Lanjut.....
°°°°
Entah akhir-akhir ini Lala yang terlalu emosional atau memang keadaan yang terlalu kejam kepadanya.
Duduk seorang diri di dalam kamar mandi.
Kedua telapak tangannya menutupi wajahnya dengan isakan tangis yang terdengar.Isak tangisi yang semakin lama semakin menjadi.
°°°°
"Lagipula Lala itu enggak layak lah buat di cintai jadi lebih baik di permanikan hitung hitung gue membalaskan dendema cowok cowok yang udah Lala permainan,"
"cewek kayak Lala enggak pantes di cintai cowoknya banyak,"
"cantik sih tapi susah buat di ajak keluar apalagi pas malem bukan tipe gue banget"
"Kamu cuma bikin malu keluarga!"
°°°°
Kata-kata yang terus mengema memenuhi otak Lala.
Perlahan Lala mulai menjatuhkan tubuhnya di lantai kamar mandi.
Pikiran yang berkecamuk antara marah dan malu, karena harga dirinya di anggap murah oleh orang lain.
"ARGHH, GUE CUMA BUTUH BAHAGIA!" Histeris Lala, tangannya ia gunakan untuk menjambak rambutnya sendiri.
Tok... Tok... Tok..
Terdengar pintu kamar mandi yang di ketuk dari luar.
"LA, UDAH DONG NANGISNYA!" Suara yang terdengar setelah ketukan pintu itu terdengar.
Sendari tadi Agnes berada di luar pintu kamar mandi, menunggu sahabatnya itu untuk membuka pintu, namun tidak kunjung juga di buka.
Membuat Agnes semakin khawatir setelah mendengar Lala berteriak di dalam kamar mandi yang menggema.
"Lala dimana?" Suara yang bersamaan dengan deru nafas yang naik turun, seseorang yang tiba-tiba berada di belakang Agnes itu terlihat tergesa-gesa dengan nafas yang naik turun.
Dengan kecepatan kilat Agnes berbalik menghadap ke sumber suara tersebut.
"Antonius, to-long Lala plis gu-e moho-n hiks..." Pinta Agnes dengan raut wajahnya yang terlihat gelisah.
"La, gue mohon lo keluar ya!" Antonius mendekat ke arah pintu kamar mandi dan berkata lirih. "La, kalaupun lo marah, marah aja ke gue jangan lampiasin ke diri lo sendiri, gue mohon,"
Nihil, tidak ada satupun sahutan dari Lala.
"Gimana ini, tadi gue sempat denger Lala teriak!" Adu Agnes.
"ARGHHHH!" Suara yang berasal dari dalam bilik kamar mandi.
Sontak suara tersebut menambah panik kondisi dua orang yang berada di balik pintu.
"LA, LO MINGGIR DARI DEKAT PINTU!" Titah Antonius.
"1"
"2"
"3"
"Bruokkkkkkk"
Dengan sekali hantam, Antonius mampu mendobrak pintunya, bahkan sangking kerasnya dobrakan Antonius membuat pintu itu terlepas.
Dengan bergegas Antonius memasuki kamar mandi wanita itu tampa berfikir apapun.
"LALA!" Teriak Agnes ketika melihat sahabatnya itu tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar mandi, dengan pergelangan tangannya yang bergelimang darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU DAN PUTIH[On Going]
Ficção Adolescente#follow dulu sebelum baca! Ini hanyalah tulisan abstrak, yang di buat untuk menjadikan sebuah kisah menjadi abadi. Kisah tentang cinta yang hadir tampan di minta, dan nyata tampa perlu di buktikan. Ikarabella Aurora putri, gadis absurd, yang mempuny...