35

2 2 0
                                    

Zoe berjalan kembali ke villa dengan senyum yang merekah juga tak lupa ia membawa coca cola untuk melengkapi alibinya.

"Entah ini keberuntungan gue atau Giska yang bodoh banget" Ucapnya dengan hati yang berbunga-bunga.

Zoe lalu meletakkan minuman yang di bawanya di atas meja yang tersedia di sana. Ia membuka tutup botol coca cola,lalu menuangkannya pada tabung minum besar dan ia tambahkan juga es batu.

Zoe mengambil gelas dan mengisinya dengan coca cola itu. Ia berdiri di samping meja sambil meminum minumannya dan melihat teman-temannya yang asik bernyanyi tanpa menyadari bahwa ada yang hilang dari mereka.

Galen yang menyadari bahwa Zoe telah kembali, segera menghampiri gadis itu. Zoe hanya diam tanpa ekspresi saat Galen berjalan mendekatinya.

Galen kini berdiri di hadapan Zoe, ia menatap Zoe datar. tanganya terulur untuk mengambil gelas yang ada di atas meja tersebut, mengisinya dengan minuman yang di minum oleh Zoe. Tak lekas pergi dari sana, Galen ikut berdiri di dekat Zoe sambil meneguk minumannya hingga habis tak tersisa. Sedangkan Zoe tetap diam sambil mengamati gerak-gerik Galen.

Setelah meneguk habis minumnya, Galen mengisi kembali gelasnya yang kosong itu. Di putar-putarkannya gelas miliknya hingga mengguncangkan air di dalamnya. Zoe meneguk salivanya dalam-dalam, jantungnya berdebar tak karuan, ia merasakan panik dengan perilaku Galen.

Galen menghentikan kegiatannya, perlahan ia menoleh ke samping, dengan tatapan datarnya yang penuh intimidasi pada gadis di sampingnya.

"Mana Giska?"

Hanya dua kata saja yang keluar namun sudah membuat bulu kuduk Zoe berdiri. Zoe mencoba menetralkan kembali perasannya dan ekspresinya agar tak terlihat jelas oleh Galen.

"Giska? Tadi dia bilang sama gue kalo dia pulang duluan." Jawab Zoe dengan santai.

"Lo pikir gue bodoh? Gue ga semudah itu di bohongi asal lo tau!!" Bentak Galen pada Zoe. Zoe sedikit tersentak namun ia tetap menormalkan ekspresinya.

Mereka yang ada di sana menyadari bahwa ada keributan mendekati keduanya. Leo yang notabenenya paling dewasa, menarik mundur Galen yang sudah mulai termakan emosi.

"Kalian kenapa? Kenapa malah bertengkar?" Tanya Mona pada keduanya, hingga pandangannya berhenti pada Zoe.

Lagi-lagi Zoe merasakan bahwa dirinya di tatap dengan tatapan intimidasi oleh teman-temannya.

"Kenapa kalian liatnya gitu banget sih?! Bukan gue yang bermasalah tapi dia!" Ucap Zoe sambil menunjuk Galen.

"Itu karena lo sering bikin masalah. Makanaya pada ngga percaya sama omongan lo." Ucap Riko tanpa ekspresi.

Zoe hanya terdiam mendengar ucapan Riko. Ia tak menyangkal hal tersebut.

Lexa di sana menoleh kanan kiri saat menyadari bahwa orang yang disayangnya tak terlihat di sekitarnya.

"Kakak gue mana? Bukannya bareng sama lo tadi?." Tanya Lexa.

"Lah iya, Giska belum balik kah?." Tanya osca juga.

"Itu yang gue ributin sama tu anak." Ucap Galen.

"Giska bilang sama gue kalo dia pulang duluan." Balas Zoe.

"Dan lo ngebiarin hal itu? Pinter banget lo." Balas Galen dengan sarkas. Lagi-lagi Zoe hanya terdiam.

Leo yang mendengar hal itu segera pergi dari sana. Gara pun segara mengambil tindakan untuk mengatur pencarian Giska.

"Lexa sama Riko tetap di Villa jagain cewe-cewe. Gue, samaa tiga orang ini yang keluar buat cari Giska." Titah Gara yang diangguki oleh mereka.

Setelah semua perempuan dengan Lexa dan Riko masuk ke dalam Villa, mereka berempat berkempul untuk segera berbagi tugas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALGISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang