April & Januari [Yerin - Taehyung]

134 33 1
                                    

Happy Reading :)

Mencintai Januari, April harus menerima konsekuensi patah hati. Sejak awal memutuskan untuk menembak Januari, April berkata ia sudah siap. Ia sangat yakin, seiring berjalannya waktu, pasti Januari akan luluh dengannya. Karena siapa yang tidak akan luluh dengan seorang April? Gadis cantik, pintar, pekerja keras, kaya dan nyaris sempurna.

Bahkan, para lelaki banyak berlomba-lomba untuk meminang April. Tapi, hati April hanya tertuju pada Januari. Lelaki irit bicara, cuek dan pluviophile.

Sore ini setelah hujan reda di bulan November. April meminta pada Januari, bahwa ia ingin membeli satu buket bunga Krisan. Hubungan mereka sudah berjalan delapan bulan sejak April lalu, dan sama sekali Januari belum pernah memberi setangkai bunga pun pada April.

Sebagai seseorang yang meromantisasikan bunga dalam suatu hubungan. Itu terasa sangat kurang jika kekasih tidak memberi bunga, barang setangkai saja.

“Krisan yang ini atau ini? Menurut kamu bagus nggak kalau nanti dicampur sama baby breath?” tanya April pada Januari dengan tangan menggenggam sebuket bunga Krisan putih.

“Bella suka hydrangea.” mendengar jawaban Januari. April terdiam cukup lama, kemudian ia terkekeh. “Tapi aku April, Janu.”

Seketika sadar dengan ucapannya. Januari segera memberi jawaban. “Ini bagus, lebih seger.”

April mengangguk dan memberikan bunga yang ia pilih pada penjual untuk ia jual. Rinjani Florist, itu nama toko bunga yang menjualnya. Kemudian setelah Januari membayarnya. Mereka berjalan di pinggir jalan sambil menikmati suasana sehabis hujan pada sore hari ini.

Sama seperti sebelum-sebelumnya. Januari banyak diam, seakan-akan ocehan April tak ia dengarkan. Bahkan untuk menjawab pun tampaknya Januari enggan. Hingga April lelah dan memilih untuk duduk di satu kursi sebuah taman bernama taman Kasmaran.

April tersenyum ketika melihat Januari sibuk dengan ponselnya. Membalas pesan dari seorang gadis bernama Bella. Sesekali Januari tersenyum. April tidak bisa menghakimi dan menyuruh Januari untuk melupakan Bella begitu saja. Sebab, April akan berusaha siap untuk menerima konsekuensi mencintai Januari yang belum selesai dengan masa lalunya.

April sebenarnya tidak mengerti mengapa Januari menerima perasaannya pada bulan April lalu, setelah mengakhiri hubungannya dengan Bella, karena Bella akan dinikahkan oleh lelaki pilihan orangtuanya. Hubungan Bella dan Januari tidak sebentar. Delapan tahun mereka bersama, dan pasti banyak sekali kenangan yang Januari rajut bersama Bella. Suka duka mereka pasti sudah menjadi sebuah untaian benang rajut yang siap menjadi baju.

Terlebih hubungan delapan bulan milik April dan Januari belum ada apa-apanya.

“Aku besok udah balik kerja lagi. Mungkin aku bakal lembur karena ada yang cuti juga,” tuturnya. Januari tidak memperhatikan dan terus membalas pesan dari Bella.

“Janu.”

“Ah iya, ada apa?”

“Aku besok udah kerja lagi dan kayaknya bakal lembur.”

“Iya.”

April tersenyum getir. Ingin sekali rasanya menertawakan diri sendiri. Ia tidak boleh menyerah, ia harus memperjuangkan perasaannya.

“Oh ya, malam ini kamu ada free kan? Ke Kota Lama yuk,” ajak April. Januari terdiam cukup lama hingga ia menolak ajakan April. “Aku nggak bisa. Om aku ada acara besok, aku harus bantu dia buat siapin semuanya. Maaf.”

April tersenyum. “Oh oke deh kalau gitu, aku ke sana kapan-kapan aja. Oh ya, gimana kalau kita pulang sekarang, Janu?”

Januari mengangguki ucapan April. Kemudian mereka berjalan menuju mobil Januari dan mengantar April pulang ke rumahnya.

Antologi Tahun 2023 (Venetie Van Java)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang