R. [11] Weekend (2).

90 8 0
                                    

Kay duduk dengan tenang di kursi penumpang, sedangkan Deon tengah fokus pada jalanan di depannya. Tidak ada percakapan setelah percakapan panjang di restoran tadi.

Kini perasaan Kay menjadi campur aduk. Dengan perlahan mulai menerima kehidupannya yang cukup sulit untuk ia lalui.

Saat mobil yang Deon kendarai berhenti, Kay mengangkat kepalanya dan terlihatlah laut luas menyapa pandangannya.

"Ayo turun. Ada seseorang yang sudah menunggu kita di sana." Deon menunjuk arah kanan dengan kepalanya.

"Siapa?" Kay menoleh pada Deon menatap pria itu penasaran.

"Turun saja dulu. Kau akan tahu siapa itu nanti." Deon langsung turun dari mobil dan diikuti Kay kini turun sendiri tanpa Deon bukakan pintunya.

Deon menatap Kay dengan satu alis yang naik, niatnya ia ingin membukakannya untuk Kay. Tapi Kay kini sudah lebih dulu keluar dari dalam mobil.

Kay menghampiri Deon, "Ayo." kata Kay antusias.

Deon berjalan lebih dulu ke arah yang sebelumnya ia tunjuk, Kay berjalan di belakangnya dengan sedikit mempercepat jalannya. Karena Deon yang begitu tinggi membuat langkah kakinya begitu lebar, sampai Kay sedikit sulit untuk menyamakan langkah kakinya dengan Deon.

Deon berhenti berjalan dan menoleh ke arah belakang, "Perlu ku gendong?"

Kay berhenti mendengar pertanyaan itu, "Oh? Tidak perlu!" Kay menggoyangkan dua tangannya menolak bantuan Deon yang menurutnya berlebihan itu.

"Pegang tanganku." Deon mengulurkan tangannya pada Kay. Dan Kay menerimanya.

Keduanya berjalan kembali menuju ke arah satu keluarga yang terlihat begitu ceria. Terlihat dua anak perempuan sedang bermain pasir di bibir pantai, dan dua pasangan sedang duduk memperhatikan anak-anaknya bermain pasir.

"Ayah, Ibu." panggil Deon pada dua pasangan yang asik mengobrol.

Keduanya langsung menoleh saat sapaan itu menyapa mereka dan kemudian berdiri dengan raut wajah yang senang. "Akhirnya kalian sudah sampai." kata Ayah.

"Loh? Ayah sama Ibu ngapain di sini?" Kay mengerutkan alis bingung. Kemudian ia melirik Deon yang tengah bersalaman dengan kedua orang tuanya.

"Nggak tahu, tadi pas di rumah tiba-tiba ada orang dateng ngajak pergi." Ayah mendekat ke arah Kay dan mengecilkan suaranya bermaksud agar Deon tidak mendengar perkataannya, "Padahal ayah udah takut kalau itu penculik."

Kay tertawa kecil sebentar kemudian menatap Deon, "Terus?" matanya beralih kembali pada Ayahnya meminta penjelasan lebih lanjut.

"Tapi orang itu nyebut Radeon. Jadi ya udah, ayah percaya aja." Ayah memundurkan tubuhnya dan beralih pada Deon. "Terima kasih, nak." Ayah menepuk bahu lebar Deon.

"Kembali kasih, Yah."

"Ayo sini duduk." Ibu mempersilahkan Deon dan Kay untuk duduk di sebuah karpet yang sudah digelar, Ayah dan Ibu duduk di sana sebelumnya.

"Aku mau ke sana dulu, ya?" Kay menunjuk dua anak gadis yang tengah bermain, yang satu bermain dengan ombak pantai, yang lainnya tengah membuat sebuah istana dari pasir pantai.

"Saya juga izin ikut Kay, boleh?" Deon pun turut menolak ajakan Ibu dengan lembut.

"Ooh, ya udah sana. Nikmati waktu berdua kalian, ya?" Ibu tersenyum lebar saat tahu maksud keduanya. Ibu melirik Ayah dan mengizinkan keduanya untuk pergi.

"Iya, iya. Boleh ko." Ayah tersenyum penuh maksud dan mengizinkan pula keduanya untuk pergi.

"Terima kasih, Ayah." kata Kay lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Deon di belakang.

Radeon ♡ KayyisaWhere stories live. Discover now