Lanjutttt~°°°°
Detik berjalan, tetapi waktu seolah tidak ingin berjalan maju.
Lampu UGD menyala, empat ingsan yang nampak gelisah, mondar mandiri kesana dan kemari.
"DI MANA ANAK SAYA?" Suara yang mampu memecahkan keheningan.
"Om Surya?" Lirih Agnes yang sudah nampak lemas, bahkan untuk bangkit dari duduknya Agnes sudah tidak mampu.
"Di mana Lala?" Tanya Surya kemabli.
Surya datang tergesa-gesa di ikuti oleh Rahma di belakangnya.
"Lala masih di tindak lanjuti oleh dokter om," Sahut Nanda.
Surya memicingkan matanya." KAMU, KAMU SIAPA?" Teriak Surya sambil mencengkram kerah baju seragam Nanda.
Tak melawan Nanda hanya diam memaku.
"Om, kami ini teman-temanya Lala," Tak ingin memancing keributan Hara dengan perlahan melepaskan cengkraman tangan Surya dari kerah baju Nanda.
"KENAPA LALA SAMPAI MAU MENGAKHIRI NYAWANYA SENDIRI, HAA!"
"PASTI INI KARENA KALIAN KAN?"
"JAWAB JANGAN DIAM SAJA!"
Surya yang tersulut emosinya tak mampu mengendalikan ucapannya.
"Halah, kaliantuh ngaku aja!" Sahut Rahma.
Dengan lutut yang masih lemas, sekuat tenaga Agnes bangkit dari duduknya. "Tante, bukannya tante yang udah bikin Lala Down?"
"Kenapa tante malah nyalahin kami?" Tambah Lala.
"Curiga pasti ini ibu tirinya," Lirih Hera.
Masih bisa mendengar dumelan yang di lontarkan Hera membuat Rahma ngegas. "HEH, JAGA UCAPAN KAMU YA, DASAR ANAK GAK TAU SOPAN SANTUN!"
"Emang benerkan Tan Kalo sebe-...,"
"Maaf ini di rumah sakit tolong jangan ribut ya bapak ibu, mohon pengertiannya!" Sela seorang suster yang melerai percekcokan Agnes and the geng dengan surya the family. Bahkan belum sempat Agnes membungkar Tingkah Rahma saat di depan rumah guru yang terjadi siang tadi.
'Kclek'
Di saat keheningan dengan saling adu tatapan bombastik set es, pintu ruang UGD terbuka menampakkan seorang dokter parubaya dengan perut buncitnya lengkap memakai ootd khas operasi.
"Keluarga atas nama pasien Ikarabella?" Tanya dokter gembul tersebut.
"Saya ayahnya dok, bagaimana dengan anak saya Dok?" Tanya Surya.
"Pasien banyak mengeluarkan pendarahan, untuk saat ini kami membutuhkan donor darah, Karena stok darah AB- sangat langka di bank darah kami," Jelas dokter tersebut.
Surya hanya diam, nampak berfikir sejenak. "Golongan darah saya A-, saya akan donorkan darah say-,.." Ucapan Surya terpotong oleh sahutnya sang istri.
"Pah, papa gak bisa donor kan papa diabetes," Ucap Rahma sambil memengang erat lengan sang suami, mengisyaratkan kata tidak dalam tindakannya.
"TANTE, ITU ANAK TANTE LAGI BUTUH LO TAN," Kesal dengan perilaku yang di tunjukkan Rahma membuat Hera terpaksa ikut berbicara.
"Kamu itu tau apa, kan kita bisa cari donor darah, suami saya ini punya riwayat Diabetes," Jelas Rahma.
Surya nampak kembali terdiam. "Benar, saya tidak bisa mendonorkan darah saya Dok," Lanjut Surya.
"Tapi, kondisi Lala jika tidak segera mendapatkan donor darah maka kondisinya akan semakin memburuk," Dokter trsebut berubah memberikan penjelasan kepada Rahma berharap sang ibu mau mendonorkan darahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU DAN PUTIH[On Going]
Ficção Adolescente#follow dulu sebelum baca! Ini hanyalah tulisan abstrak, yang di buat untuk menjadikan sebuah kisah menjadi abadi. Kisah tentang cinta yang hadir tampan di minta, dan nyata tampa perlu di buktikan. Ikarabella Aurora putri, gadis absurd, yang mempuny...