langsung menertawakannya. Karena insiden saat itulah mereka saling mengenal dan semakin dekat. Walaupun awal mula bertemu mereka saling mengejek dengan berbagai ejekan yang dilontarkan.

Seiring berjalannya waktu, mereka sering tak sengaja bertemu dan jangan lupa masih dengan sebuah ejekan
namun, sekarang sudah berbeda mereka tampak lebih akrab. Dan Salah satu dari mereka memendam perasaan lebih.
Ya! Lebih tepatnya anak laki-laki itu memendam perasaan kepada sosok perempuan kecil nan imut itu.

"Ini caranya gimana sih, Al?"
tanya anak perempuan itu sambil menunjukkan soal di buku matematika yang ia anggap belum bisa kepada kakak kelasnya. Ya walaupun tanpa embel-embel 'kak'.

"Makanya kalo guru jelasin tuh dengerin, neng! Bukan cuma jatuh dari pohon yang lo bisa lakuin"
ejek Aric.

"Tuh kan dibahas lagi! ini juga lagi belajar, ogeb!"
kesal Lyly.

"Ah masa sih neng"
goda Aric sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Bodo ah! Ngambek gue!"
kesal Lyly.

"Lah, ngambek bilang-bilang"
balas Aric seraya terkekeh.

"Awas! Gue mau turun!"
ucap Lyly setelah membereskan alat tulisnya. Ia segera menuruni tangga rumah pohon tersebut dan meninggalkan Aric sendirian.

"WOIII JANGAN NGAMBEK ELAH! NTAR CANTIK NYA ILANG GIMANA COBA?"
Teriak Aric dari atas rumah pohon.

"BODO AMAT!"
Balas Lyly dengan teriakan dari bawah yang tak kalah kencang-nya dengan suara Aric.

"NTAR GAK ADA YANG NAKSIR! TERUS JADI PERAWAN TUA, MAMPUS LO!"
Teriak Aric yang masih stay di rumah pohon.

"GAK BAKAL!"

"IYALAH GAK BAKAL! ORANG YANG NAKSIR LO ITU GUE"
ungkap Aric
Namun tak dihiraukan oleh Lyly yang menganggap hal itu hanya sebuah candaan belaka.

"GEMBEL!!!"
Lyly langsung berlari begitu saja meninggalkan Aric.

'andai aja lo tau, kalo gue emang beneran suka sama lo' gumam Aric.

Aric membereskan peralatan tulisnya lalu dimasukkan ke dalam tas dan segera turun dari rumah pohon untuk menyusul Lyly. Ia melihat Lyly yang hendak menyeberang tanpa melihat arah kanan atau kirinya. Sehingga ia tidak melihat bahwa terdapat sebuah mobil dengan kecepatan diatas rata-rata mengarah pada Lyly. Aric yang melihat langsung berlari untuk menyelamatkan lyly. Namun, ia terlambat. Mobil tersebut sudah menabrak Lyly di depan mata kepalanya sendiri. Ia syok melihat Lyly yang terkapar di jalan raya.

"LYLY!"
Aric berlari menuju Lyly yang sudah kehilangan banyak darah di kepalanya.

"Bangun Ly! Please!"
ucap Aric menangis sambil menepuk pipi Lyly. Dan Ia merasa menyesal tidak bisa menyelamatkan Lyly di waktu yang tepat.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Lyly!"
teriak Alvaro terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin membasahi pelipis wajahnya.

'Arrghhh! Mimpi itu lagi.' gumam Alvaro.

'kapan lo bisa hilang dari ingatan gue, Ly!" gumamnya.

♡JANGAN LUPA VOTE & KOMEN CINTAH♡


LYRIC  ♡ On Going ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang