"Bukan yang ini."
"Hm, yang ini juga bukan."
"Yang ini baru saja dipakai minggu lalu."
Benar benar, bagaimana bisa tak ada satupun baju yang bisa digunakan. Acara sore ini 4 jam lagi akan dimulai tapi sejak pagi mencari tak satupun ada baju yang bisa digunakan.
Agak sedikit malu mengatakan bahwa tidak ada baju satupun di depan gundukan baju di depan lemari besar itu. Tapi ini serius, sangat amat serius. Baju baju itu sudah pernah digunakan dan rasanya tidak nyaman sekali jika digunakan berulang kali.
"Masih ada waktu 4 jam untuk acara itu, sebaiknya aku bersiap dan mampir di butik saat diperjalanan nanti." Ucap freya.
Dimulai dengan membersihkan wajah dan menyuci rambutnya lalu di keringkan. Malas sekali jika harus mandi. Dengan mengenakan pakaian biasa, mempoles wajahnya, menata rambutnya dan selesai. Terakhir freya harus memastikan bahwa eyeliner nya sudah terlihat baik.
Memasukan ponsel dan beberapa lembar uang cash ke dalam tas kecilnya karena freya tidak bisa punya dompet, pasti akan hilang.
Berjalan ke arah luar sebelum teringat kalau ia belum memakai parfumnya. Setidaknya ia harus memakai parfum nya jika tidak mandi. Tak lama pintu apartemen nya terbuka dan seorang pria langsung menuju ke arah dapurnya membuka kulkas.
"Relian?" Tanya freya.
Tidak ada jawaban.
Freya mengerutkan keningnya, siapa lagi kalau buka relian yang bisa mengakses sandi apartemen nya . Adik dan orang tuanya tidak mungkin karna pasti akan mengabari jika datang.
"Lian?"
Sedikit berdebar dan takut karna lagi lagi freya tak mendapat jawaban yang ia inginkan. Dengan cepat freya berlalu dari kamar nya menuju dapur dan tidak mendapati seorang pun disana.
Okei, sekarang bukan sedikit takut.
Ketakutan nya sudah meningkat, terlebih saat ia mendengar langkah kaki di belakangnya.
Tapi saat ia merasa ada yang meniup rambutnya dari belakang ketakutan nya pun lenyap seketika digantikan kekesalan.
"Setidaknya jika ingin menakutiku lakukan sampai akhir."
Yang di maksud hanya tertawa cekikikan melihat kekesalan freya.
Freya berbalik dan mendapati pria yang ia panggil dengan nama relian membawakan sebuket bunga untuknya. Bunga lily.
"Aku dalam perjalanan pulang dan melihat bunga lily hari ini segar sekali. Jadi kubawa untukmu" ucap relian. Ya, manis sekali.
"Lalu untuk apa membuka kulkas?" Tanya freya sambil membawa bunga pemberian Relian ke ruang tengah untuk di pajang di vas.
"Aku lapar, kupikir ada es krim di kulkas. Ternyata sudah habis."
Ah, benar. Freya belum berbelanja makanan untuk bulan ini.
"Mau kemana? Wangi sekali."
Freya membelalakkan matanya. Sial, karena Relian, freya lupa kalau ia harus sempat membeli baju dulu sebelum ke acara.
"Kau ini!! Aku jadi lupa." Ucap freya berlalu keluar dengan cepat diikuti Relian.
"Aku mau bertemu temanku. Bantu aku berbelanja besok yah, untuk membawa barang barang belanjaan." Dan Relian pun tertinggal di apartemen freya seorang diri.
Baru saja bertemu, batin Relian.
...
..
.Hai, namaku Relian jevano.
Aku dan freya sudah saling kenal sejak kami berada pada bangku SMA. Ingat sekali waktu itu aku bagian dari tim basket sekolah, seperti cerita drama picisan, memang benar jika bergabung dalam tim basket maka orang itu pasti terkenal dan punya banyak penggemar. Bukan melebihkan tapi itu memang benar adanya.
Dan freya baru mulai mengenalku saat tahun terakhir di sekolah. Tak banyak kenangan yang ada sebelum kami berada pada kelas yang sama di tahun akhir sekolah. Sebatas kami tahu nama masing masing dan ya waktu itu karna sebuah game kami memulai kalimat pertama kami satu sama lain, dan setelah itu berakhir.
Time skip.
Saat kami berada pada kelas yang sama pun, lagi lagi kami tidak mempunyai alasan untuk saling menegur sapa.
Bukan masalah bagiku, karna aku cukup populer di antara junior perempuan di sekolahku. Mereka bahkan menyatakan perasaan mereka dengan terang terangan tanpa ragu, maksudku mereka itu perempuan, bagaimana bisa?
aku cukup mahir dalam olah raga bahkan aku juga memenangkan beberapa lomba akademik di bidang biologi. Okei, sepertinya alasan itu cukup untuk membuatku terkenal saat itu.
Tapi suatu hari siswi junior paling populer pada masa itu menyukaiku. Tak perlu waktu yang lama bagiku untuk mengencaninya. Cerita ini masih sangat jauh sekali dari freya. Akan ku ceritakan lain kali pada kalian.
Namaku Relian Jevano dengan MBTI estp, berzodiak Taurus dan golongan darah AB. Paling suka freya, hobi bertemu freya dan menjahili freya. Jangan beri tahu freya kalau aku paling suka dia.
Baii