Anonim [Yerin - Younghoon]

142 34 0
                                    

Happy Reading :)

Classmeet hari ini diisi lomba-lomba karena dua hari lagi menuju hari Kemerdekaan Indonesia. Aku berjalan di lorong bersama dua sahabatku untuk naik ke lantai dua menyaksikan lomba basket di lapangan.

Jujur saja aku dilema mau dukung siapa. Di sisi lain sebagai teman yang baik aku harus mendukung sahabatku alias tim dari kelasku. Tapi, di sisi lain juga doiku jadi lawannya. Di sini lah kesetiaan ku terhadap Abim dipermainkan.

Abim sahabatku.

"Abim! Semangat Abim!" teriak Lisha, sahabat Perempuanku yang terjebak friendzone dengan Abim. Sementara sahabat laki-laki ku yang satunya si Nathan hanya diam dengan tatapan cool yang dibuat-buat, padahal dia mah anaknya sableng bin kocak. Biasalah di depan adik kelas keren dulu. Nathan akan ikut lomba voli sehabis lomba basket selesai.

"ABIM! KALO LO MENANG! KITA JADIAN!" teriak Lisha keras membuat sorak sorai penonton semakin membara. Terutama Abim yang menunjuk Lisha dari bawah seakan-akan bilang, siap Lisha!

"Enggak woi bercanda!" Lisha membantah sambil melambaikan tangan menolak.

"GUE BAKAL MENANG ALISHA! NANTI KITA JADIAN!" balas Abim membuatku tertawa terbahak-bahak.

"Ciee cieee!" seruku pada Lisha yang sudah memerah wajahnya karena malu.

"ABIM! ALISHA MALU!" teriakku.

"Diem aja kamu, Nath. Ayo teriak huuu!" seruku sambil menyenggol Nathan yang tidak berekspresi.

"Males."

"Aduh dingin ada cowok cool. Enggak, bercanda wlekk," ucapku dan berujung Nathan merangkul pundakku sambil berteriak.

"SAMUDRA! MIRA SUK-"

Duagh!

Aku menjadug dagu Nathan dan membekap mulutnya. Mungkin jika orang lain melihat aku sedang kdrt ke Nathan.

"Diem nggak?" ancamku.

"Sakit bego!" Nathan menoyor jidatku sambil memegangi dagunya yang mungkin saja terasa sakit?

Peluit panjang dibunyikan. Mereka memulai pertandingan dengan seru. Pendukung Abim juga lumayan banyak, karena dia tampan. Tapi, yang paling ramai adalah pendukung Samudra. My crush.

Samudra adalah lelaki tampan yang sukses merebut hatiku akhir-akhir ini. Dia terkesan cuek memang. Namun, aku yakin dia tidak secuek itu kok? Iya kan?

Pandanganku tak lepas dari Samudra yang menggiring bola menuju ring. Jidatnya yang terbuka akibat berlari membuatku semakin terpana. Samudra gesit sekali sampai membuat Abim sedikit kewalahan.

"ABIM! SEMANGAT WOI! JADIAN NGGAK NIH?!" teriak Lisha. Aku yakin habis ini Lisha tidak akan berpegang pada ucapannya. Ia hanya menyemangati Abim supaya menang.

Aku kembali melihat ke lapangan. Pandanganku tak sengaja tertangkap oleh Samudra. Hal itu membuatku mengalihkan tatapanku padanya. Aku grogi ditatap mas doi. Ada sedikit sesuatu yang bergetar dalam tubuhku, seperti disengat listrik. Samudra sukses membuatku gila.

"Ayo, Sam," desisku tanpa sengaja. Aku mendukung Samudra. Maafkan aku Abim.

"Gimana sih lo, Mir. Bukannya dukung Abim malah dukung Sam. Gue pecat lo dari geng Mamah Muda." Perkataan Nathan membuatku meliriknya sedikit kesal. "Apaan sih? Aku dukung Abim kok."

"Pret!"

"Beneran ih!" kesalku sambil menarik tudung Hoodie Nathan.

"YEEEEEE!"

Antologi Tahun 2023 (Venetie Van Java)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang