Obsession : Main Character

1.5K 172 22
                                    

Jeonghan kini tengah duduk selonjoran diranjang pasiennya seraya menyusui Jungwon, bayi itu masih menjalani masa pemulihan pasca koma. Sekarang Jungwon sedikit tenang setelah tadi muntah dan menangis terus, mungkin itu salah satu efek samping dari obat yang diberikan saat ia koma.

"Cantiknya Mommy, gak papa sayang kalah kamh nangis. Mommy lebih senang kalau kamu nangis daripada tidur terus kayak kemarin. Tapi jangan terlalu kencang ya nangisnya, nanti tenggorokan baby sakit." ucap Jeonghan mengajak bicara putrinya yang hanya mengerjap menatap Jeonghan seraya asyik menyedot sumber energinya.

"Tangannya sakit ya, hem." Jeonghan mengusap pangkal lengan Jungwon, karena punggung tangannya masih tertancap jarum infus. Lengan Jungwon juga diberikan penyangga karena berulang kali jarum infusnya lepas, akibat Jungwon yang banyak bergerak.

"Dii." Jungwon melepaskan pautannya sejenak, sebelum kembali mengulum puting sang Ibu. Bayi itu seolah bertanya dimana keberadaan sang Daddy, yang sejak tadi tidak dapati kehadirannya.

"Daddy lagi kerja, sayang. Nanti daddy kesini." jawab Jeonghan mengusap surai legam putri kecilnya.

"Sudah nen-nya?" tanya Jeonghan kala Jungwon melepaskan putingnya.

Bayi itu menggeleng, menggerakkan tubuhnya kecil sebelum kembali melahap puting Jeonghan. Tingkah kecil Jungwon itu tentu mengundang kekeha gemas dari Jeonghan, dengan tatapan polosnya Jungwon kembali pada posisinya.

"Baby pegal ya posisinya gini terus? Tahan sebentar ya, sayang. Nanti kalau ada yang datang posisi baby pindah, nen-nya ke yang sebelah kanan ya. Sekarang yang kiri dulu, soalnya mommy takut kena tangan baby kalau mindahin sendiri." ucap Jeonghan.

Perempuan itu terus memandangi permata kecilnya, sangat berharga dan menjadi sumber kehidupan untuk Jeonghan. Rasanya dia tidak lagi mau mengingat ataupun membayangkan hari kemarin, dia sungguh ingin menghapus ingatan buruk kemarin.

Jujur dia sekarang jadi takut, dia selalu khawatir ketika Jungwon menutup matanya untuk tidur. Dia takut jika putrinya menutup mata, maka kejadian kemarin saat Jungwon koma akan terulang kembali. Karena itulah terkadang Jeonghan membangunkan Jungwon ketika bayi itu baru beberapa menit tertidur, meskipun harus membuat bayinya menangis karena tidurnya terganggu, tapi itu lebih baik menurut Jeonghan daripada Jungwon kembali tertidur lama.

Perlakuan Jeonghan itu juga sempat mendapatkan teguran, baik dari Seungcheol dan dokter. Namun Jeonghan tetap dengan rasa takutnya, sehingga dia terus melakukan itu.

Jeonghan mengecup kening Jungwon dengan lembut dan cukup lama, menyalurkan ribuan rasa sayang dan cintanya kepada sang permata hati. Meluapkan lautan rasa kasih untuk putri kecilnya itu, yang tidak bisa tertandingi apapun.

"Selamat sore, princess."

"Diii."
Jungwon langsung melepaskan pagutannya dan bangkit begitu mendengar suara Seungcheol. Matanya berbinar dan dengan semangat dia menunjuk Seungcheol, ingin segera berpindah ke gendongan sang Ayah.

"Diii." seru Jungwon lagi dengan semangat ingin segera Seungcheol gendong, membuat sepasang suami istri itu terkekeh dengan gemas.

Seungcheol menggendong Jungwon dengan hati-hati setelag meletakkan tas-Nya di sofa, dia ciumi pipi Jungwon dengan gemas dan rindu. Sementara Jeonghan membenarkan bajunya dan mengambil air dalam gelas dinakas samping ranjangnya.

"Didii." seru Jungwon begitu senang berada digendongan sang Ayah, meskipun tangan kirinya kesulitan ia gerakan karena penyangga, tapi itu tidak menyurutkan semangatnya menyambut sang Ayah.

"Princess kangen banget ya sama daddy, hem? Cuma berapa jam daddy tinggal tapi kangen banget nih kayaknya." ujar Seungcheol kembali menciumi pipi gembil Jungwon, membuat bayi itu memekik senang dan geli.

Writer's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang