1. Tentang dia yang sangat berbeda!

20 3 1
                                    

"Jika mata yang melihat maka hanya dengan sekilas waktu hilang semua rasa kagum itu, namun jika hati yang melihat, maka perasaan itu akan abadi, bukan kah begitu?"

-Ikarabella Aurora putri-

_o0o_
Happy
Readings
_o0o_

°°°°°

Sepanjang jam pelajaran, mata yang sudah menepatkan pandang nya enggan untuk berpaling.

Namun berbeda dengan Lala, gadis itu justru menatap nanar ke arah jendela, berharap sosok yang dia temui tadi pagi muncul secara tiba-tiba seperti mas gendruwo.

"Mata gue lagi kepo nih kok enggak muncul muncul sih arghhh!" Gerutu Lala dalam hati.

"Lala, bisa jelaskan soal yang nomer 4?" Tanya bu Fifi.

Tak ada jawaban, lala masih tetap asik dalam pikiran nya sendiri.

"Arabella!" Panggil nya lagi.

Sepontan semua mata tertuju pada seseorang yang raganya masih sepenuhnya utuh, namun nyawa dan pikiran nya seolah berkeliaran di tempat lain.

"Shutttt!," Angnes menyenggol lengan Lala, berharap konsentrasi gadis ini kembali ke raganya.

Masih tidak ada sahutan sama sekali. "ARABELLA!" Bu Fifi kembali memanggil dengan nada tinggi.

Sontak saja Lala tersentak, lalu menyengir tampa dosa.

"Ada apa bu?" Tanya Lala dengan wajah tengil nya.

"Hadehh, kamu liat apa sih?".

"Lihat jendela bu!".

" Dari pada lihat jendela mendingan kamu jawab soal nomer 5!"

"Emang ini pelajaran apa bu?" Pertanyaan macam apa itu sangat tidak berfaedah.

"Lola benget sih otak lo La!" Agnes sudah mulai hilang kesabaran nya.

"Gue lupa!" Bisik Lala.

Bu Fifi hanya geleng-geleng kepala. "Pelajaran prakarya!"

"Saya bacakan soalnya kamu Jawab!"

"Iya bu!"

"Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang masih minim kepedulian terhadap samapah, terlebih lagi sampah pelastik yang sangat banyak berceceran di mana mana, karena harga dan kegunaan nya yang sangat terjangkau." Bu Fifi menjeda kalimat nya.

Di saat Lala berusaha fokus dan mendengarkan penjelasan dari bu Fifi.

Tampa sengaja mata nya kembali tertuju ke jendela ruang kelas yang mengarah langsung ke koridor luar kelas.

Terlihat sosok laki laki jangkung yang berjalan sambil membaca buku di tangan nya.

Mata Lala begitu fokus saat manatap cowok itu, hingga rasanya tidak ingin berpaling sedikitpun.

Aneh seperti ada mangnet yang menarik perhatian dari diri cowok itu.

"Pertanyaan nya, apa yang menyebabkan sampah pelastik menjadi masalah yang serius?" Lanjut bu Fifi.

Karena mata dan telinga yang masih tidak singkron." Toni!" Jawab Lala tampa berfikir terlebih dahulu.

Huahahahahaha.

Sontak seisi ruang kelas IX-C yang semula sepi menjadi gaduh karena ulah Lala.

"Lala kamu ini kepada kok tidak seperti biasanya!" Tanya bu Fifi yang mulia merasa jengkel dengan sikap Lala yang tidak seperti biasanya.

BIRU DAN PUTIH[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang