Istirahat adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian para siswa siswi. Waktu yang tak akan mereka sia-siakan,karena itu adalah waktu dimana mereka terbebas dari jam yang membosankan.
Banyak sekali para siswa siswi yang menghabiskan waktu diluar kelas. Ada yang sedang dikantin menikmati makanan mereka,ada juga yang dihalaman sekolah bersantai sambil berbincang-bincang dengan temannya. Dan ada juga beberapa siswa siswi yang menghabiskan waktu istirahat mereka di perpustakaan.
Contohnya seperti Giska saat ini. Mungkin jika biasanya dia akan mengikuti kedua sahabatnya itu,tidak untuk kali ini. Ia sedang benar-benar ingin sendiri, jadilah ia memilih pergi ke perpustakaan.
Perpustakaan tidak terlalu banyak siswa siswi yang datang, beberapa saja yang ada. Giska terlihat sedang melihat-lihat rak buku-buku tentang novel misteri. Akhir-akhir ini Giska memang sedang tertarik dengan misteri-misteri yang ditonton nya.
Setelah mendapatkan buku yang ia inginkan,Giska berjalan menuju meja yang tak jauh dari tempatnya berada. Giska menarik kursi yang berada di sela meja tersebut lalu duduk. Giska membuka buku tersebut,satu persatu halaman ia baca dengan seksama memahami setiap kalimat yang dituliskan dibuku itu.
"Kamu baca buku tentang apa?"
Giska yang terkejut langsung menengok ke arah samping. Dilihatnya siswi dengan kacamata dan rambut yang diikat sudah berada disampingnya.
"Oh...itu,tentang.. misteri..??" Jawab Giska dengan ragu. Pasalnya siswi itu tiba-tiba saja berada disampingnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.Gadis itu tersenyum lalu menarik kursi yang ada disana dan duduk tepat disamping Giska.
"Misteri ya?" ucap gadis itu dengan tangan yang menjadi pangkuan kepalanya,gadis it sedikit menarik ujung bibirnya,gadis itu menyeringai.
"Benar.emm,nama lo siapa ya?" tanya Giska pada akhirnya,ia merasa was-was akan gadis didepannya ini.
"Ah benar,aku belum memberitahukan namaku. Perkenalkan nama Cecilia. Pangil saja lia" jawab gadis yang bernama lia itu dengan wajah yang tersenyum. Mungkin bagi sebagian besar senyuman itu adalah senyuman paling manis,tapi tidak untuknya.
'menyeramkan' batin Giska.
"Ah Lia ya,gue Giska" jawab Giska dengan tidak tenang.
Lia hanya memberikan senyuman atas balasan yang Giska berikan. Senyuman itu membuat Giska merinding, seolah-olah senyuman itu mengatakan 'ketemu'.
Giska yang tersadar akan pikiran yang tidak-tidak itu menggelengkan kepalanya supaya pikiran itu hilang dari otaknya.
Melihat hal itu Lia tersenyum tipis tatapannya yang menatap Giska tidak bisa dideskripsikan.
"Oh ya Giska-"
"KRINGGGG WAKTU ISTIRAHAT TELAH SELESAI SILAHKAN PARA SISWA MEMASUKI RUANG KELAS MASING-MASING"
"Wah sayang sekali ya. Padahal aku masih ingin mengobrol denganmu" ucap Lia dengan wajah melasnya, Giska yang melihat pun bergidik ngeri.
"Haha... sayang sekali. Kalau gitu gue mau balik duluan" ucap Giska yang berdiri dari duduknya lalu berjalan sedikit lebih cepat meninggalkan Lia.
Lia yang awalnya tersenyum kini berubah menjadi tatapan yang datar setelah kepergian Giska. Lalu Lia menarik ujung bibirnya,dia menyeringai seram.
"Apa yang akan dia lakukan kali ini" ucapnya nya. Diliriknya buku tergeletak di atas meja milik Giska yang tak sempat Giska kembalikan.
Lia mengambil buku tersebut lalu berjalan ke rak buku dimana buku itu diambil,ia meletakkan buku tersebut persis seperti yang diambil oleh Giska, dengan wajah yang menyeringai lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGISKA
Teen Fiction"Sosok ayah itu ngga bisa tergantikan" ~A. Algiska Putri G~ A. Algiska Putri G, gadis dengan wajah bak bidadari namun tanpa ekspresi. Sifatnya yang acuh tak acuh semakin membuat kaum adam tertarik padanya. Gadis yang kerap dipanggil Giska adal...