Semarang Punya Cerita [Yerin - Wonwoo]

181 30 10
                                    

-Laksamana Gusti Anggasta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Laksamana Gusti Anggasta

Jogja memang istimewa, namun Semarang punya cerita.

Lima tahun setelah hari itu. Aku kembali memberanikan diri untuk menginjak tanah di mana aku mengayuh sepeda penuh tujuan bersamanya. Bersama lelaki penyuka segelas matcha hangat yang dulu menurutku itu mirip sekali seperti rasa rumput.

Di bawah lampu Kota padam sore ini air hujan sudah mereda. Menyisahkan aroma khas setelah hujan reda.

Ini hanya sebuah cerita singkat yang aku persembahkan untuk mengenang indahnya sang rawi. Semoga pula cerita di tanah yang aku pijak ini mampu membuat kalian mengenal siapa sosok Laksamana Gusti Anggasta.

Seseorang yang berhasil membuatku begitu merapal pada Tuhan agar selalu memberikan kebahagiaan yang layak. Untukku maupun untuknya. Namun, sepertinya Tuhan ingin ia lebih bahagia. Oleh karena itu, Tuhan menjemputnya tepat di mana umurku berkurang.

Dan tepat hari ini aku kembali membuka kotak rasa yang sudah lama aku semayamkan di bumi paling dalam.

Angga, kamu tahu bahwa aku sangat mencintai kamu. Hingga saat ini. Hingga di mana aku berdiri lagi dengan kaki lebih kuat dari kemarin. Dengan harap yang selalu aku rapalkan begitu tinggi. Aku ingin hari ini, aku kembali membuka kotak rasa yang telah aku hindari selama lima tahun belakangan ini.

Angga, kamu tahu kan bahwa aku sangat mencintai Semarang bersama kamu? Bahkan aku rela menentang Ibu agar aku bisa melanjutkan cita-citaku di Semarang demi menjaga kamu agar kamu tidak salah jalan?

Angga, aku harap sekarang kamu bisa melihat aku. Melihat wajahku yang selalu bersemu ketika kamu tersenyum begitu manis. Melihat wajahku yang selalu salah tingkah ketika kamu menggenggam tanganku dan mengelusnya dengan ibu jari.

Itu sangat berarti bagi aku yang tak pernah merasakan apa itu kasih sayang dari orang-orang terdekat.

Kamu senantiasa mengajariku apa arti kata bersyukur dan menghargai diri sendiri agar bisa menjalani hidup lebih layak dari kemarin. Kamu senantiasa berkata, "Asya, dunia itu luas. Banyak kekurangan pada orang lain yang justru itu menjadi pembeda. Tidak apa-apa jika tidak sama dengan yang lain. Karena kita istimewa bukan?"

Aku selalu mengingatnya, Ngga. Aku selalu mengingat hal itu bahkan hingga detik ini.

Dan, walaupun aku terlihat begitu lebih tegar dari hari kemarin. Aku masih selalu menangisimu.

Aku masih selalu meraung di setiap malam. Memintamu untuk kembali sampai aku sudah tidak gemuk lagi.

Maaf jika aku sudah berbeda dari apa yang kamu pikirkan ketika aku masih bersama denganmu.

Maaf jika aku tidak mempertahankan pipi chubby-ku yang selalu menjadi favoritmu.

Maaf jika lengan tebalku tak lagi bisa kamu genggam dengan gemas.

Antologi Tahun 2023 (Venetie Van Java)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang