Lucky Girl (End?)

1.4K 56 8
                                    

bodoh, satu kata itu mungkin pantas dinobatkan untuk ku, Jessica Veranda. sudah hampir satu tahun berlalu namun tak pernah lepas dari bayang nya, ditambah pertemuan ku dengan Putra yang tak lain adalah tunangan dari Naomi. semenjak kejadian itu aku terus mencari tahu soal siapakah dirinya yang sebenarnya, tentu nya aku tak sendiri dalam mencari tahu soal kebenaran atas identitas dia dan hasilnya Nihil. Viny, dia lah yang setia menemani ku serta membantu ku banyak hal sampai detik ini dimana aku sudah berada disebuah dermaga entah untuk apa aku pun tak tau.

"Jess, udahlah Putra itu bukan Deva stop buat cari tau tentang dia" keluh Viny yang ku rasa memang seharusnya aku menghentikan ini semua.

aku menatap kosong hamparan laut lepas didepan mata ku, indah sekali. mengenang segala kenangan yang tak habis dalam memory otak ku yang terus bekerja, mengingatkan ku atas kebersamaan bersama sang kekasih, Deva.

"Jess, udahlah yuk balik mau sampe kapan sih disini terus? senyum ga jelas, nyengir terus mirip orang gila" Viny sedikit mengguncang tubuh ku, haha bahkan aku tak sadar kalau aku kesini bersama Viny.

"indah banget ya Vin laut nya, andai waktu bisa diputar pasti waktu itu ga akan sia-sia aku lewatin gitu aja" aku menghembuskan nafas kasar seraya lelah dengan segala memory yang berputar diotak ku.

"sudahlah ayo pulang, besok kita harus meeting bersama client baru yang mau menginvestasikan untuk butik kita"

"kamu duluan aja Vin, aku masih mau disini"

"baiklah, jangan sampai terlalu larut, ingat besok meeting jam 09:00 pagi" aku mengangguk tanda mengerti, Viny pun perlahan menjauh dan pergi dari tempat ini.

aku kembali terhanyut dalam memory indah yang dengan kurang ajar terus terputar.semua itu berjalan begitu saja mengingat saat aku berada dalam gendongan nya, saling mencubit pipi, saling lempar pasir pantai yang halus, sampai kejadian saat terenggutnya mahkota berharga ku oleh nya, ah semua itu entah akan menjadi kenangan indah atau buruk bagi ku.

aku berdiri mendekat ke bibir dermaga dengan pondasi kayu, membentangkan kedua tangan ku serta memejamkan mata menikmati aroma laut dikala senja. aku merasakan ada seseorang dibelakang ku yang berjarak cukup dekat, bahkan sangat dekat sehingga aku bisa merasakan hembusan nafas nya disela leher jenjang ku. siapa dia? apa dia orang yang ku kenal? tapi kenapa jantung ini menjadi berpacu semakin hebat tak beraturan? oh Tuhan siapa seseorang dibelakang ku ini?

perlahan namun pasti aku memberanikan diri membuka mata dan berbalik badan menghadap seseorang dibelakang ku. oh Tuhan katakan ini hanya mimpi kalau ini mimpi aku tak akan ingin terbangun dan akan terus bermimpi. Tuhan, biarkan aku tetap menyentuh wajahnya, mengusap ke seluruh bagian yang berada di wajahnya, membiarkan air mata ini tetap terjaga dengan indah didalam lubuk mata ku, menyentuh tiap inchi guratan diwajahnya. Tuhan sadarkan aku sekarang juga namun tetap bersama seseorang yang berada di depan ku. ini terlihat nyata aku bisa menyentuhnya dengan leluasa, memainkan jari-jari lentik ku pada sudut bibir nya yang perlahan tersenyum. bahagia ya aku sangat bahagia untuk saat ini.

"Apa kabar?" sapa nya pada Ku untuk pertama kalinya aku benar-benar mendengar dan menyentuh nya sejak setahun lalu.

"a..aku ga lagi mimpi kan?" dengan kurang ajar air mata ku tak bisa diajak kompromi, air mata ku sudah membanjiri kedua pipi ku, tangan ku masih menyentuk kedua pipi seseorang yang berada didepan ku.

"tentu ga mimpi, aku disini buat kamu, mau jemput kamu"

Tuhan, katakan ini hanya lelucon kecil dalam imajinasi ku. jangan kau rusak imajinasi ku dengan hal konyol seperti ini tapi ini terasa sangat nyata.

"Veranda" kata-kata itu, suara itu masih sama dengan beberapa tahun yang lalu.

"Deva, aku beneran ga mimpi kan?" ucap ku masih tak percaya

"tentu engga, kamu lucu dengan rambut sebahu seperti itu makin cantik" pujinya kepada ku dengan penampilan baru ku. tubuh ku tak ingin terus terpatung dihadapan nya, aku menghambur memeluk nya erat, tak ingin kehilangan lagi.

"aku kangen banget sama kamu, aku pikir takdir ku tak akan bisa bersama lagi sama kamu. kamu jahat kenapa kamu berasama Naomi" umpatku masih dalam pelukannya, nyaman dan hangat.

"ceritanya panjang, kangen banget deh aku sama bidadari ku ini" dia menjauhkan tubuh nya dari tubuh ku yang masih ingin memeluk nya dia mencubit pipi ku gemas membuat sedikit noda merah karna cubitannya di pipi ku, aku hanya bisa meringis namun hati ku senang.

"yuk pulang" ajaknya sambil menggenggam tangan ku dan membawa ku menjauh dari dermaga bersama dengan terbenamnya matahari.

aku mengikuti langkahnya menuju mobil sport merah yang biasa dia pakai, ah bahkan memory otak ku kembali bekerja ketika aku bertengkar dengannya saat di puncak dibawah guyuran hujan, haha lucu sekali. dia membukakan pintu untuk ku masih sama seperti dia membuka kan pintu pada malam prom night, benar dia memang Deva ku bukan yang lain.

"kita mau kemana?" tanya ku saat mobil sudah berjalan meninggalakan dermaga, dia menoleh ke arah ku dan tersenyum sangat manis, ah! aku rindu senyuman ini.

"ke rumah mu dan melamar mu untuk jadi pendamping hidup ku selamanya"

tolong cubit aku sekarang juga, katakan ini benar-benar nyata, ah aku berlebihan tapi ini memang nyata. aku merengkuh lengan kiri nya dan memeluk nya erat dari samping. aku bisa merasakan dia mencium puncuk kepalaku.

"jangan tinggalin aku lagi" ucapku padanya yang masih fokus pada kemudi, dia mengangguk aku bisa merasakan nya.

*****

satu bulan setelah kejadian imajinasi ku yang terlewat batas namun nyata adanya, kini aku sudah berdandan rapih dengan gaun putih suci serta mahkota yang melingkar dikepalaku. aku akan menikah, ya akan menjadi istri dari seorang pilot Deva Kenan Putra.

"Jess, lo cantik banget" ucap Viny saat memasuki ruang make up ku. aku tersenyum kepadanya melalui kaca dihadapan ku yang mengarah ke Viny.

"usaha gue ga sia-sia kan Vin? emang bener kalo jodoh itu pasti akan ketemu lagi"

"yeah, your lucky girl. ga semua orang bisa seberuntung lo. ah gue seneng banget pokonya selamat ya" Viny memeluk ku erat dan menatap ku dengan senyum nya yang khas.

aku berjalan menaiki tangga sebuah gereja besar untuk melangsungkan acara pernikahan ku dengan Deva. terlihat semua sahabat baik ku disana, ada Faresh, Jeje, Boby, Shania dan juga malaikat kecil Boby Shania yang bernama Clara ah tak lupa ada Chaty juga Naomi. hmm Naomi aku masih ingin tau kejadian sebelum akhirnya Deva kembali bersama ku.

"Deva Kenan Putra, apakah kau bersedia menemani Jessica Veranda dikala senang, sedih, susah, duka, dan sakit untuk menjadi sebuah keluarga?" seorang pendeta yang menikahi ku bersama Deva dengan suara lantangnya memenuhi seisi gereja.

"Ya saya bersedia"

"Jessica Veranda apakah kau bersedia menjadi teman hidup Deva Kenan Putra dalam keadaan tersulit pun?"

"Ya aku bersedia"

riuh tepuk tangan dari para sahabat dan keluarga ku ketika aku berhasil mengatakan nya dengan lantang. Deva memelukku erat kemudian mencium bibir ku, bibir yang sangat aku rindukan. kini kami resmi menjadi sepasang suami istri yang akan dipisahkan oleh maut.

Tuhan, terima kasih atas nikmat dan karunia mu yang tak terbayar ini kini dihadapan ku mulai detik ini aku akan selalu menjaga, melayani dan menyayangi nya disisa umur hidup ku.

hai yang sudah pada baper cie hahaha gimana? masih baper? duh ga greget ya ending nya:((

oya nanti ada part tambahan nih, mau part apa?:))))
di comment ya! hahaha dilike juga!

LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang