Ikatan Supernatural

187 14 7
                                    

Naruto - Masashi Kishimoto
Engage Kiss - Fumiaki Maruto
.
.
.
Pairing
[Naruto Uzumaki x Kisara]
.
.

Pada malam hari, tepatnya dalam gedung megah ini, dua orang melangkah berdampingan. Satunya lelaki dan satunya lagi perempuan.

Mereka adalah Naruto Uzumaki dan Kisara.

Naruto adalah seorang lelaki berambut kuning dengan iris mata biru. Pakaian yang dikenakan lelaki itu berupa baju lengan pendek dan celana panjang.

Di sisi lain, Kisara adalah seorang gadis berambut merah muda panjang dengan iris mata merah. Pakaian yang dikenakan gadis itu berupa seragam khusus murid sekolah.

Walau terlihat seperti manusia, kenyataannya Kisara merupakan iblis, dan salah satu yang terkuat dari bangsanya. Meski begitu, Kisara tidak pernah berkeinginan untuk menyakiti siapapun, dan selalu mencoba hidup 'normal' seperti manusia.

Hingga pada akhirnya, identitas Kisara ketahuan, dan dia diburu oleh sekelompok Demon Hunter.

Namun, ada Demon Hunter lain yang datang menyelamatkannya, dan orang itu adalah Naruto.

Pada awalnya, Kisara keheranan dengan tindakan Naruto, dan bertanya mengapa dia melindungi iblis sepertinya.

Jawaban lelaki itu membuatnya terkejut.

"Sederhananya, mereka pemburu iblis yang melanggar kode, dan kenyataannya kami cuma memburu iblis liar, bukan yang mau hidup damai sepertimu."

Hal itu membuat Kisara terpana dan jatuh hati kepadanya.

Oleh sebab itu, Kisara memberanikan diri untuk menjadi Demon Hunter, dan kebetulan saja ada agensi yang tidak keberatan menerimanya. Agensi itu juga tempat di mana Naruto ikut bekerja.

Karena mereka saling kenal, pihak atasan menjadikan mereka partner tim, dan itu sudah berlangsung selama satu tahun.

Kisara keheranan.

"Cukup mengejutkan gedung mewah ini adalah sarang iblis," ujar Kisara.

Naruto mengangguk.

"Sebelumnya enggak, setidaknya sampai ada satu iblis liar yang membuat kekacauan dan bersembunyi di sini," jelas Naruto.

Kisara mengangguk, memperhatikan keadaan sekitar dengan ekspresi siaga. Hal sama juga dilakukan oleh Naruto.

Meski penerangan di tempat ini kurang, Naruto dan Kisara tidak mempunyai masalah dalam hal penglihatan, karena jika diperhatikan mata keduanya sedikit bersinar dari awal masuk.

Berhenti melangkah, Kisara menengok ke samping, tepatnya pada dinding tertentu. Naruto mengikuti arah pandangan gadis itu.

"Kau melihatnya, bukan?"

"Ya, dan itu semakin dekat."

Kisara membuka telapak tangannya, dari keheningan, muncul sebuah katana yang langsung digenggam olehnya.

Di sisi lain, Naruto memastikan pikirannya fokus, lalu aura biru tipis perlahan menyelimuti jari-jemari tangannya.

Tak berselang lama, retakan tercipta di dinding, kemudian hancur dan menampilkan sosok raksasa banteng. Sambil mengunyah sesuatu, raksasa banteng itu mengamati mereka berdua, lalu menyengir sementara tetesan darah sedikit demi sedikit jatuh dari sela bibirnya.

"A-Rank rupanya," gumam Kisara.

"Sedikit menyebalkan," ujar Naruto.

"Um."

Kemudian, Minotaur berlari sambil membuka lebar tangannya, mungkin ia bermaksud mencekik mereka sekaligus. Namun, Kisara tanpa ragu mengayunkan pedangnya, menghasilkan gelombang energi yang mengiris lengan makhluk itu.

Karena merasa sakit, Minotaur mengambil langkah mundur, tapi dia baru menyadari kalau mangsa yang satunya lagi tiada.

"Hey."

Minotaur beralih ke atas, di sana, dia melihat Naruto dalam posisi 'berdiri' di langit-langit.

Naruto tersenyum simpul.

"Jangan berkedip."

Minotaur melompat dan berusaha melahap kepala Naruto, akan tetapi, dia menurunkan kontrol energi sehingga dengan perlahan dirinya jatuh.

Saat mulut Minotaur hampir menjangkau mangsanya, tanpa diduga, Naruto memutar tubuhnya sebelum menendang keras wajah Minotaur, membuat makhluk itu terlempar sampai menabrak keras tangga eskalator.

Setelah mendarat, Kisara bergerak cepat, dan berdiri di samping Naruto.

Kisara cemberut.

"Mou, jangan ambil kesenangan untukmu sendiri."

Naruto menyengir.

"Maaf."

Mencoba bangkit, aura crimson langsung menyelimuti Minotaur, hingga ke tahap menumbuhkan lengannya yang tadi terpotong.

Naruto dan Kisara saling melirik.

"Kau siap?"

"Kapan saja."

Keduanya tersenyum satu sama lain sebelum beralih pada makhluk itu.

Dengan begitu, Minotaur melesat ke arah keduanya, tinju melayang detik itu juga.

Kemudian, Kisara melompat ke udara, sementara itu, Naruto menyerang balik dengan pukulan juga.

Saat kontak fisik terjadi, gelombang kejut tercipta, menghasilkan retakan di lantai dan menghancurkan setiap kaca di area ini.

Tidak berhenti sampai di situ, Minotaur mencoba menarik tinjunya, hanya untuk merasakan punggungnya ditebas dari belakang.

Minotaur berbalik, melihat Kisara, tapi seketika api merah muda menghanguskan tubuhnya sampai tak menyisakan apapun.

Naruto mengamati Kisara, yang menatap balik setelah katana-nya lenyap berkat sihir.

"Padahal aku mau kasih dia paham tadi."

"Kau kelamaan."

Naruto terkekeh dan Kisara tertawa kecil.

Mengeluarkan ponsel, Kisara mengirim pesan, lalu mengembalikan ponsel ke saku celana-nya.

Kisara menatap lelaki itu.

"Pekerjaan kita selesai, sisanya akan diurus oleh agensi nanti."

Naruto mengangguk, kemudian teringat satu hal.

"Kisara-chan," panggil Naruto.

"Ya, Naruto-kun?" tanya Kisara.

"Sebenarnya... ada sesuatu yang ingin kubicarakan, dan ini sudah cukup lama kupendam."

"Mmn, baiklah, memangnya apa yang ingin kau bicarakan?"

Naruto mengeluarkan sesuatu, yakni sebuah kotak merah dari saku celana-nya.

Kisara melebarkan matanya.

Dengan wajah memerah, Naruto menggaruk pipinya, kemudian angkat bicara.

"Yah... aku bisa bilang banyak hal seperti kau imut, dan manis, tapi intinya... maukah kau..."

"Ya!"

"Eh?"

Kisara berseri.

"Aku bilang... ya... aku mau, jadi teman hidupmu selamanya."

Naruto berkedip, sekali, dua kali, lalu senyumannya berkembang.

"Perlihatkan tanganmu."

Kisara mengangguk sebelum mengangkat satu tangannya. Gadis itu membiarkan Naruto memasang cincin ke salah satu jarinya.

Selesai, Kisara langsung memeluk Naruto, yang tentunya dipeluk balik olehnya.

Kebahagiaan dirasakan oleh mereka saat ini.

.
.
.

"Hey, Naruto-kun."

"Ya?"

"Mungkin ini terdengar cepat, tapi kau mau anak berapa?"

"Hah?!"

END

Salah satu chara favorit author, wkwk :D

Just a Oneshot IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang